Deuterokanonika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saya mengubah bagian ini karena penjelasan yang diberikan terbalik mengenai bagaimana posisi kitab-kitab yang khas pada Septuaginta dalam Katolik Roma (sebagai Deuterokanonika atau Kanon Kedua, dengan pengertian otoritas) dan dalam Gereja Ortodoks Timur (sebagai Anaginoskomena atau Layak Baca, bukan dengan pengertian otoritas).
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
Baris 51:
Beberapa kitab deuterokanonika diduga aslinya ditulis dalam [[bahasa Ibrani]], tetapi naskah asli tersebut telah lama hilang. Temuan-temuan [[arkeologis]] kemudian menemukan beberapa dari naskah tersebut, tertulis dalam bahasa Ibrani, di antara [[Naskah Laut Mati]]. Septuaginta secara luas diterima dan digunakan oleh [[Yudaisme Helenistik|orang-orang Yahudi berbahasa Yunani]] pada abad pertama Masehi, bahkan di [[Provinsi Yudea]]—yang adalah wilayah Romawi—dan oleh karena itu secara alami menjadi naskah yang paling luas digunakan oleh umat Kristiani awal (pada umumnya menggunakan bahasa Yunani).
 
Beberapa kalangan memiliki pandangan bahwa [[Ibrani 11]]:35, dalam Perjanjian Baru, merujuk suatu peristiwa yang tercatat dalam salah satu kitab deuterokanonika ([[2 Makabe]]).<ref name=Akin/> Sebagai contoh, penulis Surat Ibrani tersebut menyebut tradisi lisan{{Citation needed|date=Maret 2016}} yang berbicara mengenai seorang nabi Perjanjian Lama yang digergaji dalam Ibrani 11:37, dua ayat setelah ayat yang merujuk pada 2 Makabe. Penulis Perjanjian Baru lainnya seperti [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] juga menyebut ataupun mengutip literatur<ref>{{cite book|last1=Copan|first1=Paul|last2=Litwak|first2=Kenneth D.|title=The Gospel in the Marketplace of Ideas Paulþs Mars Hill Experience for Our Pluralistic World.|url=https://archive.org/details/gospelinmarketpl0000copa|date=2014|publisher=Intervarsity Pr|isbn=978-0830840434|page=[https://archive.org/details/gospelinmarketpl0000copa/page/131 131]}}</ref> yang akrab bagi para pembacanya saat itu tetapi tidak termasuk dalam protokanon ataupun deuterokanon Perjanjian Lama.
 
[[Flavius Yosefus]], seorang [[sejarawan]] Yahudi, mengatakan bahwa ada 22 kitab dalam kanon [[Alkitab Ibrani]],<ref>[[Yosefus]] dalam karyanya ''[[Melawan Apion]]'', I, 8 menulis: "Kami tidaklah memiliki 10.000 kitab, yang bersesuaian serta bertentangan satu sama lain, melainkan hanya dua puluh dua kitab yang berisi catatan-catatan sepanjang masa, dan diyakini benar keilahiannya." Ke-22 kitab tersebut membentuk kanon [[Alkitab Ibrani]].</ref> suatu tradisi Yahudi yang juga dilaporkan oleh [[Uskup]] [[Athanasius]]. Namun [[Kitab Barukh]] dan [[Surat Nabi Yeremia]] termasuk dalam daftar 22 kitab Perjanjian Lama Athanasius. Pada saat yang sama ia menyebutkan bahwa kitab-kitab tertentu lainnya (termasuk 5 kitab deuterokanonika, [[Didache]], dan [[Gembala Hermas]]) walaupun tidak termasuk kanon Perjanjian Baru, "ditetapkan oleh para [[Bapa Gereja]] untuk dibaca". Ia sepenuhnya mengabaikan apa yang ia sebut "tulisan-tulisan apokrif".<ref>{{en}} [http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.xxv.iii.iii.xxv.html Athanasius of Alexandria, Excerpt from Letter 39]</ref>