Diplomasi vaksin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WanaraLima (bicara | kontrib)
WanaraLima (bicara | kontrib)
Baris 4:
Menurut Kilian dan Noviryani di situs ''The Conversation'', tujuan dari diplomasi ini awalnya untuk menjamin ketersediaan berbagai obat-obatan, alat kesehatan, dan vaksin. Sementara itu, tujuan jangka panjangnya adalah memperkuat keamanan kesehatan dan kemandirian nasional. Ketika awal pandemi, diplomasi tersebut berfokus kepada penyediaan berbagai peralatan diagnostik dan terapi seperti alat pelindung diri, ventilator, dan bahan baku obat-obatan. Namun, seiring dengan meningkatnya kapasitas Indonesia untuk memproduksi berbagai peralatan dan obat-obatan maupun keberhasilan negara-negara lain untuk mulai membuat vaksin, fokus diplomasi ini mulai berubah menjadi ketersediaan vaksin.<ref>{{Cite journal|last=Moussally|first=Joanna Myriam|last2=Brosch|first2=Tobias|last3=Van der Linden|first3=Martial|date=2016-12|title=Time course of attentional biases toward body shapes: The impact of body dissatisfaction|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27750205|journal=Body Image|volume=19|pages=159–168|doi=10.1016/j.bodyim.2016.09.006|issn=1873-6807|pmid=27750205}}</ref>
 
Diplomasi iniitu mempunyai dua sisi, yaitu diplomasi yang berhubungan dengan pemenuhan tujuan nasional atau kepentingan geopolitik dan diplomasi yang berkaitan dengan upaya kolektif untuk mengatasi permasalahan kesehatan global, seperti negosiasi regulasi kesehatan antarnegara.
 
== Rujukan ==