Bank Umum Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
 
Baris 3:
== Sejarah ==
 
Bank Umum Nasional (atau lebih dikenal dengan singkatan BUN) didirikan pada tanggal 2 September 1952 berdasarkan Akta No. 16 diubah dengan Akta No. 34 tanggal 7 November 1952 dibuat dihadapan Notaris R.M.Soerojo dengan tujuan mengembangkan usaha perbankan nasional dalam membangun sendi-sendi ekonomi nasional.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=UeDsAAAAMAAJ&q=dengan+tujuan+mengembangkan+usaha+perbankan+nasional+dalam+kerangka&dq=dengan+tujuan+mengembangkan+usaha+perbankan+nasional+dalam+kerangka&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjn5d7VlZznAhXjmeYKHb3xDB4Q6AEIKTAA]</ref> Bank ini pada awalnya dimiliki oleh beberapa tokoh PNI (Partai Nasional Indonesia) di Jakarta. Dalam perkembangannya bank tersebut dipimpin oleh petinggi PNI, yaitu wakil ketua umum PNI, [[Suwiryo]] sebagai presiden bank, [[Ong Eng Die]] sebagai wakil presiden bank dan [[Iskak Tjokroadisurjo]] sebagai ketua dewan direksi.<ref name="books.google.co.id">[https://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA49&dq=iskaq+Bank+umum+nasional&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiy8Ju_lpznAhUhmeYKHSBmBXwQ6AEILzAB#v=onepage&q=iskaq%20Bank%20umum%20nasional&f=false]</ref> Sejarah awal bank ini, seperti dicatat oleh Richard RobinsonRobison dalam buku ''Indonesia: The Rise of Capital'' sangat dipengaruhi oleh PNI yang berkuasa pada saat itu ([[Kabinet Ali Sastroamidjojo I|Kabinet Ali I]]), seperti perintah dari Ong dan Iskaq yang meminta bank ini menjadi tempat sejumlah lembaga pemerintah mendepositkan uangnya.<ref name="books.google.co.id"/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=GQUXAAAAIAAJ&q=iskaq+Bank+umum+nasional&dq=iskaq+Bank+umum+nasional&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiy8Ju_lpznAhUhmeYKHSBmBXwQ6AEIRzAE]</ref>
 
Pada tahun 1967 bank tersebut hampir mengalami keruntuhan karena krisis ekonomi pada saat itu. Lagi-lagi, keterkaitan bank ini dengan kekuasaan terlihat pada saat tahun yang sama, pada saat itulah pemerintah Soeharto yang diwakili oleh kelompok OPSUS pimpinan [[Ali Murtopo]] berusaha menekan PNI untuk "patuh" kepada Presiden, sehingga agar PNI lebih taat, maka OPSUS kemudian memutuskan untuk menyelamatkan BUN lewat cara penyuntikan dana.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=0lldDwAAQBAJ&pg=PA95&dq=bank+umum+nasional+PNI+opsus&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi8z6aFmJznAhXKbX0KHRHABIoQ6AEIMzAB#v=onepage&q=bank%20umum%20nasional%20PNI%20opsus&f=false]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=TJptHWc4i1EC&pg=PA259&dq=bank+umum+nasional+PNI+opsus&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi8z6aFmJznAhXKbX0KHRHABIoQ6AEIKTAA#v=onepage&q=bank%20umum%20nasional%20PNI%20opsus&f=false]</ref> Operasi ini dilakukan dengan menggunakan tangan salah satu teman terdekat Murtopo, [[Njoo Han Siang]] (bersama Dr. [[Suhardiman]] dan Thomas Suyatno<ref name="ReferenceA">[https://books.google.co.id/books?id=lEGrOWWEvswC&pg=PA255&dq=Bank+umum+nasional+njoo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjovNWImpznAhXeH7cAHSA2D5MQ6AEIKTAA#v=onepage&q=Bank%20umum%20nasional%20njoo&f=false]</ref>).<ref name="ReferenceB">[https://books.google.co.id/books?id=x-mFC0VBL-wC&pg=PA34&dq=njoo+han+murtopo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwisvq6kmZznAhXFeisKHXYqCAQQ6AEIKTAA#v=onepage&q=njoo%20han%20murtopo&f=false]</ref> Saham Murtopo kemudian beralih ke tangan perwira OPSUS, Agus Hernowo dan sisanya tetap dimiliki oleh Njoo.<ref name="ReferenceB"/> Posisi Njoo adalah sebagai direktur utama (1968-1972), lalu sebagai komisaris utama (1972-1977)<ref name="ReferenceA"/>