Dispnea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Febri Gunawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
WanaraLima (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(46 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox medical condition (new)|name=Dispnea|types=|frequency=|prognosis=|medication=|treatment=|prevention=|differential=|diagnosis=|risks=|causes=|duration=|synonyms=Sesak napas|onset=|complications=|symptoms=|specialty=[[Pulmonologi]]|pronounce=Dyspnea: /dɪspˈniːə/;|caption=|alt=|width=|image=SymptomsFeverCoughSOB (cropped).jpg|deaths=}}
{{inuseBP|BP59Febri|27 Juni 2014|29 Mei 2014}}
'''Sesak napas''' atau '''dispnea''' ([[bahasa Inggris]]: ''dyspnea'', ''shortness of breath'') adalah kondisi kesehatan ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas.<ref name=":0">{{Cite web|date=2020-07-24|title=Sesak Napas (Dispnea): Penyebab dan Cara Mengatasi|url=https://hellosehat.com/pernapasan/sesak-napas/pengertian-sesak-napas/|website=Hello Sehat|language=id-ID|access-date=2021-02-26}}</ref> Dispnea terjadi karena tidak terpenuhinya pasokan [[oksigen]] ke [[paru-paru]] sehingga menyebabkan pernapasan seseorang menjadi lebih cepat, pendek, dan dangkal. Tingkat pernapasan normal untuk orang [[dewasa]] dan [[remaja]] berkisar antara 12-16 napas per menit.<ref>{{Cite web|title=Normal Breathing Rate for a Teenager|url=https://www.livestrong.com/article/193430-normal-breathing-rate-for-a-teenager/|website=LIVESTRONG.COM|language=en|access-date=2021-02-27}}</ref> Namun saat mengalami dispnea, pola dan frekuensi pernapasan akan berubah.<ref>{{Cite web|date=2019-08-16|title=Macam-Macam Penyebab Dyspnea dan Cara Meredakannya|url=https://www.alodokter.com/macam-macam-penyebab-dyspnea-dan-cara-meredakannya|website=Alodokter|access-date=2021-02-27}}</ref>
'''Dispnea''' sering disebut sebagai ''shortness of breath'' (SOB) merupakan sensasi yang dirasakan ketika bernafas tetapi rasanya tidak cukup.
 
Sesak napas bisa menjadi gejala masalah kesehatan yang sering kali terkait dengan penyakit jantung atau paru-paru. Tapi dispnea juga dapat dialami setelah melakukan latihan olahraga secara intens.<ref name=":5">{{Cite web|last=Roland|first=James|date=2019|title=Dyspnea|url=https://www.healthline.com/health/dyspnea#symptoms|website=Healthline|access-date=18 Maret 2021|Reviewed by=Elaine K. Luo, M.D.}}</ref>
==Penyebab==
 
Kebanyakan kasus dispnea karean kondisi jantung dan paru-paru. Jantung dan paru-paru beroeran dalam menyampaikan oksigen ke jaringan dan mengangkut karbon dioksida keluar, dan masalah dengan proses ini akan menggangu pernafasan.
== Definisi ==
Contoh:
Organisasi nirlaba American Thoracic Society (ATS) mendefinisikan dispnea sebagai pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pernapasan, yang terdiri dari sensasi berbeda secara kualitatif dengan intensitas bervariasi. Dispnea dapat disebabkan karena [[Penyakit paru obstruktif kronis|penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)]], [[asma]], [[Penyakit paru interstisial|penyakit paru interstitial]], gangguan neuromuskuler, [[kanker paru-paru]], dan [[penyakit jantung koroner]].<ref>{{Cite journal|last=Rose|first=Verna L.|date=1999-06-01|title=American Thoracic Society Issues Consensus Statement on Dyspnea|url=https://www.aafp.org/afp/1999/0601/p3259.html|journal=American Family Physician|volume=59|issue=11|pages=3259|issn=0002-838X}}</ref>
* Asma
 
* Keracunan karbon monoksida
Menurut dokter spesialis anak RSIA Catherine Booth dr.Irvan Auwriadharma, dispena atau sesak nafas merupakan kondisi di mana seseorang susah bernapas. Kondisi tersebut biasanya terjadi ketika seseorang sedang melakukan aktivitas fisik. Sesak napas dapat terjadi baik pada orang dewasa, remaja, maupun anak-anak dan bayi sekalipun.<ref name=":1" />
* Serangan jantung
 
Dispnea tidak boleh disamakan dengan pernapasan cepat (takipnea), pernapasan berlebihan (hiperpnea), atau hiperventilasi. Dispnea paling sering digambarkan sebagai sesak napas, ketidakmampuan untuk menarik napas dalam-dalam, atau dada sesak.<ref name=":6">{{Cite book|last=Bass|first=Jr John B.|date=1990|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK357/|title=Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition.|location=Boston|url-status=live}}</ref>
 
=== Definisi lain ===
Definisi lain dari dispnea atau sesak napas, di antaranya yaitu:
* Dispnea yaitu kesulitan dalam bernapas, yang berkaitan dengan paru-paru atau penyakit jantung dan dapat menyebabkan sesak napas. Dispena juga disebut dengan istilah kelaparan udara (''air hunger'')''.''<ref>{{Cite journal|title=dyspnea|url=https://www.thefreedictionary.com/dyspnea|journal=The Free Dictionary}}</ref>
* Dispnea adalah pernapasan seseorang yang tidak teratur atau tidak memadai.<ref>{{Cite web|title=UpToDate|url=https://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-the-adult-with-dyspnea-in-the-emergency-department?source=search_result&selectedTitle=2~150|website=www.uptodate.com|access-date=2021-02-28}}</ref>
* Dispnea didefinisikan sebagai pengalaman sesak napas, baik akut ataupun kronis.<ref>{{Cite web|date=2011-06-13|title=dyspnea - General Practice Notebook|url=http://www.gpnotebook.co.uk/simplepage.cfm?ID=825557022|website=web.archive.org|access-date=2021-02-28|archive-date=2011-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20110613170052/http://www.gpnotebook.co.uk/simplepage.cfm?ID=825557022|dead-url=unfit}}</ref>
 
== Diagnosis ==
Sebelum memberikan diagnosis, Dokter akan memeriksa dan mendengarkan paru-paru pasien. Selanjutnya, pasien akan menjalani tes fungsi paru-paru, yang disebut [[spirometri]], untuk mengukur berapa banyak udara yang dapat dihirup dan dihembuskan dari paru-paru dan seberapa cepat aktifitas itu dilakukan oleh paru-paru. Tes tersebut dapat membantu mendiagnosis asma dan COPD (''Chronic obstructive pulmonary disease'') atau penyakit paru obstruktif kronis.<ref name=":7">{{Cite web|date=2020|title=Dyspnea (Shortness of Breath): Symptoms,causes, and treatment|url=https://www.webmd.com/lung/shortness-breath-dyspnea#2|website=WebMD|access-date=18 Maret 2021}}</ref>
 
Tes lain yang mungkin akan Dokter lakukan:<ref name=":7" />
 
* '''[[Pulse_oximetry|Oksimetri denyut]]'''. Dokter menjepit alat ke jari atau daun telinga pasien untuk mengukur berapa banyak oksigen dalam darah.
* '''Tes darah'''. Untuk menunjukkan apakah pasien menderita anemia atau infeksi dan dapat memeriksa bekuan darah atau cairan di paru-paru pasien.
* '''Rontgen dada atau [[Tomografi terkomputasi|CT scan]]'''. Untuk mengetahui apakah pasien menderita pneumonia, pembekuan darah di paru-paru, atau penyakit paru-paru lainnya. CT scan mengumpulkan beberapa sinar-X yang diambil dari berbagai sudut untuk membuat gambaran yang lengkap.
* '''[[Elektrokardiogram]] (EKG'''). Mengukur sinyal listrik dari jantung pasien untuk melihat apakah pasien mengalami serangan jantung dan mengetahui seberapa cepat jantung pasien berdetak dan apakah memiliki ritme yang sehat.
 
Diagnosis yang ditandai dengan gejala dispnea antara lain:
 
=== Sindrom koroner akut ===
[[Berkas:Heart attack diagram.png|jmpl|Penyumbatan arteri koroner]]
[[Sindrom koroner akut]] atau ''acute coronary syndrome'' (ACS) merupakan suatu masalah kardiovaskular<ref>{{Cite web|title=WHO {{!}} Catastrophic health expenditure on acute coronary events in Asia: a prospective study|url=http://www.who.int/bulletin/volumes/94/3/15-158303/en/|website=WHO|access-date=2021-03-06}}</ref> yang terjadi karena aliran darah menuju jantung berkurang secara drastis atau tiba-tiba.<ref>{{Cite book|date=2015|url=http://www.inaheart.org/upload/image/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf|title=Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut|publisher=Centra Communications|pages=1|url-status=live|access-date=2021-03-05|archive-date=2021-01-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210118000950/http://www.inaheart.org/upload/image/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf|dead-url=yes}}</ref> Sindrom koroner akut dapat disebabkan karena dispnea (sesak napas), [[sakit kepala]] atau pusing, gelisah, dan denyut jantung tidak teratur.<ref name=":4">{{Cite web|date=2017-08-29|title=Sindrom Koroner Akut: Kenali Gejala, Penyebab, dan Penanganannya|url=https://www.alodokter.com/sindrom-koroner-akut-kenali-gejala-penyebab-dan-penanganannya|website=Alodokter|access-date=2021-03-05}}</ref>
 
=== COVID-19 ===
Penyakit koronavirus 2019 ([[bahasa Inggris]]: ''coronavirus disease 2019'', disingkat COVID-19) adalah [[Infeksi|penyakit menular]] yang disebabkan oleh [[Koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2|SARS-CoV-2]], salah satu jenis [[koronavirus]]. Penyakit tersebut dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome ([[Sindrom pernapasan Timur Tengah|MERS]]). Gejala umum yang dialami oleh penderita COVID-19 yaitu demam, [[batuk]] kering dengan disertai kesulitan bernapas (dispnea).<ref>{{Cite web|title=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|url=https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html|website=www.kemkes.go.id|access-date=2021-03-06}}</ref> Selain itu, ada juga gejala lain seperti nyeri otot, batuk ringan, dan timbul rasa lelah pada tubuh.<ref>{{Cite web|title=QA for public|url=https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-for-public|website=www.who.int|language=en|access-date=2021-03-06}}</ref>
 
Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan,<ref>{{Cite journal|last=Rozaliyani|first=Anna|date=2020|title=Factors Associated with Death in COVID-19 Patients in Jakarta, Indonesia: An Epidemiological Study|url=https://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/view/1525/pdf|journal=Acta Medica Indonesiana: The Indonesian Journal of Internal Medicine|volume=52|issue=3|pages=246-254}}</ref> gejala yang paling sering dilaporkan pada pasien yang menderita Covid-19 antara lain batuk (61,0%), demam (53,0%), malaise (32,4%) dan dispnea (30,2%), sedangkan pneumonia terjadi pada 41,1% pasien. Proporsi pasien dengan pneumonia dan gejala tersebut di atas, secara signifikan lebih tinggi dialami oleh pasien yang meninggal akibat covid-19. Dalam penelitian juga dibuktikan bahwa di antara kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium di Jakarta, kemungkinan kematian lebih besar jika pasien lebih tua, menderita dispnea, pneumonia, dan hipertensi yang sudah ada sebelumnya.
 
Dispnea, pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pernapasan, telah dilaporkan memengaruhi kurang dari 50% pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan lebih sering terjadi pada pasien yang akan meninggal dibandingkan dengan mereka yang akan pulih. Dispnea sangat terkait dengan prognosis yang buruk pada populasi umum, pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik, dan juga pada pasien yang selamat dari gagal napas hiperkapnik akut.<ref>{{Cite journal|last=Allali|first=Gilles|last2=Marti|first2=Christophe|date=2020|title=Dyspnea: The vanished warning symptom of COVID‐19 pneumonia|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jmv.26172|journal=Medical Virology|volume=92|issue=11|pages=2272-2273}}</ref>
 
Mengalami sesak napas yang berat merupakan salah satu gejala yang umum terjadi pada ⅖ pasien bangsal dan ⅔ pasien ICU. Studi di Perancis menyimpulkan bahwa pasien yang dirawat inap saat infeksi akut COVID-19 umumnya memiliki gejala yang menetap, termasuk dispnea yang mencapai 42%.<ref>{{Cite web|last=Utami|first=Jocelyn Prima|date=2021|title=Efek Jangka Panjang Dari COVID-19|url=https://www.alomedika.com/efek-jangka-panjang-dari-covid-19|website=Alomedika|access-date=24 Maret 2021}}</ref>
 
=== Asma ===
Asma merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan saluran napas sehingga penderita mengalami kesulitan bernapas, mengi, dan dada terasa sesak.<ref>{{Cite web|title=Asthma|url=https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/asthma|website=www.who.int|language=en|access-date=2021-03-06}}</ref> Dispnea adalah salah satu gejala utama yang dilaporkan oleh pasien asma, seperti batuk, mengi, dan sensasi sesak di dada. Pada individu penderita asma, ada bukti kuat bahwa persepsi dispnea dikaitkan dengan peningkatan upaya pernapasan yang dihasilkan oleh peningkatan resistensi saluran napas.<ref>{{Cite journal|last=Parente|first=Ana Alice|date=2011|title=Perception of dyspnea in childhood asthma crisis by the patients and those in charge of them|url=https://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0021-75572011000600014&lng=en&nrm=iso&tlng=en|journal=Jornal de Pediatria|volume=87|issue=6}}</ref>
 
Menghindari aktivitas fisik disarankan untuk penderita asma karena bisa dengan mudah mengalami sesak napas (yaitu, dispnea) yang dirasakan selama aktivitas.<ref>{{Cite journal|last=Moore|first=Linn E.|date=2018|title=Exertional dyspnea and operating lung volumes in asthma|url=https://journals.physiology.org/doi/full/10.1152/japplphysiol.00216.2018|journal=Journal of Applied Physiology|volume=Vol. 125|issue=3}}</ref>
 
== Tanda-tanda dan gejala ==
Pasien dispnea sering bernapas dengan cepat dan dangkal. Otot aksesori pernapasan dapat digunakan, dan retraksi supraklavikula dan interkostal dapat dilihat. Pemeriksaan jantung, paru, dan neuromuskuler harus mendapat perhatian khusus pada pasien dengan dispnea.<ref name=":6" /> Tanda-tanda dan gejala yang akan dialami seseorang ketika mengalami dispnea atau sesak napas, di antaranya:
{{col|2}}
* [[Mengi]]
* [[Nyeri dada]]
* Kulit pucat
* Napas berbunyi
* Kulit dingin dan lembap
* Kesulitan dalam mengatur napas
* Kecemasan atau perasaan panik <ref>{{Cite web|title=Signs and symptoms of breathlessness {{!}} Coping physically {{!}} Cancer Research UK|url=https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/coping/physically/breathing-problems/breathlessness-signs-symptoms|website=www.cancerresearchuk.org|access-date=2021-02-27}}</ref>
* [[Takipnea]], yaitu kondisi ketika laju pernapasan seseorang lebih cepat dan pendek dari kondisi normal <ref>{{Cite web|date=2012-07-17|title=What Causes Rapid, Shallow Breathing?|url=https://www.healthline.com/health/rapid-shallow-breathing|website=Healthline|language=en|access-date=2021-02-27}}</ref>
{{EndDiv}}
 
== Jenis dan penyebab dispnea ==
Menurut [[dokter]] Steven A. Wahls dari Rush Medical College di [[Chicago]], penyebab paling umum terjadinya dispnea yaitu disebabkan oleh [[asma]], [[gagal jantung]], [[Penyakit paru obstruktif kronis|penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)]],<ref>{{Cite web|title=COPD - Symptoms and causes|url=https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/copd/symptoms-causes/syc-20353679|website=Mayo Clinic|language=en|access-date=2021-02-26}}</ref> [[penyakit paru interstitial]],<ref>{{Cite web|title=Interstitial Lung Disease|url=https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/interstitial-lung-disease|website=www.lung.org|language=en|access-date=2021-02-26}}</ref> [[pneumonia]], tumor atau kondisi lain yang berhubungan dengan kanker,<ref name=":9">{{Cite web|date=2019|title=Shortness of Breath or Dyspnea|url=https://www.cancer.net/coping-with-cancer/physical-emotional-and-social-effects-cancer/managing-physical-side-effects/shortness-breath-or-dyspnea|website=Cancer.net|access-date=18 maret 2021}}</ref> dan masalah psikogenik yang biasanya terkait dengan [[kecemasan]].<ref name=":2">{{Cite web|date=2018-07-23|title=Dyspnea: Causes, diagnosis, and treatment|url=https://www.medicalnewstoday.com/articles/314963|website=www.medicalnewstoday.com|language=en|access-date=2021-02-26}}</ref> Dispnea dapat terjadi secara mendadak jika ada makanan atau benda lain yang menghalangi jalan napas. Cedera yang merusak paru-paru atau menyebabkan kehilangan darah dengan cepat juga akan membuat lebih sulit bernapas.<ref name=":5" /> Jika sesak napas tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan tetapi dialami selama kurang lebih empat minggu, sesak napas ini dianggap kronis. Dispnea atau sesak napas dibagi menjadi dua jenis, yaitu dispnea [[akut]] dan dispena [[kronis]].<ref name=":1">{{Cite journal|last=Hasniati|first=Hasniati|last2=Arianti|first2=Arianti|last3=Philip|first3=William|date=2018-06-10|title=Penerapan Metode Bayesian Network Model Untuk Menghitung Probabilitas Penyakit Sesak Nafas Bayi|url=http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/INF/article/view/1415|journal=Jurnal Rekayasa Teknologi Informasi (JURTI)|language=en|volume=2|issue=1|pages=64-65|doi=10.30872/jurti.v2i1.1415|issn=2580-667X}}</ref>
 
=== Dispnea akut ===
Dispena akut merupakan sesak napas yang berlangsung kurang dari satu bulan.<ref name=":1" /> Penyebab terjadinya dispnea akut di antaranya sebagai berikut:<ref name=":2" />
{{col|2}}
* [[Asma]]
* [[Anemia sel sabit|Anemia]]
*[[Kegelisahan]]
* Reaksi [[alergi]]
* [[Gagal jantung]]
* [[Pneumotoraks]]
* [[Hiatus hernia]]
*[[Radang paru-paru|Radang paru-]]<nowiki/>paru
*Tekanan darah rendah ([[hipotensi]])
*Paparan tingkat karbon monoksida yang berbahaya
*Tersedak atau menghirup sesuatu yang menghalangi saluran pernapasan
*Emboli paru, yaitu suatu kondisi di mana satu atau lebih arteri di paru-paru menjadi terhalang oleh gumpalan darah.<ref>{{Cite web|title=Causes|url=https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/blood-heart-circulation/pulmonary-embolism/causes.html|website=stanfordhealthcare.org|language=en|access-date=2021-02-26}}</ref>
{{EndDiv}}
 
=== Dispnea kronis ===
Dispnea kronis merupakan sesak napas yang berlangsung lebih dari satu bulan.<ref name=":1" /> Penyebab terjadinya dispnea kronis di antaranya sebagai berikut:<ref name=":2" />
{{col|2}}
*[[Asma]]
*[[Penyakit paru obstruktif kronis|Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)]]
*[[Sakit jantung]]
*[[Kegemukan]]
*[[Penyakit paru interstisial]]
{{EndDiv}}
 
Selain penyebab diatas, berikut terdapat beberapa kondisi tambahan yang menyerang paru-paru dan dapat menyebabkan sesak napas:<ref name=":8">{{Cite web|last=Dresden|first=Danielle|date=2018|title=What is dyspnea?|url=https://www.medicalnewstoday.com/articles/314963#causes|website=Medical News Today|language=en|access-date=18 Maret 2021}}</ref>
{{Col|2}}
*Radang laring [[laringitis]] dan radang trakea [[Epiglotis]]
*[[Kontusio paru]]
*[[Kanker paru-paru]]
*[[tuberkulosis]]
*radang selaput dada atau [[pleuritis]], peradangan pada jaringan di sekitar paru-paru
*[[Edema paru]], saat terlalu banyak cairan terkumpul di paru-paru
*[[Hipertensi paru]], ketika tekanan darah di arteri ke paru-paru meningkat, dan
*[[Sarcoidosis]], ketika kelompok sel inflamasi tumbuh di paru-paru{{EndDiv}}
Dispnea dapat dikaitkan dengan hipoksia atau hipoksemia, yang merupakan kadar oksigen darah yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran dan gejala parah lainnya. Jika dispnea kronis berlanjut selama beberapa waktu, dapat terjadi risiko gangguan kognitif sementara atau permanen. Hal Ini juga bisa menjadi tanda timbulnya atau memburuknya masalah medis lainnya.<ref name=":8" />
 
== Pengobatan dan pencegahan ==
 
=== Pengobatan ===
Pengobatan dan penanganan untuk penderita dispnea berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Di antaranya sebagai berikut:
 
* Menggunakan obat untuk menghilangkan kecemasan, sehingga dapat membantu menghilangkan panik ketika mengalami dispnea. Selain itu, juga dapat menggunakan obat pereda nyeri untuk mempermudah pernapasan.<ref name=":3">{{Cite web|title=Lung Cancer: Managing Shortness of Breath - Health Encyclopedia - University of Rochester Medical Center|url=https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=34&ContentID=21274-1|website=www.urmc.rochester.edu|access-date=2021-03-05}}</ref>
* Apabila penderita dispnea disebabkan oleh [[efusi pleura]], maka disarankan diobati dengan menggunakan metode pengobatan t''horacentesis, chest tube, pleural drain,'' dan lainnya.<ref>{{Cite web|date=2020-05-09|title=Efusi Pleura|url=https://www.alodokter.com/efusi-pleura|website=Alodokter|access-date=2021-02-28}}</ref>
* Apabila dispnea terjadi karena dipicu oleh [[asma]] atau [[PPOK]], maka dapat menggunakan obat-obatan seperti bronkodilator dan steroid. Penggunaan steroid dapat membantu mengurangi edema paru-paru.<ref>{{Cite web|date=2017-10-20|title=Bronchodilators|url=https://www.nhs.uk/conditions/bronchodilators/|website=nhs.uk|language=en|access-date=2021-03-05}}</ref><ref name=":3" />
* Apabila dispnea berkaitan dengan infeksi seperti pneumonia bakterial, maka disarankan diobati dengan menggunakan antibiotik.<ref>{{Cite web|last=Aliyah|first=Muta|date=2020|title=Pola penggunaan obat bronkodilator pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo|url=http://repository.wima.ac.id/23392/|website=Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository|page=3-4|access-date=5 Maret 2021|bab=1}}</ref>
*Melakukan terapi oksigen hiperbarik bagi penderita hipoksia.<ref>{{Cite web|date=2017-09-14|title=How does hyperbaric oxygen therapy work?|url=https://uihc.org/health-topics/how-does-hyperbaric-oxygen-therapy-work|website=University of Iowa Hospitals & Clinics|language=en|access-date=2021-03-05}}</ref>
Rekomendasi terapi pelengkap untuk mengelola dispnea tanpa obat, seperti:<ref name=":9" />
 
* Teknik pernapasan
* Teknik relaksasi
* Strategi gangguan
* Teknik postur tubuh
* Terapi fisik
* [[Akupresur]], yaitu ketika tekanan fisik diterapkan ke titik-titik akupunktur
* [[Pijat refleksi]], yang menerapkan tekanan pada kaki, tangan, dan telinga
 
=== Pencegahan ===
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ketika mengalami dispnea, di antaranya yaitu:
 
# Hindari merokok.
# Menghindari atau menjauhi paparan polusi udara.
# Menurunkan berat badan dan rutin berolahraga.<ref name=":0" />
 
== Lihat pula ==
 
* [[Apnea]]
* [[Bronkospasme]]
* [[Ortopnea]]
 
== Referensi ==
<references responsive="" />
[[Kategori:Penyakit]]