Bahasa Muzarab

bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa
Revisi sejak 21 Januari 2008 09.07 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)

bahasa {{{1}}}

Bahasa Muzarab (مٷظاراب), Mozarab, Mozárabe, atau Musta'rib merupakan sebuah dialect continuum dari dialek-dialek mirip-Latin yang digunakan terutama oleh orang-orang Kristen di Al-Andalus,[1] daerah kekuasaan Muslim di Semenanjung Iberia, selama tahap-tahap awal perkembangan bahasa-bahasa Roman (mirip-Latin) di Iberia. Kelompok dialek ini kemudian dikenal dengan nama Bahasa Muzarab, sekalipun bahasa ini tidak pernah memiliki suatu standar baku. Bahasa ini merupakan bahasa Roman dengan pengaruh Arab.[1] Tidak seperti bahasa-bahasa Roman lain yang dituliskan dalam huruf Latin, Bahasa Muzarab dituliskan alam abjad Arab. Saat ini Bahasa Muzarab telah menjadi bahasa mati, yaitu bahasa yang tidak dipertuturkan lagi.

Bahasa Muzarab pertama kali dituliskan di Iberia sebagai lirik paduan suara (kharja) abad ke-9 yang disebut muwasysyah. Karena dituliskan dalam abjad Arab, vokal-vokal dari tulisan Muzarab harus direkonstruksi sebelum dapat dimengerti. Hasilnya, Bahasa Muzarab lebih kuno dari bahasa-bahasa Roman lainnya.

Bahasa Muzarab memiliki akibat yang amat penting dalam pembentukan Bahasa Portugis dan Bahasa Spanyol, dan terutama Bahasa Valencia. Bahasa Muzarab banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab Andalusi, dan keberadaan Bahasa Muzarab juga menjelaskan kenapa bahasa-bahasa di Iberia menyerap begitu banyak kata dari Bahasa Arab.

Contoh teks (abad ke-11)

Muzarab: Spanyol: Valencia: Portugis: Latin: Indonesia:

Mio sîdî ïbrâhîm
yâ tú, uemme dolge!
Fente mib
de nohte.
In non, si non keris,
irey-me tib,
gari-me a ob
legar-te.

Mi señor Ibrahim,
¡oh tú, hombre dulce!
Vente a mí
de noche.
Si no, si no quieres,
iréme a ti,
dime a dónde
encontrarte.

El meu senyor Ibrahim,
oh tu, home dolç!
Vine't a mi
de nit.
Si no, si no vols,
aniré'm a tu,
digues-me a on
trobar-te.

Meu senhor Ibrahim,
ó tu, homem doce!
Vem a mim
de noite.
Senão, se não quiseres,
ir-me-ei a ti,
diz-me onde
te encontro.

O domine mi Ibrahim,
o tu, homo dulcis!
Veni mihi
nocte.
Si non, si non vis,
ibo tibi,
dic mihi ubi
te inveniam.

Tuanku Ibrahim,
wahai kau, pria manis!
Datanglah padaku
di malam hari.
Kalau tidak, kalau kau tak mau,
aku 'kan datang padamu,
katakan dimana aku
harus menemuimu.

Lihat pula

Catatan kaki

Pranala luar