Daftar peristiwa pembakaran buku di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 2 suntingan by Erslitohadi (bicara): promosi blog pribadi milik sendiri Tag: Pembatalan |
|||
(21 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Terbakarnya_Lontar,_Museum_Puri_Lukisan.png|jmpl|''Terbakarnya Lontar'' oleh [[I Gusti Ketut Kobot]], 1958, Museum Puri Lukisan]]
Daftar ini berisikan peristiwa-peristiwa '''[[pembakaran buku]]''' yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia. Dalam artikel ini, pembakaran buku juga mencakup cara-cara perusakan buku lainnya seperti pemusnahan fisik, peleburan, pembuangan dll. Dalam pengertian yang lebih kontemporer, buku tidak terbatas pada kumpulan kertas terjilid, melainkan juga dalam bentuk CD, kaset, dsb.
Baris 5:
=== Pembakaran karya Hamzah Fansuri ===
Pada tahun 1637, ribuan buku karya [[Hamzah al-Fansuri|Hamzah Fansuri]], seorang penyair dan sufi [[Aceh]], dibakar di halaman Masjid Raya Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Seorang ulama berpengaruh, [[Nuruddin al-Raniri|Nuruddin ar-Raniri]], menjatuhi [[fatwa]] atas kitab-kitab karangan Hamzah Fansuri sebagai kafir [[Zindiq|zindik]] karena memuat ajaran-ajaran sufistik [[Wahdatul Wujud|wahdatul wujud]]. Masa ini merupakan masa peralihan kekuasaan dari [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]] ke [[Iskandar Tsani dari Aceh|Sultan Iskandar Tsani]]. Karangan murid Hamzah Fansuri, [[Syamsuddin As-Sumatrani]] yang digantikan jabatannya oleh Nuruddin Ar-Raniri, juga turut dibakar. Buku-buku karangan mereka dicari-cari di seluruh Aceh untuk kemudian dimusnahkan. Bagi siapa saja yang kedapatan mengikuti/memercayai ajaran kedua tokoh tersebut akan
Upaya pemberangusan ajaran Hamzah Fansuri juga sampai pada upaya penyensoran. Nama Hamzah Fansuri, kendatipun begitu berpengaruh pada masa itu, tidak dicatat dalam risalah kerajaan Aceh seperti ''[[Hikayat (Aceh)|Hikayat Aceh]]'' dan ''[[Bustanus Salatin|Bustan Al-Salatin]]'' yang dikarang oleh Nuruddin ar-Raniri''.'' Akibat penghancuran sistematis yang didukung kerajaan, panganut ajaran tasawuf yang sebelumnya signifikan di Aceh menjadi sasaran
=== Pembakaran ''Pustaha Batak'' ===
Selama [[perang Padri]] terjadi di wilayah [[Mandailing]], ribuan pustaha Batak dibakar karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama [[Islam]]. Orang-orang Padri gencar memburu pustaha-pustaka Batak untuk dimusnahkan. Hal ini kemudian membuat pustaha Batak sangat langka di wilayah Angkola dan Mandailing. Hal serupa juga terjadi di kawasan [[Toba]], [[misionaris]] Kristen membakar pustaha-pustaha Batak karena dianggap tidak sejalan dengan ajaran [[Kekristenan|Kristen]]. Misionaris Meerwaldt misalnya, menulis bahwa pustaha Batak "sudah saatnya untuk dibakar."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Z8Z6XXYuFJ0C&pg=PA43&lpg=PA43&dq=surat+batak+dibakar+misionaris&source=bl&ots=RyEuCGyvud&sig=ACfU3U33ahl75u1JuOys3AOIvcaIRktMHA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjikcr5uq3oAhVIwjgGHdoGDNkQ6AEwC3oECAoQAQ#v=onepage&q=surat%20batak%20dibakar%20misionaris&f=false|title=Kitab undang-undang Tanjung Tanah: naskah Melayu yang tertua|last=Kozok|first=Uli|date=2006|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-603-1|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Kozok|first=Uli|date=1999|url=https://books.google.com/books?id=oBu6OPT5qNEC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA19&dq=padri+pustaha+batak&hl=id|title=Warisan leluhur: sastra lama dan aksara Batak|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-9023-33-9|language=id}}</ref>
=== Pembakaran percetakan Laguboti ===
Baris 16:
=== Pembakaran buku-buku berbahasa Belanda ===
Selama masa [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|pendudukan Jepang]], secara umum buku-buku berbahasa Belanda dan berbahasa Eropa lainnya, seperti Inggris dan
== Orde Lama ==
=== Komunis membakar buku ===
Pada kisaran 1964-1965, [[Lembaga Kebudayaan Rakyat]] beserta ormas-ormas terafiliasi PKI lainnya, seperti [[Pemuda Rakyat]] dan [[Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia|CGMI]], mendatangi perpustakaan ''United States of Information Service'' (USIS), bagian penerangan dan kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat, di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]], untuk merampas koleksi buku dan [[piringan hitam]], termasuk musik [[The Beatles]] dan [[Koes Plus]]. Rampasan dari USIS ini kemudian dibakar bersama buku-buku lainnya, baik yang dianggap [[OLDEFO dan NEFO|oldefo]] maupun karya-karya penyokong [[Manifesto Kebudayaan|Manikebu]]. Harian [[Bintang Timur]] secara berlebihan memberitakan bahwa angka buku yang dibakar pada masa-masa ini mencapai 2 juta eksemplar. Meskipun demikian, Pramoedya selaku pemimpin Lekra kala itu membantah tuduhan-tuduhan bahwa ia terlibat dalam pembakaran ini.<ref>{{Cite web|url=http://sastra-indonesia.com/2011/02/lembar-lembar-gelap-seorang-pram/|title=Lembar-lembar Gelap Seorang Pram – Sastra-Indonesia.com|language=en-US|access-date=2020-03-22}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.andreasharsono.net/2007/08/arya-gunawan-soal-bukti-lekra-bakar.html|title=Arya Gunawan soal Bukti Lekra Bakar Buku|last=Andreasharsono|language=en|access-date=2020-03-22}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=OLQ8DwAAQBAJ&pg=PA95&dq=Lekra+membakar+buku&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj77I--u67oAhUDWCsKHbtoCO8Q6AEINzAC#v=onepage&q=Lekra%20membakar%20buku&f=false|title=Identitas Dan Kenikmatan|last=Heryanto|first=Ariel|date=2015-07-02|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-9108-86-9|language=id}}</ref>
''Untuk upaya pemberangusan film-film Amerika Serikat oleh kelompok komunis, baca'' [[Panitia Aksi Pengganyangan Film Imperialis Amerika Serikat|PAPFIAS]].
=== Pembakaran buku
Pada 2 Mei 1964, Pemerintah Indonesia merayakan [[Hari Pendidikan Nasional]] dengan membakar sekitar 500 buku umumnya tentang sejarah dan bahasa yang dianggap bertentangan dengan ideologi Indonesia. Buku-buku berbahasa Inggris,
== Orde Baru ==
=== Pembakaran buku, arsip dan perpustakaan Pramoedya Ananta Toer ===
Pemerintahan Orde Baru melarang segala hal yang mengandung paham [[komunisme]]. [[Angkatan darat|Angkatan Darat]] menyapu buku-buku karangan penulis-penulis berhaluan komunis atau yang terindikasi komunis, salah satunya ialah [[Pramoedya Ananta Toer]]. Pada Oktober 1965, Angkatan Darat membakar karya-karya Pram berserta arsip dan perpustakaan pribadinya. Akibat pembakaran tersebut, beberapa karya Pram yang sedang ditulis ikut lenyap, seperti jilid kedua dan ketiga dari trilogi ''[[Gadis Pantai]]''. Beberapa karangan Pram yang ikut dibakar adalah tulisan tentang sejarah perempuan Indonesia; yakni bagian ketiga dari buku mengenai Kartini, sejarah bahasa Indonesia, kajian tentang [[Abdullah bin Abdulkadir Munsyi|Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi]], beberapa cerita pendek, dan buku hariannya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=GGuFCgAAQBAJ&pg=PA340&dq=pembakaran+buku+di+indonesia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjj4a6tuK3oAhXJbSsKHeG5B2gQ6AEITjAF#v=onepage&q=pembakaran%20buku%20di%20indonesia&f=false|title=Meraba Indonesia, Ekspedisi Gila Keliling Nusantara|last=Yunus|first=Ahmad|date=2011-07-01|publisher=Serambi Ilmu Semesta|isbn=978-979-024-285-2|language=id}}</ref><ref>{{Cite
=== Pemusnahan 10 ton buku tentang komunisme ===
Baris 39:
=== Pembakaran buku sentimentil di Bandung ===
Pada tahun 2001, sejumlah mahasiswa dilaporkan membakar buku-buku yang dianggap sentimentil seperti karya-karya [[Kahlil Gibran]] dan seri ''Chicken Soup''. Tindakan ini adalah wujud protes kelompok tersebut terhadap minat baca mahasiswa pada buku-buku yang dinilai cengeng, pop dan tidak mencerdaskan. Disebutkan, piringan cakram grup musik [[Dewa 19|Dewa]] yang menyitir karya Kahlil Gibran juga dihanguskan.<ref name=":0">{{Cite
=== Pembakaran buku oleh Aliansi Anti Komunis ===
Baris 45:
=== Pembakaran buku pelajaran sejarah untuk SMP dan SMA ===
Pada 25 September 2007, Kejaksaan Negeri Bekasi membakar sebanyak 1.468 buku sejarah untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari berbagai penerbit karena tidak mengikutsertakan kata [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] untuk menyebut [[Gerakan 30 September]]. Tindakan ini merujuk pada pelarangan 13 judul buku pelajaran sejarah dari 10 penerbit yang diputuskan oleh Kejaksaan Agung.<ref>{{Cite
=== Pembakaran buku karya Soemarsono di Surabaya ===
Pada tahun 2009, [[Front Anti Komunis Indonesia|Front Anti Komunis]] membakar buku ''Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah'' karya [[Soemarsono]] pada saat unjuk rasa di depan Gedung Graha Pena, Surabaya. Aksi ini adalah tanggapan terhadap kolom serial wartawan Jawa Pos [[Dahlan Iskan]] tentang Soemarsono, "Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya" yang dianggap mempromosikan tokoh komunis. Guru Besar Ilmu Sejarah [[Universitas Negeri Surabaya|Unesa]] Prof. Dr. Aminuddin Kasdi yang ikut dalam pembakaran, berkata sebagaimana yang dikutip pada ''Jawa Pos'' edisi 4 September 2009 ”Sejarah memang versinya yang menang. ''Lha'', gimana, kalah kok ''njaluk'' (minta) sejarah." sebagai respons dari alternatif/pelengkap sejarah yang dipaparkan Soemarsono dalam karyanya.<ref>{{Cite web|url=http://www.watchindonesia.org/4296/aksi-pembakaran-buku?lang=ID|title=Kami Mengecam Aksi Pembakaran Buku!!|access-date=2020-03-22}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite
=== Pembakaran buku Susilo Bambang
Pada tahun 2011, Gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK (Cicak) Magelang membakar buku-buku tentang [[Susilo Bambang Yudhoyono]] yang dianggap sebagai [[propaganda]] karena diedarkan di perpustakaan-perpustakaan sekolah, bukannya toko buku. Selain itu, pengadaan buku-buku ini juga dicurigai sebagai penyelewengan uang negara. LSM ini membakar sembilan buku tentang Presiden Yudhoyono, yaitu ''Menata Kembali Kehidupan Bangsa, Jendela Hati, Diplomasi Damai, Merangkai Kata Menguntai Nada, Bintang Lembah Tidar, Jalan Panjang Menuju Istana, Adil Tanpa Pandang Bulu, Peduli Kemiskinan,'' dan ''Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan''. Aksi pembakaran ini terjadi di depan kantor Kejaksaan Negeri Magelang. Semua buku itu diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung.<ref>{{Cite
=== Pembakaran buku ''5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia'' ===
Pada tahun 2012, atas desakan [[Front Pembela Islam]], [[Gramedia (toko buku)|Gramedia]] membakar ratusan cetak buku ''[[5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia]]'' karya [[Douglas Wilson]]. FPI menganggap buku tersebut telah menghina [[Muhammad]]. Pembakaran buku itu disaksikan oleh pihak [[Majelis Ulama Indonesia]], [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kepolisian]], dan Direktur Utama Gramedia.<ref>{{Cite
=== Pembakaran buku IPS di Jember ===
Pada tahun 2017, Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Jember membakar buku IPS kelas VI SD karena memuat informasi [[Yerusalem]] sebagai ibu kota [[Israel]].<ref>{{Cite web|url=https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2017/12/15/dituding-menyesatkan-warga-bakar-buku-ips-yang-memuat-yerusalem-ibukota-israel/|title=Dituding Menyesatkan, Warga Bakar Buku IPS yang Memuat Yerusalem Ibukota Israel - Pojoksatu.id|last=YoSep|date=2017-12-15|website=pojoksatu.id
=== Pemusnahan buku, tesis dan disertasi koleksi LIPI ===
Pada awal tahun 2019, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|LIPI]] memusnahkan 32 ribu buku, [[tesis]] dan [[disertasi]] dari koleksinya tanpa proses digitalisasi. Pemusnahan itu dicetuskan Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dan dianggap sebagai "kabar duka bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia". Pengangkutan dan pemusnahan dilakukan
=== Pembakaran buku karangan Abuya Jamaluddin Waly ===
Pada Januari 2020 di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], buku karangan [[Jamaluddin Waly|Abuya Jamaluddin Waly]] ''Aliran-aliran yang Dianggap Menyimpang'' dibakar di hadapan 20 ribu jemaah, termasuk di dalamnya para cendekiawan, ulama, pemerintah, dan sejumlah hadirin dari berbagai daerah di Indonesia. Buku ini ditentang karena telah menyebut ajaran [[Abdul Karim Al-Jili|Abdul Karim Al-Jilly]] yang mengandung [[sufisme]] dan tasawuf sebagai menyimpang.<ref>{{Cite web|url=https://waspada.id/aceh/pembakaran-buku-abuya-alm-djamaluddin-waly-dihadiri-20-ribu-jamaah/|title=Pembakaran Buku Abuya Alm Djamaluddin Waly Dihadiri 20 Ribu Jamaah|date=2020-02-12|website=Waspada.id|language=id-ID|access-date=2020-03-22}}</ref> Beredarnya buku tersebut dituduh sebagai penyebab adanya pertentangan dalam masyarakat Aceh yang saling kafir-mengafirkan atau bahkan bertikai karena perbedaan aliran.<ref>{{Cite web|url=https://www.acehportal.com/2017/12/08/mptt-i-menghimbau-agar-ulama-dan-masyarakat-tidak-membaca-buku-abuya-jamaluddin-waly/|title=MPTT-I Menghimbau agar Ulama dan Masyarakat Tidak Membaca Buku Abuya Jamaluddin Waly|last=acehportal.com|website=Aceh Portal – Bijak Mengabarkan|language=id-ID|access-date=2020-03-22}}</ref>
== Lihat juga ==
* [[Daftar perusakan cagar budaya di Indonesia]]
* [[Daftar wartawan yang dibunuh di Indonesia]]
== Catatan kaki ==
|