Benda (pohon): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
+
k Bot: Penggantian teks otomatis (-[[File: +[[Berkas:)
Baris 27:
 
== Pengenalan ==
[[FileBerkas:Arto elast 101014-7647 y mp.JPG|thumb|left|180px|Daun pohon muda bercangap]]
[[Pohon]] berukuran sedang; jarang-jarang mencapai tinggi 45(-65) [[meter|m]], batang bebas cabang bisa mencapai 30 m dan gemang batang hingga 125(-210) [[sentimeter|cm]]. [[Banir]] mencapai tinggi 3 m di atas tanah. [[Pepagan]] kelabu-cokelat, bagian dalamnya kekuningan hingga cokelat pucat; [[lateks]]nya berwarna putih kekuningan.<ref name="argent"/><ref name="pros5">{{aut|Djarwaningsih, T., D.S. Alonzo, S. Sudo, and M.S.M. Sosef.}} 1995. ''Artocarpus'' J.R. Forster & J.G. Forster. in R.M.H.J. Lemmens, I. Soerianegara and W.C. Wong (eds.). ''Timber Trees: minor commercial timber''. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) '''5'''(2): 65.</ref>
 
Ranting-ranting tebalnya 8-20 [[milimeter|mm]], berambut rapat keemasan. [[Daun penumpu]] membungkus ujung ranting, 6-20 cm, berambut panjang kuning hingga merah. [[Daun|Daun-daun]] kaku menjangat, bundar telur jorong, 12,5-60 × 10-35 cm; pertulangan daun dengan rambut kasar keemasan di sisi atas dan rambut keemasan rapat di sisi bawah; ujungnya runcing hingga meruncing; bertepi rata hingga menggelombang; pangkalnya membulat hingga menyempit. Daun pada anak pohon berbeda bentuk, berbagi atau bercangap 7-9 taju, panjang 60-120 cm.<ref name="argent">{{aut|Argent, G. ''et al.''}}. t.t. ''Manual of the Larger and More Important Non-Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Indonesia''. Vol. '''2''': 433. Forest Research Institute, Samarinda.</ref>
 
[[FileBerkas:Arto elast 101102-8367 b lap.JPG|thumb|left|180px|Banir (akar papan) pohon punuk muda]]
[[Bunga majemuk|Perbungaan]] dalam [[bongkol]] di ketiak, pada ranting yang berdaun. Bongkol jantan serupa jari gemuk, 6-20 × 2,5-3,8 cm; kuning, kemudian cokelat. [[Buah#Pembentukan buah|Buah semu]] (''syncarp'') kuning-cokelat, kemudian cokelat; silindris, lk. 11,5 x 5,5 cm, tertutup rapat oleh tonjolan-tonjolan serupa duri pendek dalam dua ukuran; bertangkai 6,5-12 cm; buah berbau kurang enak jika masak. [[Biji|Biji-biji]] elipsoid, 10 × 6 mm, terbungkus ‘daging buah’ (sebetulnya perkembangan tenda bunga) berwarna putih.<ref name="argent"/>
 
Baris 46:
Pepagan benda menghasilkan serat yang dapat dipergunakan sebagai tali, atau bahan pakaian orang [[Dayak]] di masa lalu. Bahan tali ini di daerah [[Sungai Barito|Barito]] disebut ''tambaran'', sedangkan di pedalaman [[Kabupaten Ketapang|Ketapang]] disebut ''kapuak''. Tambaran diperoleh dari anak pohon yang berumur 2-4 tahun, dari pepagan bagian dalam yang lunak dan lembut. Anak pohon itu mula-mula ditebang, dan batangnya dipotong-potong sepanjang setengah meter (atau sesuai kebutuhan) dan dikelupas kulitnya. Kulit bagian dalam itu, setelah dipisahkan dari pepagan luar yang keras, kemudian dibersihkan dengan sepotong besi yang bergerigi.<ref name="heyne"/>
 
[[FileBerkas:Kapuak 101012-7494 mp.JPG|thumb|left|180px|Tali kapuak, beserta alat pemukulnya]]
Cara lain untuk memperoleh tali kapuak adalah dengan memukul-mukul pepagan bagian dalam tadi dengan palu kayu yang ujungnya beralur atau bergerigi, sambil dibersihkan dalam air. Serat halus yang diperoleh kemudian dicuci dan dikeringkan. Tali kapuak masih dipergunakan di berbagai daerah di [[Kalimantan]] hingga kini, sebagai tali untuk menggendong ''kebuduk'' (keranjang angkut tradisional) atau untuk mengikat pelbagai perabotan rumah tangga.
 
=== Kayu ===
[[FileBerkas:Arto elast 101104-8690 w lap.JPG|thumb|left|180px|Kayu terap; gubal dan terasnya tak dapat dibedakan]]
Kayu benda, dalam perdagangan digolongkan sebagai [[kayu terap]]; yakni kayu ringan dengan kerapatan kayu (pada kadar air 15%) antara 365 – 640 [[kilogram|kg]]/[[meter|m]]<sup>3</sup>.<ref name="pros5"/> Sebagaimana dikutip [[Karel Heyne|Heyne]], kayu ini bersifat halus atau agak halus, sedikit padat sampai agak padat, berserat kasar, mengkilat, berwarna kuning muda namun akhirnya menjadi cokelat. Keawetannya tergolong rendah, termasuk kelas awet III-IV; dan mudah dirusak [[rayap]]. Untuk digunakan sebagai tiang atau papan [[rumah]], orang lebih menyukai kayu terap yang agak berat. Selain itu, kayu ini digunakan pula untuk membuat [[perahu]].<ref name="heyne"/>