Buddhisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k membetulkan tanda diakritik |
|||
Baris 44:
| quote = }}</ref> Untuk mencapai Nibbana seseorang melakukan [[Kebajikan|perbuatan benar]], tidak melakukan [[Perbuatan melanggar hukum|perbuatan salah]], mempraktikkan [[Meditasi Buddhis|meditasi]] untuk menjaga [[pikiran]] agar selalu pada kondisi yang baik atau murni dan mampu memahami fenomena [[Mental|batin]] dan [[jasmani]].
Dua aliran utama Buddhisme yang masih ada yang diakui secara umum oleh para ahli: [[Theravada|Theravāda]] ("Aliran Para Sesepuh") dan [[Mahayana|Mahāyāna]] ("Kendaraan Agung"). [[Vajrayana|Vajrāyāna]], suatu bentuk ajaran yang dihubungkan dengan ''siddha India'', dapat dianggap juga sebagai aliran ketiga atau hanya merupakan bagian dari
Dalam Buddhisme
Setiap aliran Buddha berpegang kepada [[Tipitaka]] sebagai referensi utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam tiga buku yaitu ''[[Sutta Piṭaka]]'' (khotbah-khotbah Sang Buddha), ''[[Vinaya Piṭaka]]'' (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan ''[[Abhidhamma Piṭaka]]'' (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
Seluruh naskah aliran
| url =http://www.becsurabaya.org/artikel/kumpulan-dhamma/320-perbedaan-dan-persamaan-antara-theravada-dan-mahayana.html
| title = Perbedaan Dan Persamaan Antara Theravada Dan Mahayana
Baris 61:
| quote = }}</ref>
Seluruh naskah aliran
== Sejarah ==
Baris 80:
=== Empat Kebenaran Mulia ===
{{utama|Empat Kebenaran Mulia}}
Ajaran dasar Buddhisme dikenal sebagai '''Empat Kebenaran Mulia''' atau '''Empat Kebenaran Ariya''' (''
|last1 = [[K. Sri Dhammananda]]|first1 =
|title = Keyakinan Umat Buddha
Baris 115:
Nirodha adalah pemadaman. Pemadaman kesengsaraan dapat dilakukan dengan menghapus keinginan secara sempurna sehingga tidak ada lagi tempat untuk keinginan tersebut.
Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa dukkha bisa dihentikan yaitu dengan cara menyingkirkan
* '''Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha''' (''Dukkha Nirodha Ariya Sacca'')
Baris 122:
Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa ada jalan atau cara untuk menghentikan dukkha, yakni melalui [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]]. Jalan Menuju Terhentinya Dukkha dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:<ref name="catur"/>
** Kebijaksanaan (''Paññā''), terdiri dari Pengertian Benar (''sammā-ditthi'') dan Pikiran Benar (''sammā-saṇkappa'')
** Kemoralan (''Sila''), terdiri dari Ucapan Benar (''sammā-vācā''), Perbuatan Benar (
** Konsentrasi (''Samādhi''), terdiri dari Daya-upaya Benar (''sammā-vāyāma''), Perhatian Benar (''sammā-sati''), dan Konsentrasi Benar (''sammā-samādhi'')
Baris 130:
{{utama|Jalan Mulia Berunsur Delapan}}
[[Berkas:Dharma Wheel.svg|jmpl|''[[Dharmacakra]]'' melambangkan [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]]]]
Dalam '''''Dhammacakkappavattana Sutta;
| url = http://bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=51
| title = Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga)
Baris 190:
2. Pikiran Benar (''Sammā Saṇkappa'')<br/>
Pikiran Benar adalah pikiran yang bebas dari:
:a. Pikiran yang bebas dari nafsu-nafsu keduniawian (''nekkhamma-
:b. Pikiran yang bebas dari kebencian (''
:c. Pikiran yang bebas dari kekejaman (''
3. Ucapan Benar (''Sammā Vāca'')<br/>
Ucapan Benar adalah berusaha menahan diri dari berbohong (''musāvāda''), memfitnah (''
:a. Ucapan itu benar
:b. Ucapan itu beralasan
Baris 205:
5. Penghidupan Benar (''Sammā Ājiva'')<br/>
Penghidupan Benar berarti menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain. "Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari (
:a. makhluk hidup
:b. senjata
Baris 246:
|isbn = }}</ref>
Buddha dalam '''Nibbedhika Sutta;
| url = http://bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=55
| title = Kamma (Perbuatan)
Baris 267:
Kamma atau sering disebut sebagai Hukum Kamma merupakan salah satu hukum alam yang bekerja berdasarkan prinsip sebab akibat. Selama suatu makhluk berkehendak, melakukan kamma (perbuatan) sebagai sebab maka akan menimbulkan akibat atau hasil. Akibat atau hasil yang ditimbulkan dari kamma disebut sebagai ''Kamma Vipaka''.
Dalam '''Samuddaka Sutta;
"Sesuai dengan benih yang di tabur, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanya".
Baris 366:
== Aliran dan tradisi Ajaran Buddha ==
Umat Buddha secara umum mengklasifikasikan diri mereka sebagai [[Theravada|Theravāda]] atau [[Mahayana|Mahāyāna]].{{sfn|Keown|1996|p=12}} Klasifikasi ini juga digunakan oleh beberapa ahli{{sfn|Smith|2006|pp=}} dan merupakan salah satu penggunaan yang lazim dalam bahasa Inggris.
=== Buddha
{{main|Buddha Mahayana}}
[[Berkas:Hong Kong Budha.jpg|jmpl|250px|Patung Buddha Tian Tan. Vihara Po Lin, pulau Lantau, Hong Kong]]
[[Sutra Teratai]] merupakan Referensi sampingan penganut Buddha aliran [[Buddha Mahayana|
Pemujaan kepada Buddha [[Amitabha]] (Amitayus) merupakan salah satu aliran utama Buddha [[Mahayana|Mahāyāna]]. Surga Barat merupakan tempat tujuan umat Buddha aliran Sukhavati selepas mereka meninggal dunia dengan berkat kebaktian mereka terhadap Buddha Amitabha di mana mereka tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir dan dari sana menolong semua makhluk hidup yang masih menderita di bumi.
Mereka mempercayai mereka akan lahir semula di Sorga Barat untuk menunggu saat Buddha Amitabha memberikan khotbah [[Dhamma]] dan Buddha Amitabha akan memimpin mereka ke tahap mencapai 'Buddhi' (tahap kesempurnaan di mana kejahilan, kebencian dan ketamakan tidak ada lagi). Ia merupakan pemahaman Buddha yang paling disukai oleh orang [[Tionghoa]].
Baris 379:
Seorang Buddha bukannya dewa atau makhluk suci yang memberikan kesejahteraan. Semua Buddha adalah pemimpin segala kehidupan ke arah mencapai kebebasan daripada kesengsaraan. Hasil amalan ajaran Buddha inilah yang akan membawa kesejahteraan kepada pengamalnya.
Menurut [[Buddha Gautama]], kenikmatan Kesadaran [[Nirwana]] yang dicapainya di bawah pohon Bodhi, tersedia kepada semua makhluk apabila mereka dilahirkan sebagai manusia. Menekankan konsep ini, aliran Buddha [[Mahayana|Mahāyāna]] khususnya merujuk kepada banyak Buddha dan juga ''bodhisattva'' (makhluk yang tekad "committed" pada Kesadaran tetapi menangguhkan Nirvana mereka agar dapat membantu orang lain pada jalan itu). Dalam [[Tipitaka]] suci - intipati teks suci Buddha - tidak terbilang Buddha yang lalu dan hidup mereka telah disebut "spoken of", termasuk Buddha yang akan datang, [[Maitreya|Buddha Maitreya]] .
=== Buddha
{{utama|Buddha Theravada}}
Aliran
==== Gramatika ====
Istilah
==== Sejarah ====
Sejarah
Diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei), berlangsung selama 2 bulan dipimpin oleh [[Mahakassapa|Y.A. Mahakassapa]] dan dihadiri oleh 500 orang [[Bhikkhu]] yang semuanya [[Arahat]]. Sidang diadakan di [[Gua Saptaparni]] di kota [[Rajgir|Rajagaha]]. Sponsor sidang agung ini adalah [[Raja Ajatasatu]]. Tujuan Sidang adalah menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang [[Dhamma]] dan [[Vinaya]] agar Ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. [[Upali|Y.A. Upali]] mengulang Vinaya dan [[Ananda|Y.A. Ananda]] mengulang Dhamma.
Sidang Agung Sangha ke-2, pada tahun 443 SM, [[di mana]] awal Buddhisme mulai terbagi menjadi 2. Di satu sisi kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor dalam Vinaya, di sisi lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya. Kelompok yang ingin perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan Mahasanghika yang merupakan cikal bakal
Sidang Agung Sangha ke-3 (313 SM), Sidang ini hanya diikuti oleh kelompok [[Sthaviravada]]. Sidang ini memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya, dan [[Moggaliputta-Tissa]] sebagai pimpinan sidang menyelesaikan buku Kathavatthu yang berisi penyimpangan-penyimpangan dari aliran lain. Saat itu pula [[Abhidharma|Abhidhamma]] dimasukkan. Setelah itu ajaran-ajaran ini di tulis dan disahkan oleh sidang. Kemudian [[Y.M. Mahinda]] (putra Raja Asoka) membawa [[Tipitaka]] ini ke Sri Lanka tanpa ada yang hilang sampai sekarang dan menyebarkan Buddha Dhamma di sana. Di sana ajaran ini dikenal sebagai
==== Kitab suci ajaran Buddha ====
Kitab suci yang dipergunakan dalam agama [[Buddha Theravada|Buddha Theravāda]] adalah kitab suci [[Tripitaka]] yang dikenal sebagai [[Kanon Pali]] (Pali Canon). Kitab suci Agama Buddha yang paling tua, yang diketahui hingga sekarang, tertulis dalam Bahasa Pali/Magadhi Kuno, yang terbagi dalam tiga kelompok besar (yang disebut sebagai "pitaka" atau "keranjang") yaitu: [[Vinaya Pitaka]], [[Sutta Piṭaka]], dan [[Abhidhamma Pitaka]]. Karena terdiri dari tiga kelompok tersebut, maka Kitab Suci Agama Buddha dinamakan Tipitaka (Pali).
== Hari raya ==
Baris 429:
=== Penyebaran di India dan Asia Tengah ===
{{utama|Agama Buddha di India dan Asia Tengah}}
Dimulai dari India, tempat di mana Buddha Gautama lahir dan wafat. 100 tahun setelah Buddha mencapai [[Nirwana]], ajaran Buddha Gautama mulai memudar sehingga para [[biksu]] disana memutuskan untuk mulai melestarikannya agar tetap hidup. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat ''[[Dharma]]'' atau pengajaran. Di India jugalah tempat di mana mulai terbentuknya aliran [[Mahayana|Mahāyāna]] dan [[Theravada|Theravāda]] akibat perselisihan antara kelompok biarawan dan para kaum tua.
Selain melalui kaum biarawan,agama Buddha juga disebarkan oleh raja-raja besar di India seperti [[Raja Ashoka]]. Ia mengajarkan kepada rakyatnya untuk tidak berpikiran jahat seperti serakah dan mudah marah. Ia menanamkan nilai-nilai moral, seperti menghargai kebenaran, cinta kasih dan amal. Ashoka juga mengirim misionaris Buddha keberbagai negara tetangga, termasuk ke Sri Lanka di mana mereka diterima baik sehingga Sri Lanka menjadi basis agama Buddha.
Baris 450:
{{utama|Agama Buddha di Indonesia}}
[[Berkas:Borobudur-Nothwest-view.jpg|jmpl|400px|[[Candi Borobudur]], monumen [[Dinasti Syailendra]] yang dibangun di [[Magelang]], [[Jawa Tengah]].]]
Pada akhir [[abad ke-5]], seorang biksu Buddha dari India mendarat di sebuah kerajaan di [[Pulau Jawa]], tepatnya di [[Jawa Tengah]] sekarang. Pada akhir [[abad ke-7]], [[I Tsing]], seorang peziarah Buddha dari Tiongkok, berkunjung ke [[Pulau Sumatra]] (kala itu disebut [[Swarnabhumi]]), yang kala itu merupakan bagian dari kerajaan [[Sriwijaya]]. Ia menemukan bahwa Buddhisme diterima secara luas oleh rakyat, dan ibu kota Sriwijaya (sekarang [[Palembang]]), merupakan pusat penting untuk pembelajaran Buddhisme (kala itu [[Buddha Vajrayana|Buddha Vajrāyāna]]). I Tsing belajar di Sriwijaya selama beberapa waktu sebelum melanjutkan perjalanannya ke India.
Pada pertengahan [[abad ke-8]], Jawa Tengah berada di bawah kekuasaan raja-raja [[Dinasti Syailendra]] yang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun berbagai monumen Buddha di Jawa, yang paling terkenal yaitu [[Candi Borobudur]]. Monumen ini selesai di bagian awal [[abad ke-9]].
Baris 484:
Buddhisme diperkirakan dipraktikkan oleh sekitar 488 juta,<ref group="web" name="auto"/> 495 juta,{{sfn|Johnson |2013|pp=34–37}} atau 535 juta{{sfn|Harvey|2013|p=5}} penduduk dunia per tahun 2010, merepresentasikan 7% sampai 8% total populasi dunia.
[[Tiongkok]] merupakan negara dengan populasi Buddhis terbesar, sekitar 244 juta jiwa atau 18,2% dari total populasinya.<ref group="web" name="auto"/> Mereka kebanyakan adalah pengikut [[Agama Buddha di Tiongkok|aliran Buddhisme]] [[Mahayana|Mahāyāna]], menjadikan
Berdasarkan analisis demografi yang dilaporkan oleh Peter Harvey (2013){{sfn|Harvey|2013|p=5}}:
''
Menurut ''Johnson and Grim'' (2013), agama Buddha telah tumbuh dari total 138 juta penganut pada tahun 1910, dengan 137 juta berada di [[Asia]], menjadi 495 juta pada tahun 2010, dengan 487 juta berada di Asia.{{sfn|Johnson |2013|pp=34–37}}
|