Majelis Rendah memiliki beberapa kekuasaan yang tidak diberikan kepada Majelis Tinggi. Bila sebuah "bill"rancangan undang-undang dilewatkan oleh [[majelis rendah]], Majelis Rendah, tetapi diveto oleh [[majelis tingg]], Majelis Tinggitinggi, Majelis Rendah dapat melewati keputusan yang dibuat di majelisMajelis tinggiTinggi dengan sebuah veto yang menghasilkan persetujuan sebesar dua-per-tiga dalam "affirmative". Dalam kasus "[[treaty]]"persetujuan, [[dana]], dan pemilihan perdana menteri, Majelis Tinggi hanya dapat menunda "passage"pelaksanaan, tetapi tidak memblok "legislation"legislasi. Sebagai hasilnya majelis rendah dianggap lebih berkuasa.
Anggota dari majelis rendah, yang dipilih dengan masa tugas empat tahun, menjabat lebih pendek dibanding dengan anggota [[Majelis Tinggi Jepang|majelis tinggi]], yang dipilih untuk menjabat selama enam tahun. Majelis rendahRendah dapat juga dibubarkan oleh perdana menteri atau "passage"melalui mosi tidak yakinpercaya, sedangkan Majelis Tinggi tidak dapat dibubarkan. Oleh karena itu Majelis Rendah dianggap lebih sensitif terhadap pendapat rakyat, dan diberi nama "majelis rendah". Istilah ini juga merupakan warisan dari [[Konstitusi Meiji]] 1889, ketika [[House''Kizokuin'' of(nama Peersmajelis tinggi pada tahun [[1889]]–[[1947]]) berfungsi sebagai majelis tinggi [[aristokratik]] dalam sebuah bentuk yang mirip dengan [[sistem Westminster]] pada masa itu.