Caturmarga

Revisi sejak 20 Februari 2024 06.33 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (M. Adiputra memindahkan halaman Catur Marga ke Caturmarga: catur- berarti empat jika dipakai dalam bentuk gabungan (bhs Sanskerta))

Dalam ajaran Agama Hindu, Catur Marga adalah sebuah konsep ajaran yang termasuk bagian dari aspek Tattwa dalam kerangka dasar agama Hindu. Catur Marga berasal dari kata "catur" yang berarti empat dan "marga" yang berarti jalan. Catur Marga juga sering dikenal dengan sebutan Catur Marga Yoga. Catur Marga umumnya didefinisikan sebagai empat jalan untuk mencapai moksa dan membangun jagaddhita.[1] Catur Marga adalah empat tahapan berjenjang dalam mencapai pemahaman akan hakikat Tuhan, hakikat kesemestaan, hakikat bertingkah laku, ritual, dan pemahaman-pemahaman tentang pengetahuan hakiki lainnya.[2]

Bagian-Bagian Catur Marga Yoga[3]

Catur Marga terdiri dari empat bagian, yakni:

Bhakti Marga Yoga

Bhakti Marga Yoga merupakan perpaduan antara kata Bhakti Marga dan Bhakti Yoga. Kata Bhakti berarti menyalurkan, mencurahkan, mempersembahkan, cinta yang tulus dan luhur kepada Tuhan, kesetiaan kepada-Nya, pelayanan, perhatian yang sungguh-sunggah untuk memuja-Nya, penyerahan diri seutuhnya pada Sang Pencipta. Kata Marga berarti jalan atau usaha dan kegiatan. Yoga berarti usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan. Bhakti Marga Yoga adalah jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukkan bhakti kepada-Nya.

Bhakti Yoga adalah proses atau cara mempersatukan atman dengan Brahman dengan berlandaskan atas dasar cinta kasih yang mendalam kepada Ida Sang Hyang Widhi dan segala ciptaan-Nya.

Karma Marga Yoga

Karma Marga Yoga berasal dari akar kata “karma” yang artinya melakukan kegiatan atau kerja, demikianlah karma dalam hal ini berarti aktivitas/kegiatan untuk suatu tujuan. Karma Marga Yoga berarti usaha atau jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui tindakan kerja yang tulus ikhlas. Karma Marga Yoga menekankan kerja sebagai bentuk pengabdian dan bhakti kepada Tuhan di dalam usaha mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin.

Landasan filosofis untuk melakukan karma marga untuk mencapai kebebasan adalah ketekunan melakukan kerja, keikhlasan, dan tidak terikat dengan hasil pekerjaan. Setiap perbuatan akan mendatangkan hasil sebagai hukum dari kerja, maka dengan perbuatan baik dan melakukan kerja sesuai dengan swadarma maka seseorang akan memperoleh kebebasan. Hal yang penting untuk memahami Karma Marga Yoga adalah pengertian terhadap hakikat kerja. Seseorang dapat melepaskan diri dari keterikatan kerja hanya melalui keyakinan bahwa kerja yang dilakukan itu sebagai perwujudan bhakti kepada Tuhan maupun pengabdian kepada kemanusiaan, tanpa kesadaran itu seseorang tidak dapat melepaskan diri.

Jnana Marga Yoga

Jnana artinya pengetahuan sehingga Jnana Marga Yoga artinya usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui jalan pengetahuan. Pengetahuan yang ditekankan yaitu pengetahuan spiritual, yakni pengetahuan yang dapat membebaskan umat manusia dari belenggu penderitaan, lahir, dan kematian.

Jnana atau ilmu pengetahuan suci menuntun manusia untu bekerja tidak terikat oleh hawa nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi, rela melepaskan hak milik, sadar bahwa badan bukan atma yang bersifat abadi. Walaupun banyak cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan seperti melalui persembahan harta benda, melalui tapa brata, melalui yoga, dsb. Namun dengan jalan ilmu pengetahuan (kerohanian) lautan dosa dapat diseberangi, dengan pikiran terpusat pada ilmu pengetahuan dan melaksanakan kerja dengan penuh keyakinan (sradha) seseorang mencapai kesempurnaan.

Raja Marga Yoga

Raja Marga Yoga adalah jalan atau usaha tertinggi untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui jalan melakukan Yoga. Raja Marga memerlukan pengendalian diri, disiplin diri, pengekangan dan penyangkalan terhadap hal-hal yang bersifat keduniawian. Raja Marga Yoga adalah suatu jalan mistik (rohani) untuk mencapai kelepasan atau moksa. Melalui jalan ini seseorang akan lebih cepat mencapai moksa, tetapi tantangan yang dihadapinya pun lebih berat, orang yang mencapai moksa dengan jalan ini diwajibkan mempunyai seorang guru kerohanian yang sempurna untuk dapat menuntun dirinya ke arah tersebut.

Referensi

  1. ^ Nala, Dr. I. Gst. Ngurah; Wiratmadja, Drs. I. G. K. Adia (1991). Murddha Agama Hindu. Denpasar: PT. Upada Sastra. hlm. 150. 
  2. ^ Jayendra, Putu Sabda (2017). "AJARAN CATUR MARGA DALAM TINJAUAN KONSTRUKTIVISME DAN RELEVANSINYA DENGAN EMPAT PILAR PENDIDIKAN UNESCO". Jurnal Penelitian Agama. III (1): 73.  line feed character di |title= pada posisi 50 (bantuan)[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Sutarti, Titin (2019). "Menghayati Ajaran Hindu Ke Dalam Diri". Widya Aksara Jurnal Agama Hindu. 24 (1): 9–10.