Es cendol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
CricketXP (bicara | kontrib)
k Perbaikan minor
 
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
| caption = Cendol ketan
| alternate_name = {{plainlist|
* es cendol (Jawa Barat, Indonesia)
* dawet (Jawa Tengah, Indonesia)
* cindua (Sumatera Barat, Indonesia)
* [[wikt:ลอดช่อง|ลอดช่อง (lot chong)]] (Thailand)
* [[wikt:bánh lọt|bánh lọt]] oratau [[wikt:chè bánh lọt|chè bánh lọt]] (Vietnam)
* បង្អែមលត (bang-aem lot) or នំលត (nom lot) (Kamboja)
* ລອດຊ່ອງ (lod song) (Laos)
* [[wikt:မုန့်လက်ဆောင်း|မုန့်လက်ဆောင်း (mont let saung)]] (Myanmar)
* chendol (Singapura)
* cendol (Malaysia)
* sindul (Mindanao, Filipina)
}}
| country = [[Indonesia]]
Baris 25 ⟶ 29:
| other =
}}
'''{{PAGENAME}}''' adalah pengananminuman yang dibuatterbuat dari [[tepung beras]] dan sebagainya yang dibentuk dengan penyaring, kemudian dicampur dengan air gula dan santan.<ref name="KBBID cendol">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode: cendol|WIKI}}|title=Arti kata cendol|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=14 Maret 2021}}</ref> Cendol merupakan minuman penutup es manis yang mengandung tetesan [[tepung beras]] hijau,<ref>{{cite news|author=Freiman|first=Jane|date=19 Mei 1986|title=Underground Gourmet: Sampling Indonesia|url=https://books.google.com/books?id=6OYCAAAAMBAJ&pg=PA119|work=New York|page=119}}</ref> santan, dan sirop [[Gula aren|gula aren.]]<ref>{{cite book | title = Indonesia, Lonely planet: World food | first = Patrick | last = Witton | publisher = Lonely Planet | year = 2002 | isbn = 9781740590099| url = https://books.google.com/books?id=WtiPHH2d8EAC&pg=PA141 | page = 141}}</ref> Cendol populer di [[Indonesia]]<ref>{{cite web|title=Recipe: Es cendol|url=http://www.belindo.com/Default.aspx?NavID=183|work=Belindo|archive-url=https://web.archive.org/web/20110910074431/http://www.belindo.com/Default.aspx?NavID=183|archive-date=10 September 2011|access-date=29 Desember 2009|url-status=dead}}</ref> dan [[Asia Tenggara]] lainnya seperti [[Brunei Darussalam]], [[Kamboja]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Thailand]], [[Vietnam]], dan [[Myanmar]].
 
Cendol sebagai minuman tradisional khas Indonesia yang memiliki rasa manis dan gurih ini, merupakan inovasi dari dawet yang ditemukan oleh orang-orang Jawa, di sekitar abad 9 hingga awal abad 10.<ref>Cendol Singapura Masuk Deretan Dessert Terbaik Dunia Versi CNN, Bagaimana Asal-usulnya?[https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4383827/cendol-singapura-masuk-deretan-dessert-terbaik-dunia-versi-cnn-bagaimana-asal-usulnya]</ref> Pada awalnya terbuat dari tepung [[hunkue]], tetapi kini cendol terbuat dari [[tepung beras]], disajikan dengan es parut serta [[gula merah]] cair dan [[santan]].
Cendol sebagai minuman tradisional khas Indonesia ini dulunya terbuat dari tepung [[hunkue]], tetapi kini cendol terbuat dari [[tepung beras]], disajikan dengan es parut serta [[gula merah]] cair dan [[santan]]. Minuman ini memiliki rasa yang manis dan gurih. Di daerah Jawa Barat, minuman ini dikenal dengan nama ''cendol'', sedangkan di [[Jawa Timur]] dan [[Jawa Tengah]] dikenal dengan nama es dawet, khususnya di Ponorogo disebut Dawet Jabung, di Banjarnegara dengan minuman khasnya es dawet "ayu".
 
Nama "Cendol" berasal dari serapan [[bahasa Jawa]] "Cèndhol".<ref>Jendol, soort van drank of dunne brij, bestaande uit gekookte sago, die door een grove zeef is gedrukt en dan vermengd met kokosmelk, suiker en zout. JAV. id. doch op Java is ze zwart van kleur.]Sumber:Supplement op het Maleisch-Nederduitsch woordenboek van Dr. J. Pijnappel, Gz</ref><ref>cendhol (cenDOl) : dhawêt. J. ing Sk. cendhol iku ampasing dhawêt. Sumber: Javaansche Woordenlijst, De Nooy, 1893, #24.</ref><ref>cendhol : KN. 1. de klonters in de dhawět met een roodachtigen weerschijn als zij van ongkog, gemaakt zijn. In Japara ook de dhawêt, zelf de Nooy, J. cendholing wêntis = konthol, Rh. — 2. een pas uitgebroed vogeltje of duifje Wk. — cumendhol-cendhol, nog kaal en roodachtig zijn van jonge vogels Pr. 17; AS.; vgl. kapu, suri, trusug. Sumber: Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek, Gericke en Roorda, 1901, #918.</ref><ref>cendol [Ind] : jênang sagu. Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.</ref><ref>cèndhol : cendhol, a gelatine-like food made of rice flour, cut up and used as ingredients in dishes or drinks. c-um-èndhol-[x] newly hatched baby bird (which resembles the above in its soft consistency). Sumber: Javanese-English Dictionary, Horne, 1974, #1968.</ref>
Berkembang kepercayaan populer dalam [[orang Indonesia|masyarakat Indonesia]] bahwa istilah "cendol" mungkin sekali berasal dari kata "''jendol''", yang ditemukan dalam [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Jawa|Jawa]] hal ini merujuk pada sensasi jendolan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala meminum es cendol.
 
Pada saat membuat cendol, tepung beras diolah dengan diberi pewarna hijau dan dicetak melalui alat khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang digunakan awalnya adalah pewarna alami dari [[daun pandan]], tetapi saat ini telah digunakan [[pewarna makanan]] buatan. Es cendol merambah hingga ke [[penang]] Malaysia, cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan [[daun suji]] sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya. Di [[penang]], minum cendol disebut 'nyendol'.
Baris 36 ⟶ 40:
 
== Sejarah ==
Catatan tentang kata ''cendol'' atau ''tjendol'' dapat ditelusuri pada banyak kamus dan buku abad ke-19 di [[Hindia Belanda]]. Salah satu catatan tertua tentang kata ''tjendol'' yang diketahui tercantum pada ''Oost-Indisch kookboek'' atau buku resep Hindia Timur bertahun 1866. Buku ini memasukkan resep cendol dengan judul "''Tjendol of Dawet''" yang menandakan bahwa cendol dan dawet digunakan secara bersinonim pada masa itu.<ref>{{Cite book|date=1866|url=https://books.google.co.id/books?id=c-MwBf0NQsEC&pg=PP155&dq=tjendol&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwimx9-E_tLvAhU_8HMBHUdnB7I4MhDoATAAegQIAhAC#v=onepage&q=tjendol&f=false|title=Oost-Indisch kookboek: bevattende 456 beproefde recepten voor de hollandsche en inlandsche keuken : gebakken, confituren, zuren, sausen, enz|publisher=Van Dorp|language=nl}}</ref> Dalam kamus ''Supplement op het Maleisch-Nederduitsch Woordenboek'' (1869) oleh Jan Pijnappel (Gz.), ''tjendol'' dijelaskan sebagai semacam minuman atau pasta encer yang terbuat dari sagu, santan, gula, dan garam.<ref>{{Cite book|last=Pynappel|first=Jan|date=1869|url=https://books.google.co.id/books?id=hN1GAAAAcAAJ&pg=PA99&dq=tjendol&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwim54nk_NLvAhXU4HMBHcJxCzk4KBDoATAIegQIAxAC#v=onepage&q=tjendol&f=false|title=Supplement op het Maleisch-Nederduitsch Woordenboek|publisher=Endschedé en Zonen|language=nl}}</ref> Keterangan kata [Jav.id] dalam kamus Supplement op het Maleisch-Nederduitsch woordenboek van Dr. J. Pijnappel, Gz menandakan bahwa kata " tjendol" serapan atau berasal dari [[bahasa Jawa]]. (Jendol, soort van drank of dunne brij, bestaande uit gekookte sago, die door een grove zeef is gedrukt en dan vermengd met kokosmelk, suiker en zout. [JAV. id. doch op Java is ze zwart van kleur].)
 
Sedangkan catatan tertua terkait minuman ini ada pada sebuah Prasasti Taji pada abad 10 di Ponorogo, Jawa Timur.
 
== Perbedaan cendol dan dawet ==