Daftar peristiwa pembakaran buku di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Membatalkan 2 suntingan by Erslitohadi (bicara): promosi blog pribadi milik sendiri
Tag: Pembatalan
 
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
Pada tahun 1637, ribuan buku karya [[Hamzah al-Fansuri|Hamzah Fansuri]], seorang penyair dan sufi [[Aceh]], dibakar di halaman Masjid Raya Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Seorang ulama berpengaruh, [[Nuruddin al-Raniri|Nuruddin ar-Raniri]], menjatuhi [[fatwa]] atas kitab-kitab karangan Hamzah Fansuri sebagai kafir [[Zindiq|zindik]] karena memuat ajaran-ajaran sufistik [[Wahdatul Wujud|wahdatul wujud]]. Masa ini merupakan masa peralihan kekuasaan dari [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]] ke [[Iskandar Tsani dari Aceh|Sultan Iskandar Tsani]]. Karangan murid Hamzah Fansuri, [[Syamsuddin As-Sumatrani]] yang digantikan jabatannya oleh Nuruddin Ar-Raniri, juga turut dibakar. Buku-buku karangan mereka dicari-cari di seluruh Aceh untuk kemudian dimusnahkan. Bagi siapa saja yang kedapatan mengikuti/memercayai ajaran kedua tokoh tersebut akan mendapatkan hukuman. Peristiwa ini bertahan berbulan-bulan dan sempat dicatat oleh [[Peter Mundy]], seorang penjelajah, saudagar dan penulis, dalam bukunya ''The Travel of Peter Mundy.''<ref name=":1">{{Cite web|url=http://arsip.gatra.com/2003-11-18/majalah/artikel.php?pil=23&id=34192|title=Majalah Gatra :: Artikel|website=arsip.gatra.com|access-date=2020-03-22}}</ref><ref>Sari, Yulya. [http://repository.radenintan.ac.id/659/1/skripsi_EE.pdf Konsep Wahdatul Wujud Dalam Pemikiran Hamzah Fansuri.] 2007. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.</ref><ref>{{Cite book|last=Jr|first=Everett Jenkins|date=2010-11-12|url=https://books.google.com/books?id=TxAkCQAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA161&dq=hamzah+fansuri+burn&hl=id|title=The Muslim Diaspora (Volume 2, 1500-1799): A Comprehensive Chronology of the Spread of Islam in Asia, Africa, Europe and the Americas|publisher=McFarland|isbn=978-0-7864-4689-6|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|last=Schlehe|first=Judith|last2=Sandkühler|first2=Evamaria|date=2014-04-30|url=https://books.google.com/books?id=LMDWBQAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA65&dq=hamzah+fansuri+burn&hl=id|title=Religion, Tradition and the Popular: Transcultural Views from Asia and Europe|publisher=transcript Verlag|isbn=978-3-8394-2613-5|language=en}}</ref>
 
Upaya pemberangusan ajaran Hamzah Fansuri juga sampai pada upaya penyensoran. Nama Hamzah Fansuri, kendatipun begitu berpengaruh pada masa itu, tidak dicatat dalam risalah kerajaan Aceh seperti ''[[Hikayat (Aceh)|Hikayat Aceh]]'' dan ''[[Bustanus Salatin|Bustan Al-Salatin]]'' yang dikarang oleh Nuruddin ar-Raniri''.'' Akibat penghancuran sistematis yang didukung kerajaan, panganut ajaran tasawuf yang sebelumnya signifikan di Aceh menjadi sasaran deskriminasidiskriminasi. Meskipun begitu, pengikut-pengikut Hamzah Fansuri berhasil menyelamatkan sejumlah karya sehingga sebagian masih bisa dibaca hingga saat ini, seperti ''Asrarul-'Arifin, Syarabul-'Asyiqin, Al-Muntahi, Ruba'I Hamzah Fansuri, Bachrun-Nisa','' dan ''Syair Ikan Tunggal''.<ref name=":1" /> Ajaran tasawuf kembali dikembangkan di Aceh pada abad ke-17 oleh [[Abdurrauf as-Singkili|Syekh Abdurrauf Singkil]] dan murid-muridnya, hingga tersebar ke pulau Jawa dan pulau-pulau lain di Nusantara.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/pmqrd4458|title=Syekh Hamzah Fansuri, Bapak Bahasa dan Sastra Melayu|date=2019-02-12|website=Republika Online|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
=== Pembakaran ''Pustaha Batak'' ===
Selama [[perang Padri]] terjadi di wilayah [[Mandailing]], ribuan pustaha Batak dibakar karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama [[Islam]]. Orang-orang Padri gencar memburu pustaha-pustaka Batak untuk dimusnahkan. Hal ini kemudian membuat pustaha Batak sangat langka di wilayah Angkola dan Mandailing. Hal serupa juga terjadi di kawasan [[Toba]], [[misionaris]] Kristen membakar pustaha-pustaha Batak karena dianggap tidak sejalan dengan ajaran [[Kekristenan|Kristen]]. Misionaris Meerwaldt misalnya, menulis bahwa pustaha Batak "sudah saatnya untuk dibakar."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Z8Z6XXYuFJ0C&pg=PA43&lpg=PA43&dq=surat+batak+dibakar+misionaris&source=bl&ots=RyEuCGyvud&sig=ACfU3U33ahl75u1JuOys3AOIvcaIRktMHA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjikcr5uq3oAhVIwjgGHdoGDNkQ6AEwC3oECAoQAQ#v=onepage&q=surat%20batak%20dibakar%20misionaris&f=false|title=Kitab undang-undang Tanjung Tanah: naskah Melayu yang tertua|last=Kozok|first=Uli|date=2006|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-603-1|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Kozok|first=Uli|date=1999|url=https://books.google.com/books?id=oBu6OPT5qNEC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA19&dq=padri+pustaha+batak&hl=id|title=Warisan leluhur: sastra lama dan aksara Batak|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-9023-33-9|language=id}}</ref>
 
=== Pembakaran percetakan Laguboti ===
Baris 31:
 
=== Pembakaran buku, arsip dan perpustakaan Pramoedya Ananta Toer ===
Pemerintahan Orde Baru melarang segala hal yang mengandung paham [[komunisme]]. [[Angkatan darat|Angkatan Darat]] menyapu buku-buku karangan penulis-penulis berhaluan komunis atau yang terindikasi komunis, salah satunya ialah [[Pramoedya Ananta Toer]]. Pada Oktober 1965, Angkatan Darat membakar karya-karya Pram berserta arsip dan perpustakaan pribadinya. Akibat pembakaran tersebut, beberapa karya Pram yang sedang ditulis ikut lenyap, seperti jilid kedua dan ketiga dari trilogi ''[[Gadis Pantai]]''. Beberapa karangan Pram yang ikut dibakar adalah tulisan tentang sejarah perempuan Indonesia; yakni bagian ketiga dari buku mengenai Kartini, sejarah bahasa Indonesia, kajian tentang [[Abdullah bin Abdulkadir Munsyi|Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi]], beberapa cerita pendek, dan buku hariannya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=GGuFCgAAQBAJ&pg=PA340&dq=pembakaran+buku+di+indonesia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjj4a6tuK3oAhXJbSsKHeG5B2gQ6AEITjAF#v=onepage&q=pembakaran%20buku%20di%20indonesia&f=false|title=Meraba Indonesia, Ekspedisi Gila Keliling Nusantara|last=Yunus|first=Ahmad|date=2011-07-01|publisher=Serambi Ilmu Semesta|isbn=978-979-024-285-2|language=id}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/pelarangan-buku-dan-kepedihan-pramoedya-ananta-toer-dcQZ|title=Pelarangan Buku dan Kepedihan Pramoedya Ananta Toer|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
=== Pemusnahan 10 ton buku tentang komunisme ===
Baris 39:
 
=== Pembakaran buku sentimentil di Bandung ===
Pada tahun 2001, sejumlah mahasiswa dilaporkan membakar buku-buku yang dianggap sentimentil seperti karya-karya [[Kahlil Gibran]] dan seri ''Chicken Soup''. Tindakan ini adalah wujud protes kelompok tersebut terhadap minat baca mahasiswa pada buku-buku yang dinilai cengeng, pop dan tidak mencerdaskan. Disebutkan, piringan cakram grup musik [[Dewa 19|Dewa]] yang menyitir karya Kahlil Gibran juga dihanguskan.<ref name=":0">{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/news/read/12668/asvi-warman-pembakaran-buku-kiri-seperti-tindakan-komunis|title=Asvi Warman: Pembakaran Buku Kiri, Seperti Tindakan Komunis|last=Liputan6.com|date=2001-05-10|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-03-22}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=T-mRDQAAQBAJ&pg=PA258&lpg=PA258&dq=pembakaran+buku+%222001%22&source=bl&ots=mXnNu8mjnw&sig=ACfU3U3WHKgdx2i1rDQYQs48UPNx3EvVcg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiX0_Lk1q3oAhXVXSsKHeP4COMQ6AEwCXoECAoQAQ#v=onepage&q=pembakaran%20buku%20%222001%22&f=false|title=DECLARE! Kamar Kerja Penerbit Jogja (Octopus): diandra Kreatif|last=Adhe|date=2016-11-24|publisher=Diandra Kreatif|language=id}}</ref>
 
=== Pembakaran buku oleh Aliansi Anti Komunis ===
Baris 45:
 
=== Pembakaran buku pelajaran sejarah untuk SMP dan SMA ===
Pada 25 September 2007, Kejaksaan Negeri Bekasi membakar sebanyak 1.468 buku sejarah untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari berbagai penerbit karena tidak mengikutsertakan kata [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] untuk menyebut [[Gerakan 30 September]]. Tindakan ini merujuk pada pelarangan 13 judul buku pelajaran sejarah dari 10 penerbit yang diputuskan oleh Kejaksaan Agung.<ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.tempo.co/read/95550/blunder-kejaksaan-agung-dan-departemen-pendidikan-nasional|title=Blunder Kejaksaan Agung dan Departemen Pendidikan Nasional|date=2007-03-15|websitework=[[Tempo.co]]|language=enid|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
=== Pembakaran buku karya Soemarsono di Surabaya ===
Pada tahun 2009, [[Front Anti Komunis Indonesia|Front Anti Komunis]] membakar buku ''Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah'' karya [[Soemarsono]] pada saat unjuk rasa di depan Gedung Graha Pena, Surabaya. Aksi ini adalah tanggapan terhadap kolom serial wartawan Jawa Pos [[Dahlan Iskan]] tentang Soemarsono, "Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya" yang dianggap mempromosikan tokoh komunis. Guru Besar Ilmu Sejarah [[Universitas Negeri Surabaya|Unesa]] Prof. Dr. Aminuddin Kasdi yang ikut dalam pembakaran, berkata sebagaimana yang dikutip pada ''Jawa Pos'' edisi 4 September 2009 ”Sejarah memang versinya yang menang. ''Lha'', gimana, kalah kok ''njaluk'' (minta) sejarah." sebagai respons dari alternatif/pelengkap sejarah yang dipaparkan Soemarsono dalam karyanya.<ref>{{Cite web|url=http://www.watchindonesia.org/4296/aksi-pembakaran-buku?lang=ID|title=Kami Mengecam Aksi Pembakaran Buku!!|access-date=2020-03-22}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/soemarsono-di-antara-pertempuran-surabaya-dan-peristiwa-madiun-ddR8|title=Soemarsono di antara Pertempuran Surabaya dan Peristiwa Madiun|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
=== Pembakaran buku Susilo Bambang YudhononoYudhoyono di Magelang ===
Pada tahun 2011, Gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK (Cicak) Magelang membakar buku-buku tentang [[Susilo Bambang Yudhoyono]] yang dianggap sebagai [[propaganda]] karena diedarkan di perpustakaan-perpustakaan sekolah, bukannya toko buku. Selain itu, pengadaan buku-buku ini juga dicurigai sebagai penyelewengan uang negara. LSM ini membakar sembilan buku tentang Presiden Yudhoyono, yaitu ''Menata Kembali Kehidupan Bangsa, Jendela Hati, Diplomasi Damai, Merangkai Kata Menguntai Nada, Bintang Lembah Tidar, Jalan Panjang Menuju Istana, Adil Tanpa Pandang Bulu, Peduli Kemiskinan,'' dan ''Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan''. Aksi pembakaran ini terjadi di depan kantor Kejaksaan Negeri Magelang. Semua buku itu diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung.<ref>{{Cite webnews|url=https://ekonomi.kompas.com/read/2011/02/24/11125927/Di.Magelang..Bukubuku.Seri.SBY.Dibakar|title=Di Magelang, Buku-buku Seri SBY Dibakar|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2020-03-22|editor-last=Latief}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://news.detik.com/berita/d-1577236/buku-buku-sby-dibakar-di-magelang|title=Buku-buku SBY Dibakar di Magelang|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
=== Pembakaran buku ''5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia'' ===
Pada tahun 2012, atas desakan [[Front Pembela Islam]], [[Gramedia (toko buku)|Gramedia]] membakar ratusan cetak buku ''[[5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia]]'' karya [[Douglas Wilson]]. FPI menganggap buku tersebut telah menghina [[Muhammad]]. Pembakaran buku itu disaksikan oleh pihak [[Majelis Ulama Indonesia]], [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kepolisian]], dan Direktur Utama Gramedia.<ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/buku-yang-dilarang-dan-ditentang-bPeQ|title=Buku yang Dilarang dan Ditentang|last=Wibisono|first=Nuran|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-03-22}}</ref> Buku tersebut menyebut Muhammad sebagai "perampok dan perompak."<ref>{{Cite web|url=https://historia.id/agama/articles/tidak-membakar-buku-Dbr2D|title=Tidak Membakar Buku|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=en|access-date=2020-03-22}}</ref> Penerbit Gramedia telah memohon maaf karena telah ambil andil dalam insiden pembakaran buku ini.<ref>{{Cite web|url=https://dougwils.com/books/an-indonesian-book-burning.html|title=An Indonesian Book Burning|last=Wilson|first=Douglas|date=2012-06-14|website=Blog & Mablog|language=en-US|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
=== Pembakaran buku IPS di Jember ===
Pada tahun 2017, Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Jember membakar buku IPS kelas VI SD karena memuat informasi [[Yerusalem]] sebagai ibu kota [[Israel]].<ref>{{Cite web|url=https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2017/12/15/dituding-menyesatkan-warga-bakar-buku-ips-yang-memuat-yerusalem-ibukota-israel/|title=Dituding Menyesatkan, Warga Bakar Buku IPS yang Memuat Yerusalem Ibukota Israel - Pojoksatu.id|last=YoSep|date=2017-12-15|website=pojoksatu.id|language=en-US|access-date=2020-03-22}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1770-detil.html?fbrefresh=12345|title=Pena Nusantara {{!}} Protes, Aliansi Masyarakat Jember Bakar Buku Paket SD|last=Nusantara|first=Pena|website=Pena Nusantara|language=en-US|access-date=2020-03-22}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
=== Pemusnahan buku, tesis dan disertasi koleksi LIPI ===
Pada awal tahun 2019, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|LIPI]] memusnahkan 32 ribu buku, [[tesis]] dan [[disertasi]] dari koleksinya tanpa proses digitalisasi. Pemusnahan itu dicetuskan Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dan dianggap sebagai "kabar duka bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia". Pengangkutan dan pemusnahan dilakukan pada malam hari dan bukti-bukti seperti rekaman CCTV dan laporan satpam juga tidak dapat terlacak. Pemusnahan ini dilakukan bahkan sebelum proses digitalisasi. Pihak LIPI berdalih bahwa proses tersebut lazim dalam dunia perpusakaan dan peraturan menteri tidak mewajibkan upaya digitalisasi, melainkan hanya dokumentasi.<ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.tempo.co/read/1184318/kepala-lipi-disebut-musnahkan-ribuan-tesis-dan-disertasi|title=Kepala LIPI Disebut Musnahkan Ribuan Tesis dan Disertasi|last=AmirullahRahma|date=2019-03-12|websitework=[[Tempo.co]]|language=enid|access-date=2019-10-06|first=Andita|editor-last=Amirullah}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.gatra.com/detail/news/400155/nasional/Peneliti:-Pemusnahan-32.000-Disertasi-dan-Tesis-LIPI-Menyalahi-Prosedur|title=Peneliti: Pemusnahan 32.000 Disertasi dan Tesis LIPI Menyalahi Prosedur {{!}} Nasional|last=Nusantara|first=Solusi Sistem|website=www.gatra.com|language=en-US|access-date=2019-10-06}}</ref>
 
=== Pembakaran buku karangan Abuya Jamaluddin Waly ===
Pada Januari 2020 di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], buku karangan [[Jamaluddin Waly|Abuya Jamaluddin Waly]] ''Aliran-aliran yang Dianggap Menyimpang'' dibakar di hadapan 20 ribu jemaah, termasuk di dalamnya para cendekiawan, ulama, pemerintah, dan sejumlah hadirin dari berbagai daerah di Indonesia. Buku ini ditentang karena telah menyebut ajaran [[Abdul Karim Al-Jili|Abdul Karim Al-Jilly]] yang mengandung [[sufisme]] dan tasawuf sebagai menyimpang.<ref>{{Cite web|url=https://waspada.id/aceh/pembakaran-buku-abuya-alm-djamaluddin-waly-dihadiri-20-ribu-jamaah/|title=Pembakaran Buku Abuya Alm Djamaluddin Waly Dihadiri 20 Ribu Jamaah|date=2020-02-12|website=Waspada.id|language=id-ID|access-date=2020-03-22}}</ref> Beredarnya buku tersebut dituduh sebagai penyebab adanya pertentangan dalam masyarakat Aceh yang saling kafir-mengafirkan atau bahkan bertikai karena perbedaan aliran.<ref>{{Cite web|url=https://www.acehportal.com/2017/12/08/mptt-i-menghimbau-agar-ulama-dan-masyarakat-tidak-membaca-buku-abuya-jamaluddin-waly/|title=MPTT-I Menghimbau agar Ulama dan Masyarakat Tidak Membaca Buku Abuya Jamaluddin Waly|last=acehportal.com|website=Aceh Portal – Bijak Mengabarkan|language=id-ID|access-date=2020-03-22}}</ref>
 
== Lihat juga ==