Bahasa Melayu Klasik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(31 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Language
|name=Bahasa Melayu Klasik
|nativename=بهاس ملايو کلاسيک
|states=* {{flag|Malaysia}}
|region=[[Kesultanan Melaka|Melaka]], [[Kesultanan Aceh|Aceh]], [[Kesultanan Ternate|Ternate]]
* {{flag|Indonesia}}
* {{flag|Singapura}}
* {{flag|Brunei Darussalam}}
----
|region=* {{flag|Melaka}}
* {{flag|Aceh}}
|speakers=''tidak ada penutur''
|familycolor=Austronesia
Baris 17 ⟶ 12:
|fam6=[[bahasa Melayu|Melayu]]
|script = [[Abjad Jawi]]
|iso1=|iso2b=ors|iso2t=ors
|ancestor=[[Bahasa Proto-Melayu|Proto-Melayu]]|era=Abad ke-14 sampai ke-18 M|ancestor2=[[Bahasa Melayu Kuno|Melayu Kuno]]}}
|contoh_teks_judul=Sisi depan dari [[Prasasti Terengganu]], sebuah prasasti berbahasa Melayu Klasik yang ditulis dalam [[abjad Jawi]] tertanggal 702 [[Hijriah|H]] atau 1303 [[Masehi|M]].
|contoh_ref=http://melayuonline.com/eng/history/dig/437/terengganu-stone-tablet
|contoh_teks={{switcher|
[[Berkas:Pr Trengganu A.jpg|260px|link=|center]]|Gambar prasasti|
{{rtl-para|رسول الله دعں ىع اورح سىاىى مرٮک{{*}}اسا فدا دىوٮ ملىا راى ٮرى همٮا مںكهكں اكاما اسلام {{*}}دعں ٮٮر ٮحارا درما مرٮک مرٯسا ٮكى سكلںں همىا دىوٮ ملىا راى{{*}}دٮٮواكو اٮى ٯٮٮٮو أكاما رسول الله صلى الله علىه وسلم راحا{{*}}مٮدلٮكا ٮع ٮٮر ٮحارا سٮله دٮوٮ ملٮا راى ددالم{{*}}ٮهومى. ٯٮٮٮوں اٮٮو ٯرض فدا سكلںں راحا مںدا{{*}}لںكا اسلام مںورٮ سٮٮٮه دٮوٮ ملٮا راى دعں ںںر{{*}}ںحارا ںرںاحںكى ںںوا ٯٮٮٮوں اٮٮو مک ٮٮٮه سرى ٯادوكا{{*}}ںهں مدودوٯكى ںامرا اٮى دٮٮوا ٮرعكاٮو اد ٯرٮاما ادا{{*}}حمعه دںولں رحٮ دٮاهں سرطاں دسسںكلا{{*}}ںكںدا رسول الله ںله لالو ںوحه راںس دوا}}|Transkripsi prasasti}}
|contoh_romanisasi= Rasulullah dengan yang orang …. bagi mereka ……..{{*}}ada pada Dewata Mulia Raya beri hamba meneguhkan agama Islam{{*}}dengan benar bicara darma meraksa bagi sekalian hamba Dewata Mulia Raya{{*}}di benuaku ini penentu agama Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wa sallama Raja{{*}}mandalika yang benar bicara sebelah Dewata Mulia Raya di dalam{{*}}bhumi. Penentua itu fardlu pada sekalian Raja manda-{{*}}-lika Islam menurut setitah Dewata Mulia Raya dengan benar{{*}}bicara berbajiki benua penentua itu maka titah Seri Paduka{{*}}Tuhan mendudukkan tamra ini di benua Terengganu adipertama ada
Jum’at di bulan Rejab pada tahun sarathan di sasanakala{{*}}Baginda Rasul Allah telah lalu tujuh ratus dua…{{refn|group=ib|Menurut H.S. Paterson (& C.O. Blagden), 'An early Malay Inscription from 14th-century Trengganu', Journ. Mal. Br.R.A.S., II, 1924, hlm. 258–263.}}
|contoh_terjemahan=
<!-- catatan -->
|catatan=<references group="ib"/>
}}
 
'''Bahasa Melayu Klasik''' adalah dialektahap dari [[bahasa Melayu]] yang dipakaimulai dituturkan pada abad ke-14 hingga abad ke-18, oleh [[Kesultanan Melaka]] (abad ke-14), [[Kesultanan Aceh]], dan sejumlah entitas politik lainlainnya diyang sekitarnya,ada hingga abad ke-18. Apakahdi [[dialekNusantara]]. temporal (waktu)Bahasa ini merupakanditulis perkembangan lanjutan daridengan [[bahasaabjad Melayu KunoJawi]], yang dipakai olehyaitu [[KerajaanAksara|sistem Sriwijayapenulisan]] atauyang perkembanganberasal dari dialek[[abjad lain yang berkembang terpisah tidaklah diketahuiArab]]. TidakIa adamerupakan buktiperkembangan tertulislanjutan ataudari laporansalah mengenaisatu perubahan atau evolusi[[dialek]] [[bahasa iniMelayu Kuno]].
 
Bahasa Melayu Klasik ditandaimulai denganberkembang masuknyasecara berbagaimeluas kosakatamenjadi pinjamanbahasa dariMelayu bahasaKlasik Arab,dengan bahasaadanya Parsi,pengaruh dankosakata (pada[[bahasa perkembanganArab]] selanjutnya)dan [[bahasa PortugisPersia]]. Perkembangan ini berkaitberkaitan dengan menguatnya pengaruh agama [[Islam]] di [[Asia Tenggara]] pada sejak [[abad ke-13]]. Pada mulanya, bahasa Melayu Klasik adalah kelompok dialek yang beragam, yang mencerminkan asal-usul beragam kerajaan Melayu di Asia Tenggara. Salah satu dialek yang berkembang dalam tradisi kesusastraan [[Kesultanan Melaka|Melaka]] pada abad ke-15 ini akhirnya menjadi pradominan. Pengaruh kuat Melaka dalam perdagangan antarbangsa di wilayah ini menjadikan bahasa Melayu sebagai [[Basantara|bahasa perantara]] dalam perdagangan dan diplomasi, kedudukan yang dipertahankan sepanjang zaman kesultanan Melayu berikutnya, zaman penjajah Eropa, dan zaman modern. Bahasa Melayu Klasik tercatat pada berbagai naskah-naskah hikayat dan bentuk susastra lainnyalain, peraturan perundanganperundang-undangan, serta surat-surat komunikasi antara penguasa-penguasa Nusantara bagian barat. Terdapat pula beberapa prasasti dari periode awalnya.
 
== Sejarah ==
[[Berkas:KlMuseumBatuBersurat.jpg|thumb|[[Prasasti Terengganu|Batu Bersurat Terengganu]] (1303), bukti terawal tulisan Jawi di dunia Melayu.]]
Periode Melayu Klasik dimulai ketika [[Islam]] bertapak di wilayah ini dan kedudukannya meningkat menjadi [[agama negara]]. Sebagai hasil dari [[Islamisasi|pengislaman]] dan pertumbuhan perdagangan dengan [[dunia Islam]], zaman ini menjadi bukti penyerapan perbendaharaan kata [[bahasa Arab]] dan [[Bahasa Persia|Parsi]] serta penyepaduan [[Budaya Islam|kebudayaan Islam]] utama dengan kebudayaan Melayu setempat. Contoh perbendaharaan kata bahasa Arab yang terkandung dalam bahasa Melayu praklasik yang ditulis dalam aksara Kawi ditemukan dalam [[Prasasti Minye Tujoh]] bertarikh 1380 M dari [[Aceh]] di [[Sumatra]]. Namun demikian, bahasa Melayu praklasik mengambil bentuk yang lebih radikal lebih dari setengah abad sebelumnya sebagaimana dibuktikan dalam [[Prasasti Terengganu|Prasasti Batu Terengganu]] tahun 1303 M serta Prasasti Pangkalan Kempas tahun 1468 M dari [[Semenanjung Malaya]]. Kedua prasasti tersebut tidak hanya berfungsi sebagai bukti Islam sebagai agama negara, tetapi juga sebagai spesimen tertua dari bentuk [[ortografi]] klasik yang dominan, yaitu [[abjad Jawi]]. Prasasti serupa yang memuat berbagai istilah bahasa Arab yang [[Adopsi|diterima pakai]] dengan beberapa di antaranya masih tertulis dalam aksara keindiaan juga ditemukan di bagian lain Sumatra dan Kalimantan.<ref>{{harvnb|Collins|1998|pp=12–15}}</ref><ref name="Abdul Rashid 2006 29">{{harvnb|Abdul Rashid|Amat Juhari|2006|p=29}}</ref>
 
[[Berkas:Frontispiece of a Jawi edition of the Malay Annals.jpg|left|thumb|[[Ilustrasi depan buku|Ilustrasi depan]] salinan ''[[Sulalatus al-Salatin|Sejarah Melayu]]'' (1612), satu-satunya catatan sejarah Kesultanan Melayu pada abad kelima belas yang tersedia.]]
Bahasa Melayu Praklasik berkembang dan mencapai bentuknya yang halus selama zaman kegemilangan Kesultanan Melayu [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan penerusnya [[Kesultanan Johor]] mulai dari abad ke-15.<ref>{{harvnb|Sneddon|2003|pp=74–77}}</ref> Sebagai [[bandar]] yang sibuk dengan 200.000 penduduk yang beragam dari berbagai negara, yang terbesar di Asia Tenggara pada waktu itu, Melaka menjadi kancah lebur berbagai budaya dan bahasa.<ref>{{harvnb|Collins|1998|p=20}}</ref> Lebih banyak kata pinjaman dari bahasa Arab, Parsi, Tamil, dan Tionghoa diserap dan periode ini menjadi saksi berkembangnya [[Sastra Melayu|kesusastraan Melayu Klasik]] serta perkembangan profesional dalam kepemimpinan kerajaan dan penadbiran umum. Berbeda dengan bahasa Melayu Kuno, tema-tema kesusastraan Melaka berkembang melampaui karya [[teologi]] dan [[belles-lettres|susastra]] hias, dibuktikan dengan dimasukkannya [[akuntansi]], [[hukum kelautan|undang-undang kelautan]], [[nota kredit]], dan [[lisensi]] [[perdagangan]] dalam tradisi kesusastraan. Beberapa manuskrip yang menonjol dari kategori ini adalah [[Undang-Undang Melaka]] dan [[Undang-Undang Laut Melaka]]. Tradisi kesusastraan itu semakin diperkaya dengan terjemahan berbagai karya sastra asing seperti [[Hikayat Muhammad Hanafiah]] dan [[Hikayat Amir Hamzah]], serta kemunculan tulisan-tulisan intelektual baru dalam bidang [[filsafat]], [[tasawuf]], [[tafsir]], [[sejarah]], dan lain-lain dalam bahasa Melayu yang diwakili oleh manuskrip seperti [[Sulalatus al-Salatin|Sejarah Melayu]] dan [[Hikayat Hang Tuah]].<ref name="Abdul Rashid 2006 29"/><ref>{{harvnb|Collins|1998|pp=15–20}}</ref>
 
Keberhasilan Melaka sebagai pusat perdagangan, agama, dan hasil kesusastraan menjadikannya titik [[Malayisasi|acuan budaya]] yang penting bagi banyak kesultanan Melayu yang berpengaruh pada abad-abad berikutnya. Hal ini mengakibatkan semakin pentingnya bahasa Melayu Klasik sebagai satu-satunya [[Basantara|bahasa perantara]] di wilayah ini. Melalui hubungan dan perdagangan antaretnik, bahasa Melayu Klasik menyebar ke luar dunia berbahasa Melayu tradisional<ref>{{harvnb|Sneddon|2003|p=59}}</ref> dan menghasilkan bahasa perdagangan yang disebut bahasa Melayu Pasar atau Melayu Rendah<ref>{{harvnb|Sneddon|2003|p=84}}</ref> sebagai lawan dari bahasa Melayu Tinggi Melaka-Johor. Bahkan, Johor juga berperan penting dalam pengenalan bahasa Melayu ke berbagai kawasan di bagian timur kepulauan ini. Umumnya diyakini bahwa [[Bahasa dagang dan kreol Melayu|bahasa Melayu Pasar]] adalah pijin, mungkin dipengaruhi oleh hubungan antara pedagang Melayu, Tionghoa, dan pribumi bukan Melayu. Namun, perkembangan yang paling penting adalah bahasa Melayu pijin yang telah dikreolkan yang menciptakan beberapa bahasa baru seperti [[Bahasa dagang dan kreol Melayu#Melayu Baba|bahasa Melayu Baba]], [[Bahasa Betawi|Melayu Betawi]], dan [[Bahasa dagang dan kreol Melayu#Melayu Indonesia Timur|Melayu Indonesia Timur]].<ref>{{harvnb|Sneddon|2003|p=60}}</ref> Selain menjadi alat utama dalam penyebaran Islam dan kegiatan perdagangan, bahasa Melayu juga menjadi bahasa istana dan persuratan bagi kerajaan-kerajaan di luar [[Dunia Melayu|wilayah]] tradisionalnya seperti [[Kesultanan Aceh|Aceh]] dan [[Kesultanan Ternate|Ternate]] dan juga digunakan dalam komunikasi diplomatik dengan kekuatan penjajah Eropa. Hal ini dibuktikan dari surat-surat diplomatik dari Sultan Abu Hayat II dari Ternate kepada Raja [[João III dari Portugal]] bertarikh 1521 hingga 1522, sepucuk surat dari Sultan Alauddin Riayat Shah dari Aceh kepada Kapten [[Henry Middleton (kapten)|Henry Middleton]] dari [[Perusahaan Hindia Timur Britania]] bertarikh 1602, dan sepucuk surat emas dari Sultan [[Iskandar Muda]] dari Aceh kepada Raja [[James Charles Stuart|James I]] dari [[Inggris]] bertarikh 1615.<ref>{{harvnb|Collins|1998|pp=23–27, 44–52}}</ref>
 
[[Berkas:Leydekker's Judges.jpg|thumb|Kitab-Kitab Hakim Leydekker terjemahan bahasa Melayu dalam abjad Jawi (1733).]]
Zaman ini juga menjadi saksi tumbuhnya minat dalam kalangan orang asing untuk mempelajari bahasa Melayu untuk tujuan perdagangan, misi diplomatik, dan kegiatan-kegiatan misionaris . Oleh sebab itu, banyak buku dalam bentuk daftar kata atau kamus tertulis. Yang tertua adalah daftar kata Melayu-Tionghoa yang disusun oleh pejabat [[Dinasti Ming|Ming]] dari [[Akademi Hanlin#Biro Penerjemah|Biro Penerjemah]] selama kegemilangan Kesultanan Melaka. Kamus itu dikenali sebagai ''[[Huayiyiyu|Man-la-jia Yiyu]]'' ({{lang|zh|滿剌加譯語}}, Terjemahan Kata Melaka) dan berisi 482 entri yang dikategorikan ke dalam 17 bidang yaitu astronomi, geografi, musim dan waktu, tumbuhan, burung dan binatang, rumah dan istana, perilaku dan tubuh manusia, emas dan perhiasan, sosial dan sejarah, warna, ukuran, dan kata-kata umum.<ref name="Braginsky2013">{{Cite book |url=https://books.google.com/books?id=dxwiAwAAQBAJ&q=Gempita+mist&pg=PA366 |title=Classical Civilizations of South-East Asia |date=2013 |publisher=Routledge |isbn=978-1-136-84879-7 |editor-last=Braginsky |editor-first=Vladimir |pages=366– |orig-year=first published 2002}}</ref><ref>{{Cite journal |last1=Edwards |first1=E. D. |last2=Blagden |first2=C. O. |date=1931 |title=A Chinese Vocabulary of Malacca Malay Words and Phrases Collected between A. D. 1403 and 1511 (?) |journal=Bulletin of the School of Oriental Studies, University of London |volume=6 |issue=3 |pages=715–749 |doi=10.1017/S0041977X00093204 |jstor=607205}}</ref><ref>{{Cite journal |last=B. |first=C. O. |date=1939 |title=Corrigenda and Addenda: A Chinese Vocabulary of Malacca Malay Words and Phrases Collected between A. D. 1403 and 1511 (?) |journal=Bulletin of the School of Oriental Studies, University of London |volume=10 |issue=1 |jstor=607921 }}</ref><ref name="Tan2004">{{Cite book |last=Tan |first=Chee-Beng |url=https://books.google.com/books?id=BCmcEkjWOI4C&pg=PA75 |title=Chinese Overseas: Comparative Cultural Issues |date=2004 |publisher=Hong Kong University Press |isbn=978-962-209-662-2 |pages=75–}}</ref><ref name="Tan2004 1">{{Cite book |last=Tan |first=Chee-Beng |url=https://books.google.com/books?id=Ca7UAQAAQBAJ&pg=PA75 |title=Chinese Overseas: Comparative Cultural Issues |date=2004 |publisher=Hong Kong University Press |isbn=978-962-209-661-5 |pages=75–}}</ref><ref name="Chew2013">{{Cite book |last=Chew |first=Phyllis Ghim-Lian |url=https://books.google.com/books?id=5jz6acTOquoC&pg=PA79 |title=A Sociolinguistic History of Early Identities in Singapore: From Colonialism to Nationalism |date=2013 |publisher=Palgrave Macmillan |isbn=978-1-137-01233-3 |pages=79–}}</ref><ref name="Lach2010">{{Cite book |last=Lach |first=Donald F. |url=https://books.google.com/books?id=VToJrBPbQ9AC&pg=PA493 |title=Asia in the Making of Europe, Volume II: A Century of Wonder. Book 3: The Scholarly Disciplines |date=2010 |publisher=The University of Chicago Press |isbn=978-0-226-46713-9 |pages=493–}}</ref><ref>{{Cite thesis |last=黃慧敏 [Ng Fooi Beng] |date=2003 |degree=Master's |publisher=國立政治大學 [National Chengchi University] |url=http://nccur.lib.nccu.edu.tw/handle/140.119/34580<!--do not switch to hdl parameter as it does not work--> |language=zh |script-title=zh:新馬峇峇文學的研究 |page=[http://nccur.lib.nccu.edu.tw/bitstream/140.119/34580/6/59005106.pdf 21]}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.nandazhan.com/jijinhui/nf07p013.htm |last=杨贵谊 |date=8 May 2003 |website=www.nandazhan.com |language=zh |script-title=zh:四夷馆人编的第一部马来语词典: 《满拉加国译语》 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304074315/http://www.nandazhan.com/jijinhui/nf07p013.htm |archive-date=4 March 2016 |access-date=2016-01-05 |df=dmy-all}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://iconada.tv/profiles/blogs/cn008 |date=3 August 2014 |website=iconada.tv |language=zh |script-title=zh:安煥然‧明朝人也學馬來話}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://opinions.sinchew.com.my/node/33525?tid=38 |date=2014-08-03 |website=opinions.sinchew.com.my |script-title=zh:安煥然‧明朝人也學馬來話 |language=zh |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304132901/http://opinions.sinchew.com.my/node/33525?tid=38 |archive-date=4 March 2016 |access-date=5 Januari 2016}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://iconada.tv/m/blogpost?id=3600580%3ABlogPost%3A211706 |date=3 August 2014 |website=iconada.tv |language=zh |script-title=zh:安煥然‧明朝人也學馬來話}}</ref><ref name="Braginskiĭ2007">{{Cite book |last=Braginskiĭ |first=V. I. |url=https://books.google.com/books?id=s1cLAQAAMAAJ&q=Gempita+fog |title=... and Sails the Boat Downstream: Malay Sufi Poems of the Boat |publisher=Department of Languages and Cultures of Southeast Asia and Oceania, University of Leiden |year=2007 |isbn=978-90-73084-24-7 |page=95}}</ref>{{kutipan berlebihan sebaris|date=Oktober 2020}} Pada abad ke-16, daftar kata itu diyakini masih digunakan di Tiongkok ketika pejabat arsip kerajaan Yang Lin meninjau catatan itu pada tahun 1560 M.<ref>{{harvnb|Collins|1998|p=18}}</ref> Pada tahun 1522, daftar kata Melayu-Eropa yang pertama telah disusun oleh penjelajah Italia [[Antonio Pigafetta]], yang bergabung dengan ekspedisi [[sirkumnavigasi|mengelilingi dunia]] [[Ferdinand Magellan|Magellan]]. Daftar kata Melayu-Italia oleh Pigafetta berisi kira-kira 426 entri dan menjadi rujukan utama untuk kamus-kamus Melayu-Latin dan Melayu-Prancis kemudian.<ref>{{harvnb|Collins|1998|p=21}}</ref>
 
Fase awal penjajahan Eropa dimulai dengan kedatangan Portugis pada abad ke-16, Belanda pada abad ke-17 diikuti oleh Britania pada abad ke-18. Periode ini juga menandakan awal [[Kristenisasi|pengkristenan]] di wilayah ini dengan benteng kuatnya di [[Melaka Portugis|Melaka]], [[Kota Ambon|Ambon]], [[Kota Ternate|Ternate]], dan [[Jakarta|Batavia]]. Penerbitan terjemahan-terjemahan Alkitab dimulai sejak abad ketujuh belas walaupun terdapat bukti bahwa misionaris [[Yesuit]], [[Fransiskus Xaverius]], menerjemahkan teks-teks keagamaan yang menyertakan ayat-ayat Alkitab ke dalam bahasa Melayu pada awal abad keenam belas.<ref name="De-Vries">{{cite journal |last1=de Vries |first1=Lourens |date=2018 |title=The First Malay Gospel of Mark (1629–1630) and the Agama Kumpeni|url=https://brill.com/view/journals/bki/174/1/article-p47_3.xml?lang=en |journal=Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia |volume=174 |issue=1 |doi=10.1163/22134379-17401002 |access-date=20 April 2019 |doi-access=free }}</ref> Bahkan, Fransiskus Xaverius mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk misi di empat pusat utama, yaitu [[Melaka]], [[Kota Ambon|Ambon]] dan [[Kota Ternate|Ternate]], [[Jepang]] dan [[Tiongkok]], dua di antaranya berada dalam wilayah berbahasa Melayu. Dalam memudahkan karya-karya misionaris, buku-buku dan manuskrip keagamaan mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu, yang paling awal diprakarsai oleh seorang pedagang Belanda yang saleh, Albert Ruyll pada tahun 1611. Buku berjudul ''Sovrat A B C'' yang ditulis dalam alfabet Latin tidak hanya bermaksud memperkenalkan alfabet Latin, tetapi juga prinsip-prinsip dasar [[Calvinisme]] yang mencakup [[Sepuluh Perintah Allah]], iman, dan beberapa doa. Karya ini kemudian diikuti oleh beberapa [[Alkitab]] yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu, yaitu Injil Mateus dan Markus (1638), Lukas dan Johannes (1646), Injil dan Perbuatan (1651), Kitab Kejadian (1662), Perjanjian Baru (1668), dan Mazmur (1689).<ref>{{harvnb|Collins|1998|p=55&61}}</ref>
 
== Prasasti ==
Terdapat tiga [[prasasti]] yang penting:
 
# Prasasti di [[Pagar Ruyung]], [[Minangkabau]] (1356) ditulis dalam [[Aksara Kawi|aksara kawi]] mengandung [[prosa]] Melayu Kuno dan beberapa baris sajak dalam [[bahasa Sanskerta]]. Bahasanya berbeda sedikit dengan bahasa batu bertulis abad ke-7.
# [[Prasasti Minyetujoh]], [[Aceh]] ([[1380]]), untuk pertama kalinya mencatat penggunaan kata-kata [[bahasa Arab|Arab]] seperti kata "nabi", "Allah", dan "rahmat".
Baris 45 ⟶ 64:
 
:* Kalimat yang panjang, berulang, dan berbelit-belit. <p>
:* Mempunyai banyak kalimat pasif dandengan sungsangsusunannya yang agak terbalik<p>
:* Menggunakan bahasa istana <p>
:* Menggunakan kosakataperkataan klasik seperti ''ratna mutu manikam, edan kesmaran (mabuk asmara), sahaya, masygul'' (bersedih) <p>
:* Banyak menggunakan perdu perkataan (kata pangkal kalimat) seperti ''sebermula, alkisah, hatta, adapun''. <p>
:* Banyak menggunakan partikel ''pun'' dan ''lah'' <p>
:* MenggunakanDitulis dengan [[abjad Jawi]], yaitu abjadsistem penulisan yang dipinjamberasal dari bahasa[[abjad Arab yang telah ditambah]] dengan beberapa huruf tambahan.
:* TelahBanyak menerimamenggunakan berbagaikata jenispinjaman kosakatadari bahasa Arab dan Parsi[[Bahasa Persia|Persia]] dalam berbagai bidang bahasapengetahuan, sepertimisalnya bidang ilmu keagamaan, undangperundang-undangundangan (hukum), kesusastraan, pemerintahan dan penadbiran (administrasipengelolaan), perobatan, filsafat, tasawuf, danserta katabeberapa perkataan dasar/sehari-kata umumhari.
:* FrasaSusunan frasa dan kalimatkalimatnya yang memiliki pengaruh bahasa Arab, terutama dalam kitab-kitab klasik Melayu. sepertiMisalnya frasa ''ketahuilah olehmu'' (dari terjemahan ''I’lamL'', ''maka kemudian daripada itu'' (dari ''Amma ba’du''); atau pada kalimat ''sunat berbuka atas tamar'' dan lain-lain. Frasa dan kalimat bentuktersebut inimemiliki merupakansusunan seperti itu karena merupalan hasil dari terjemahan harfiah (secara langsung) dari teks-teks bahasaberbahasa Arab.
:* Unsur-Banyak mengandung unsur filsafat Islam terdapat dalam banyaktulisannya, tulisankhususnya Melayuyang sepertiberkaitan dalam bidangdengan ilmu-ilmu kalamIslam, tasawuf,sebagai ilmuakibat Aqa’iddari al-Iman,pengaruh dan lain-lainIslam. IniHal ini berbeda dengan [[bahasa Melayu zaman kuno atau HinduKuno]].
 
== Tokoh dan hasil karya ==
Baris 72 ⟶ 91:
 
{{DEFAULTSORT:Melayu Klasik, Bahasa}}
[[Kategori:BahasaRumpun bahasa Austronesia]]
[[Kategori:Bahasa Melayu]]
[[Kategori:Melayu]]