Duku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Mediatanam (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Kambing2k
Tag: Pengembalian
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: Penyempurnaan Taxobox dengan sistem klasifikasi APG
(30 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{taxobox |color = lightgreennavajowhite
|name = Duku
|nativename = ꤴꥈꤰꥈ <br/>دوكو
|image = Duku Lansium domesticum Ripe.jpg
|image_width = 240px
|image_caption = BuahLansium dukuparasiticum
|regnum = [[Plantae]]
| unranked_subregnum = [[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]
| unranked_divisio = [[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]
|unranked_classis = [[Eudikotil]]
|unranked_ordo = [[Rosidae]]
Baris 40 ⟶ 42:
[[Pohon]] yang berukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30 [[meter|m]] dan gemang hingga 75 [[sentimeter|cm]]. Batang biasanya beralur-alur dalam tak teratur, dengan banir (akar papan) yang pipih menonjol di atas tanah. [[Pepagan]] (kulit kayu) berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan jingga, mengandung getah kental berwarna susu yang lengket (resin).<ref name="verheij_232">Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. ''Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan''. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 232-237.</ref>
 
[[Daun]] majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus, dengan 6–9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) sampai lonjong, 9–21&nbsp;cm × 5–10&nbsp;cm, mengkilapmengilap di sisi atas, seperti [[jangat]], dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 [[milimeter|mm]].<ref name=verheij_232/>
 
[[Bunga]] terletak dalam [[tandan]] yang muncul pada batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 2–5 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya, 10–30&nbsp;cm panjangnya, berambut.<ref name=steenis1981_255>[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981. ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 255.</ref> Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2–3&nbsp;mm × 4–5&nbsp;mm, putih hingga kuning pucat. [[Benang sari]] satu berkas, tabungnya mencapai 2&nbsp;mm, kepala-kepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.<ref name=verheij_232/>
 
[[Buah]] buni yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4(-7) cm × 1,5–5&nbsp;cm, dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok. Kulit (dinding) buah tipis hingga tebal (kira-kira 6&nbsp;mm). Berbiji 1–3, pipih, hijau, berasa pahit; biji terbungkus oleh salut biji ([[arilus]]) yang putih bening dan tebal, berair, manis hingga masam.<ref name=verheij_232/> Kultivar-kultivar yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak berkembang (rudimenter), namuntetapi arilusnya tumbuh baik dan tebal, manis.
 
Perbanyakan duku yang dilakukan menggunakan [[biji]] mengakibatkan lambannya tanaman dalam menghasilkan buah. Tanaman baru berbunga pada umur 10 sampai 15 tahun.<ref name=Polo>Polo D.C. 1926. Propagation of the lanzon by marcotage and by cuttings. ''The Phillippine Agriculturists'' 14(9): 613-623.</ref>. Perkecambahan tumbuhan ini memiliki perilaku poliembrioni (satu biji menghasilkan banyak [[embrio]] atau semai): satu embrio hasil pembuahan, dan sisanya embrio [[apomiksis|apomiktik]],<ref>R. Kiew, L.L. Teo and Y.Y. Gan. 2003. Assessment of the hybrid status of some Malesian plants using Amplified Fragment Length Polymorphism]. ''Telopea'' 10:225–233</ref>. Embrio apomiktik berkembang dari [[jaringan]] pohon induk sehingga keturunannya memiliki karakter yang serupa dengan induknya. Biji bersifat rekalsitran, penyimpanan lebih daripada tujuh hari akan menyebabkan kemunduran daya kecambah yang cepat.<ref>Suharyono UHY. 1981. Penelitian daya tumbuh biji duku (''Lansium domesticum'' var. ''duku'').</ref>.
 
[[Perbanyakan vegetatif]] dilakukan dengan [[pencangkokan]] dan sambung pucuk.<ref name=Polo/>.
 
== Keanekaragaman ==
Baris 59 ⟶ 61:
 
[[Berkas:Lans dom 061203 1720 mura.jpg|jmpl|kiri|200px|Memanen duku di Mandi Angin, [[Rawas Ilir, Musi Rawas]]. Perhatikan tandannya yang renggang, berbeda dengan langsat yang rapat.]]
'''Kokosan''' (''L. domesticum'' var. ''aquaeum'') dibedakan oleh daunnya yang berbulu, tandannya yang penuh butir buah yang berjejalan sangat rapat, dan kulit buahnya yang berwarna kuning tua. Butir-butir buahnya umumnya kecil, berkulit tipis dan sedikit bergetah, namuntetapi sukar dikupas. Sehingga buah dimakan dengan cara digigit dan disedot cairan dan bijinya (maka disebut ''kokosan''),<ref name=verheij_232/> atau dipijit agar kulitnya pecah dan keluar bijinya (maka dinamai ''pisitan'', ''pijetan'', ''bijitan'').<ref name=heyne_1126/> Berbiji relatif besar dan berdaging tipis, kokosan umumnya berasa masam sampai masam sekali.
 
Kultivar duku yang paling terkenal di [[Indonesia]] adalah duku palembang, terutama karena manis rasanya dan sedikit bijinya. Sebetulnya penghasil utama duku ini bukanlah [[Kota Palembang]], melainkan daerah Komering (Kabupaten [[Ogan Komering Ulu|OKU]] dan [[Ogan Komering Ilir|OKI]]) serta beberapa wilayah lain yang berdekatan di [[Sumatera Selatan|Sumatra Selatan]]. Tempat lain yang juga menghasilkannya adalah kawasan [[Kumpeh, Muaro Jambi|Kumpeh]], [[Kabupaten Muaro Jambi|Muaro Jambi]], [[Jambi]]. Duku dari wilayah-wilayah ini dipasarkan ke pelbagai daerah di [[Sumatra]] dan [[Jawa]], dan bahkan diekspor.<ref name=woto_hutapea>Suparwoto dan Yanter Hutapea. 2005. [http://bbp2tp.litbang.deptan.go.id/FileUpload/files/publikasi/jpptp830512.pdf Keragaan buah duku dan pemasarannya di SumatraSumatera Selatan]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, ''Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian'' Vol. '''8(3) ''':436-444, Nopember 2005.</ref><ref name=daud>Daud, I. 2000. ''Pohon duku berakar papan''. Artikel pada Majalah Intisari, bulan Januari 2000.</ref>
 
Di samping duku palembang, berbagai daerah juga menghasilkan dukunya masing-masing. Di Jawa, beberapa yang terkenal secara lokal adalah duku condet (dahulu juga duku menteng dan duku depok) dari seputaran [[Jakarta]]; duku papongan dari [[Tegal]]; duku kalikajar dari [[Purbalingga]]; duku karangkajen dan duku klaten dari [[Yogyakarta]]; duku matesih dari [[Karanganyar]]; duku woro dari [[Rembang]]; duku sumber dari [[Kudus]], dan lain-lain.<ref name=heyne_1126/><ref name=ipteknet>[http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=45 Duku Condet] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091030150512/http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=45 |date=2009-10-30 }}, dan artikel-artikel sejenis pada laman IptekNet. Diakses 27/10/08.</ref><ref name=sleman>Anonim. [http://www.hupelita.com/baca.php?id=30165 ''Duku Sleman Dipelintir Pedagang Jadi Duku Palembang'']{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, artikel pada Harian Umum ''Pelita''. Diakses 27/10/08.</ref><ref>Garhan, D.A. [http://www.suaramerdeka.com/harian/0304/14/dar27.htm ''Duku Woro Diakui Sebagai Duku Palembang'']{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, artikel pada Harian Umum ''Suara Merdeka'', 14 April 2003. Diakses 27/10/08.</ref> Di [[Kalimantan Selatan]], dikenal duku Padang Batung dari [[Kabupaten Hulu Sungai Selatan]].<ref name=batung>[http://id.banjarbarukota.go.id/informasi_banjarbaru/tahun_2008/langsat_padang_batung_saingi_palembang.html ''Langsat Padang Batung Saingi Palembang'']{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 27/10/08.</ref>
 
Mengingat daya tahan buahnya yang tak seperti duku, langsat umumnya dikenal secara lebih terbatas dan lokal. Beberapa kultivar yang populer, di antaranya adalah ''langsep'' singosari dari [[Malang]],<ref name=daud/> langsat tanjung dari [[Kalsel]],<ref name=batung/> langsat punggur dari [[Kalimantan Barat|Kalbar]], dan sebagainya. Dari [[Thailand]] dikenal langsat uttaradit, dan dari [[Luzon]], [[Filipina]], dikenal langsat paete.<ref name=verheij_232/>
Baris 69 ⟶ 71:
== Manfaat ==
[[Berkas:Lansiumdomesticumfruit.jpg|jmpl|200px|Buah duku yang dikupas, memperlihatkan [[arilus]] (selubung biji) yang putih bening.]]
Duku terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan dalam keadaan segar. Ada pula yang mengawetkannya dalam sirup dan dibotolkan.<ref name=verheij_232/> Kayunya keras, padat, berat, dan awet, sehingga kerap digunakan sebagai bahan perkakas dan konstruksi rumah di [[desa]], terutama kayu ''pisitan''.<ref name=heyne_1126/>
 
Beberapa bagian tanaman digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji duku yang pahit rasanya, ditumbuk, dan dicampur air untuk obat cacing dan juga obat demam. Kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat [[disentri]] dan [[malaria]]; sementara tepung kulit kayu ini dijadikan tapal untuk mengobati gigitan [[kalajengking]]. Kulit buahnya juga digunakan sebagai obat [[diare]]; dan kulit buah yang dikeringkan, di Filipina biasa dibakar sebagai pengusir nyamuk.<ref name=verheij_232/><ref name=heyne_1126/> Kulit buah ''langsat'' terutama, dikeringkan dan diolah untuk dicampurkan dalam [[setanggi]] atau dupa.<ref name=heyne_1126/>
 
[[Berkas:Lans dom 061203 1735 mura.jpg|jmpl|kiri|200px|Wanatani duku di Mandi Angin, [[Rawas Ilir, Musi Rawas]].]]
Baris 78 ⟶ 80:
Sebagai tanaman bertajuk menengah, duku tumbuh baik dalam kebun-kebun campuran ([[wanatani]]). Tanaman ini, terutama varietas ''duku'', menyukai tempat-tempat yang ternaung dan lembap. Di daerah-daerah produksinya, duku biasa ditanam bercampur dengan [[durian]], [[petai]], [[jengkol]], serta aneka tanaman buah dan kayu-kayuan lainnya, meski umumnya duku yang mendominasi.<ref name=verheij_232/><ref name=ipteknet/>
 
Duku biasa ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dplmdpl., di wilayah dengan curah hujan antara 1.500-2500–2.500&nbsp;mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh dan berbuah baik pada berbagai jenis tanah, terutama tipe tanah [[latosol]], [[podsolik]] kuning, dan [[aluvial]].<ref name=ipteknet/> Duku menyenangi tanah bertekstur sedang dan berdrainase baik, kaya bahan organik dan sedikit asam, namuntetapi dengan ketersediaan air tanah yang cukup. Sementara itu varietas ''langsat'' lebih tahan terhadap perubahan musim, dan dapat menenggang musim kemarau asalkan cukup ternaungi dan mendapatkan air.<ref name=verheij_232/> Duku tidak tahan penggenangan.<ref name="Morton1987">{{cite book|last =Morton|first =Julia F.|authorlink =Julia Morton|title =Fruits of warm climates|publisher = Florida Flair Books|date =1987|location =Miami, FL.|pages =p. 201–203|url =http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/langsat.html|doi =|id = |isbn = 0961018410 }}</ref>
 
Duku umumnya berbuah sekali dalam setahun, sehingga dikenal adanya musim buah duku. Musim ini dapat berlainan antar -daerah, namuntetapi umumnya terjadi di sekitar awal musim hujan.
 
== Perbanyakan ==
[[Berkas:Lanzones.jpg|jmpl|200|Langsat di [[Filipina]].]]
Duku biasanya diperbanyak dengan biji, yang sengaja disemaikan atau dengan mengumpulkan cabutan semai yang tumbuh spontan di bawah pohon induknya. Akan tetapi menunggu hingga pohon baru ini menghasilkan, memakan waktu yang lama (20–25 tahun) dan belum pasti pula kualitasnya sama dengan induknya.<ref name=woto>Suparwoto. tt. [http://sumsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=47&Itemid=47 ''Teknik perbanyakan duku dengan sambung pucuk''.]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Cara lain yang juga populer adalah dengan [[pencangkokan|mencangkoknya]]. Meskipun proses mencangkok ini memakan waktu yang relatif lama (8-98–9 bulan, akar keluar setelah 134 hari<ref name=Polo/>) namun pohon baru hasil cangkokan sudah dapat berbuah pada umur sekitar dua tahun.<ref name=sleman/> Kelemahannya, persen kematian anakan hasil cangkokan cukup besar.<ref name=verheij_232/> Lagi pula pertumbuhannya tidak seberapa kuat.<ref name=ipteknet/>
 
Perbanyakan secara modern yang kini banyak dilakukan adalah dengan [[penyambungan|sambung pucuk]] (''grafting''). Teknik ini memungkinkan sifat-sifat genetik batang atas anakan yang dihasilkan sama dengan induknya, sementara waktu tunggunya dipersingkat menjadi 5–6 tahun. Anakan hasil sambung pucuk ini juga lebih kuat perakarannya daripada anakan hasil cangkokan.<ref name=woto/>
Baris 93 ⟶ 95:
 
== Penyebaran dan nama-nama lokal ==
Wilayah asal -usul duku membentang dari sekitar [[Siam]], [[Semenanjung Tanah Melayu]] hingga [[Borneo]] di timur, termasuk pula [[Filipina]]. Di daerah-daerah itu, duku ditanam sebagai salah satu buah-buahan yang penting. Bahkan varietas-varietas liar atau yang meliar dapat dijumpai di alam. Kini duku juga dibudidayakan, walau tidak besar, di [[Vietnam]], [[Burma]], [[Srilanka]], [[India]], [[Australia]], [[Hawaii]], [[Suriname]], dan [[Puerto Rico]].<ref name=verheij_232/><ref name="Morton1987"/>
 
Duku dikenal dengan banyak nama, seperti ''langsat'', ''langseh'', ''langsep'', ''lansa'' ([[Malaysia|Mal.]]); ''lansones'', ''lanzone'', ''lanzon'', dan ''buahan'', ([[Filipina|Fil.]]); ''langsad'', ''longkong'' ([[Thailand]]); ''lòn bon'' dan ''bòn bon'' (Vietnam); ''langsak'', ''duku'' (Burma); serta ''gadu guda'' (Srilanka). Dalam [[bahasa Inggris]] juga disebut sebagai ''langsat'' dan ''duku''.<ref name="Morton1987"/><ref name="icraf">[http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/products/afdbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=1776 ''Lansium domesticum''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111106070151/http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/products/afdbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=1776 |date=2011-11-06 }} pada [http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/products/afdbases/af/index.asp ICRAF AgroforestryTree Database]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. diakses 27/10/08.</ref>
 
Di Indonesia sendiri duku disebut dengan berbagai nama, yang mirip maupun yang tidak. Misalnya ''langsat'' (umum); ''lansat, lancat'' ([[Aceh]] dan [[SumatraSumatera Utara|Sumut]]); ''lasé'' ([[Bahasa Nias|Nias]]); ''langsék'' ([[Minangkabau|Min.]]); Tebel Gelat (Empat Lawang) ''langsak'' ([[Bahasa Komering|Komering]]) ''langsak, lasak, rarsak, rasak'' ([[Lampung]]); ''lansét, lasat, losot, léhat, lihat, rihat, richat'' ([[Kalimantan|Kal.]]); ''lansa, lasat, lasot, lansot, dansot, ranso, lantat'' ([[Sulawesi Utara|Sulut]]); ''lansa, lasa, lasé, lésé'' ([[Sulawesi Selatan|Sulsel]]); ''lasat, lasaté, lasété, nasaté, lasato, lalasat, lasa'' ([[Maluku]]) dan sejenisnya. Serta ''langsat, langsep'' dan ''duku, dukuh'' ([[bahasa Jawa|Jw.]], [[bahasa Sunda|Sd.]]); ''kokosan, pisitan, bijitan'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); ''pijetan, celuring'' (Jw.); ''celoréng'' ([[bahasa Madura|Md.]]; ''celoring, ceroring'' ([[bahasa Bali|Bali]]); dan lain-lain.<ref name=heyne_1126/>
 
== Perdagangan ==
Negara-negara penghasil utama duku adalah Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Namun umumnya duku habis dikonsumsi di dalam negeri masing-masing, kecuali sedikit yang diekspor ke [[Singapura]] dan [[Hongkong]]. Duku belum menembus pasar buah-buahan di [[Eropa]] dan [[Benua Amerika|Amerika]].<ref name=verheij_232/>
 
== Referensi ==
Baris 107 ⟶ 109:
== Pranala luar ==
{{commons|Lansium domesticum}}
* {{id}} Deskripi di [http://www.kehati.or.id/florakita/printer.php?photoid=843 Kehati]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{en}} Fruits of Warm Climates: [http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/langsat.html Langsat]
* {{en}} ICRAF: [http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/products/afdbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=1776 ''Lansium domesticum'']{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111106070151/http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/products/afdbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=1776 |date=2011-11-06 }}
* {{en}} Famous Tropical Fruit: [http://tropical-fruits.blogspot.com/2006/09/duku-lansium-domesticum.html Duku]