Dretarastra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Satu ayah beda ibu. Itu bukan saudara tiri..
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = GandhariKing explains to DhritrashtraDhritarashtra.jpg
| Caption = Raja Dretarastra beserta Ratu [[Gandari]], ilustrasi dari ''Mahabharata'' terbitan Gorakhpur Geeta Press.
| Nama = Dretarastra
| Devanagari = धृतराष्ट्र
Baris 19:
}}
{{HastinaRaja}}
'''Dretarastra''' {{Sanskerta|धृतराष|Dhṛtarāṣṭra}} dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', adalah putra janda [[Wicitrawirya]], yaitu [[Ambika]]. Ia buta semenjak lahir, karena ibunya menutup mata sewaktu mengikuti upacara ''Putrotpadana'' yang diselenggarakan oleh Resi [[Byasa]] untuk memperoleh keturunan. Ia merupakan kakak satu ayah beda ibu bukan saudara tiri. Kurang tepat bila dikatan saudara tiri.[[Pandu]], karena lain ibu namun satu ayah. Sebenarnya Dretarastra yang berhak menjadi Raja [[Hastinapura]] karena ia merupakan penerus Wicitrawirya yang tertua. Akan tetapi dia buta sehingga pemerintahan harus diserahkan kepada adiknya. Setelah Pandu wafat, ia menggantikan jabatan tersebut. Dretarastra menikah dengan [[Gandari]], putri [[kerajaan Gandhara]]. Ia menjadi bapak bagi para [[Korawa|Seratus Korawa]], [[Dursala]], dan [[Yuyutsu]].
 
== Kelahiran ==
Baris 27:
== Masa pemerintahan ==
 
Karena Dretarastra terlahir buta, maka tahta kerajaan diserahkan kepada adiknya, yaitu [[Pandu]], putra [[Ambalika]]. Setelah Pandu wafat, Dretarastra menggantikannya sebagai raja (kadangkalakadang kala disebut sebagai pejabat pemerintahan untuk sementara waktu). Dalam memerintah, Dretarastra didampingi oleh keluarga dan kerabatnya, yaitu sesepuh Wangsa Kuru seperti misalnya [[Bisma]], [[Drona]], dan [[Kripa]], lalu ditemani oleh saudara tirinya [[Widura]] yang merupakan putra dari dayang yang dibawa oleh [[Ambalika]] dan kedua saudaranya yang lain ketika dalam perjalanan menuju [[Hastinapura]] dengan ayah yang sama dengan Dretarastra.
 
Saat putra pertamanya yaitu [[Duryodana]] lahir, [[Widura]] dan [[Bisma]] menasihati Dretarastra agar membuang putra tersebut karena tanda-tanda buruk muncul pada saat kelahirannya. Namun karena rasa cintanya terhadap putra pertamanya, ia tidak tega melakukannya dan tetap mengasuh Duryodana sebagai putranya.
Baris 61:
Sedikit berbeda dengan versi aslinya, tokoh Dretarastra dalam pewayangan Jawa disebut sebagai putra kandung [[Abyasa]] (Byasa). Dretarastra (kadang disingkat Destarata) dilahirkan oleh Putri [[Ambika]] dalam keadaan buta karena ketika pertama kali berjumpa dengan [[Abyasa]], sang putri itu memejamkan mata. Pada waktu itu, [[Abyasa]] datang ke [[Hastina]] karena diundang ibunya, yaitu [[Durgandini]] untuk menikahi janda-janda [[Citrawirya]] (Ambika dan Ambalika), demi menyambung garis keturunan Wangsa Barata, karena pewaris yang sesungguhnya, yaitu [[Bisma]], telah bersumpah untuk hidup membujang.
 
[[Berkas:Dretarastra-kl, KITLV 36C81.jpgtiff|kiri|180px|jmpl|Drestarastra dalam pewayangan Jawa.]]
Dretarastra serta kedua adiknya, [[Pandu]] dan [[Widura]], berguru kepada [[Bisma]] tentang ilmu pemerintahan dan kesaktian. Meskipun menyandang [[tunanetra]], tetapi Dretarastra menguasai ilmu ''Lebur Geni'' sehingga mampu meremukkan apa saja melalui genggamannya. Dretarastra menikah dengan [[Gendari]], putri dari negeri Plasajenar. Sebelumnya, dikisahkan bahwa [[Pandu]] pulang dari [[Mandura]] dengan membawa [[Kunti]] sebagai hadiah sayembara, serta [[Madrim]] putri dari Mandaraka. Di tengah perjalanan, rombongan itu dihadang oleh Gendara, Raja Plasajenar yang terlambat mengikuti sayembara di [[Mandura]]. Pertempuran terjadi antara keduanya dan berakhir dengan kematian Gendara. Ia berwasiat menitipkan kedua adiknya, yaitu [[Gendari]] dan [[Sengkuni]] untuk dibawa oleh Pandu. Di [[Hastina]], [[Pandu]] menampilkan seluruh putri yang diboyongnya untuk dipilih sebagai istri Dretarastra. Dretarastra memilih [[Gendari]] yang diramalkan akan memberinya banyak putra. Penikahannya dengan Gendari memberinya seratus anak, yang dikenal dengan nama [[Korawa]].