B. J. Habibie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
→‎Akhir jabatan: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
→‎Akhir jabatan: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Baris 194:
Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat menjabat sebagai Presiden ialah memperbolehkan diadakannya [[referendum]] [[provinsi Timor Timur]] (sekarang [[Timor Leste]]). Ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia.{{Butuh rujukan}} Pada masa kepresidenannya, Provinsi Timor Timur memperoleh kemerdekaan dari Indonesia dan memilih menjadi negara terpisah yang berdaulat bernama [[Timor Leste]] pada Agustus 1999.<ref>{{Cite book|last=Tirtosudarmo|first=Riwanto|date=Desember 2021|url=https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/view/437/408/6900|title=Mencari Indonesia 1: Demografi-Politik Pasca-Soeharto|location=Jakarta|publisher=Penerbit BRIN|isbn=978-979-799-996-4|pages=6|url-status=live}}</ref> Pemisahan diumumkan pada tanggal 30 Agustus 1999.
 
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkannya.{{Butuh rujukan}}Ketika Habibie menjadi salah satu kandidat dalam pencalonan dan pemilihan presiden oleh MPR pada tahun 1999, pencalonannya ditentang oleh sebagian besar anggota DPR. Dirinya ditentang karena dianggap masih merupakan bagian dari rezim Orde Baru. Penentangan ini datang dari anggota DPR dari partai pengusungnya yaitu [[Partai Golongan Karya]], dan dari anggota DPR lainnya. Kondisi ini juga membuat laporan pertanggung jawaban Habibie sebagai presiden mengalami penolakan pada Sidang Umum MPR tahun 1999. Karena penolakan ini, Habibie mengundurkan diri dari pencalonannya sebagai presiden.<ref>{{Cite book|date=November 2014|url=https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/download/64/59/148?inline=1|title=Pengawasan DPR Era Reformasi: Realitas Penggunaan Hak Interpelasi, Angket, dan Menyatakan Pendapat|location=Jakarta|publisher=LIPI Press|isbn=978-979-799-787-8|editor-last=Ichwanuddin, W., dan Haris, S.|pages=64|url-status=live}}</ref>
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkannya. Upaya ini akhirnya berhasil saat Sidang Umum 1999, ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh [[MPR]].
 
Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah satu pandangan positif itu dikemukakan oleh L. Misbah Hidayat dalam bukunya [[Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden]].<ref>Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden</ref>