Calvinisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 104:
Meskipun penulis-penulis Kristen terdahulu mengajarkan unsur-unsur kematian jasmani, kelemahan moral, dan kecenderungan untuk berbuat dosa dalam dosa asal, Agustinus adalah yang pertama untuk menambahkan konsep kebersalahan (''reatus'') yang diwariskan dari Adam di mana setiap bayi dilahirkan dalam kondisi terkutuk secara kekal dan manusia tidak memiliki kemampuan yang tersisa untuk berespons terhadap Allah.<ref>{{cite book |last1=Wilson |first1=Kenneth |title=Augustine's Conversion from Traditional Free Choice to 'Non-fee' Free Will: A Comprehensive Methodology |date=2018 |publisher=Mohr Siebeck |location=Tübingen |isbn=978-3-16-155753-8 |pages=35, 37, 93, 127, 140, 146, 150, 153, 221, 231–233, 279–280, 295}}</ref> Para teolog Reformed menekankan bahwa keberdosaan ini mempengaruhi seluruh natur seseorang, termasuk kehendak mereka. Pandangan ini, bahwa dosa sangat mendominasi manusia sehingga mereka tidak mampu menghindari dosa, disebut sebagai [[kerusakan total]].{{sfn|McKim|2001|pp=71–72}} Sebagai akibat, setiap dari keturunan mereka mewarisi noda kerusakan. Kondisi ini, yang menjadi kondisi bawaan setiap manusia, dikenal dalam teologi Kristen sebagai ''dosa asal''.
Menurut Calvin, dosa asal adalah "kerusakan natur kita yang diwariskan, menjangkau seluruh bagian jiwa." Calvin menegaskan manusia sangat dibengkokkan oleh dosa asal sehingga "semua yang pikiran kita hasilkan, renungkan, rencanakan, dan putuskan, selalu adalah kejahatan."
=== Lima Poin Calvinisme ===
|