Darah dan Doa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
revisi
memerika sebagian dari artikel
Baris 29:
| gross =
}}
'''''Darah dan Doa''''' ({{IPA-id|daˈrah ˈdan doˈa|}}, dirilis di mancanegara dengan judul '''''The Long March''''') adalah sebuah [[film perang]] Indonesia tahun 1950 yang disutradarai dan diproduseri oleh [[Usmar Ismail]], yang mengisahkan cerita [[Kodam Siliwangi]] dan pemimpinnya Kapten Sudarto saat berkirab menuju [[Jawa Barat]]. Menyusul ''[[Tjitra]]'' (1949) buatan Belanda karya Ismail buatan Belanda, ''Darah dan Doa'' seringkali disebut sebagai [[sinema Indonesia|film 'Indonesia']] pertama, dan hari syuting pertama film tersebut – 30 Maret – dirayakan di Indonesia sebagai Hari Film Nasional.
 
Diproduksi dengan biaya sejumlah 350.000 [[Indonesian rupiah|rupiah]] dan ditujukan untuk ditayangkan di [[Festival Film Cannes]], kesulitan keuangan berujung pada produksi ''Darah dan Doa'' nyaris berhenti karena kesulitan keuangan sebelum sutradara mendapatkan bekingan keuangan. Setelah menimbulkan kontroversi karena bahan temanya, film tersebut menjalanimengalami penyensoran dan akhirnya dirilis dengan kegagalan komersial. Namun, analisis retrospektif menyatakan hal yang lebih positif, dan Ismail dijuluki "bapak film Indonesia".{{sfn|Kurniasari 2012, Reviving}}
 
==Alur==
[[Kodam Siliwangi]], yang aslinya bermarkas besar di [[Jawa Barat]], sementara dipindahkan ke [[Jawa Tengah]] menyusul [[Perjanjian Renville]]. Setelah meredam sebuah [[Tragedi Madiun|pemberontakan komunis]] di [[Madiun]], yang menewaskan sejumlah anggota [[Partai Komunis Indonesia]], mereka berpencar. Pemimpin kodam, Kapten Sudarto, bertemu dengan seorang wanita [[orang Indo|Indo]] bernama Connie, yang berasal dari [[Bandung]]. Keduanya menjadi teman, namun setelah [[Agresi Militer Belanda II|serangan Belanda]] diluncurkan di ibukota [[Yogyakarta]], mereka harus berpisah kala kodam tersebut bergerak menuju barat. Kapten Sudarto memimpin pasukannya – bersama dengan sejumlah wanita dan anak-anak – sepanjangsejuah lebih dari {{convert|200|km}}, berrehat pada siang hari dan bergerak pada pagi dan sore hari. Mereka mengalami kelaparan, penipisan suplai, dan serangan udara Belanda. Di sepanjang jalan, Sudarto mulai jatuh cinta dengan seorang perawat bernama Widya.
 
Kodam tersebutSiliwangi melintasi sebuah desa yang telahnyaris diserbuseluruh olehpenduduknya pasukantewas Belanda,karena menewaskan nyaris seluruhserbuan penduduknyaBelanda. Usai diarahkan dari penyintas tunggal, mereka datangmenuju ke desa terdekat. danDi sana, mereka disambut hangat, yangdan memberikandiberikan banyak makanan yang dibutuhkan. Kala kodam tersebut singgah selama semalam, Sudarto berjalan dengan Widya, sehingga menimbulkan kemarahan di kalangan kodamnya. Pada malam itu, kodam tidur nyenyak di kasur sementara penduduk desa berjaga. Namun, pada pagi harinya, para penduduk desa tersebut – yang sebetulnya berkaitan dengan kelompok militan [[Darul Islam (Indonesia)|Darul Islam]] – berbalik melawan mereka. Kodam tersebut berhasil melawan balik, walau Sudarto tertembak oleh kepala desa.
 
[[Berkas:Darah dan Doa P&K Apr 1953 p28 1.jpg|thumb|left|Kodam Siliwangi sedang bertempur, dalam sebuah adegan dari film tersebut]]
Sudarto memerintahkan agar kepala desa tersebut dieksekusi, sebuahdan tindakantugas yangtersebut sangatdilaksanakan menjatuhkanoleh putra pria tersebut. Setelah itu, kodam tersebut melanjutkan perjalanan ke barat. Pada suatu malam, panglimaAdam dua– Sudartoanak yangbuah bernamaSudarto – Adam memberitahukannya bahwa kodamnya tak suka pada hubungannya Sudarto dengan Widya. Mereka beradu mulut, dan Widya – yang mendengar semuanya – berujar bahwa ia akan pergi. Keesokan paginya, pasukan Belanda meluncurkan serangan yang menimbulkanmenewaskan banyak korban tewas, termasuk Widya dan Adam. Karena Kodam tersebutSiliwangi berpencaran, Sudarto mmemutuskanmemutuskan untuk bergerakpergi menuju dekatke Bandung sendirian untuk suplai yang sangat dibutuhkan,; meninggalkansementara rekania pergi, perwiranyaperwira Leo dalamditugaskan tugasuntuk memimpin kodam. Setelah bertemu dengan pejuang kemerdekaan yang menawarkan suplai, Sudarto datang untuk mengunjungi Connie dan ditangkap oleh pasukan Belanda.
 
Kala ditahan, Sudarto disiksa dan mulai menyesali tindakannya, khususnya kegemarannya bermain wanita. Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, Sudarto dibebaskan dari tahanan, barudan menyadaridiberi tahu bahwa istrinya telah meninggalkannya dan ia berada di bawah penyelidikan karena kepemimpinan yang buruk. Usai bertemu dengan Leo, ia menyadari bahwa kodamnya sampai tujuan dengan selamat. Pada suatu malam, kala ia membaca buku hariannya, Sudarto diketahuidihadapi oleh seorang pria yang para kerabatnya tewas di Madiun. Usai keduanya beradu mulut, Sudarto ditembak mati.
 
==Produksi==