Etnoekologi (Inggris: ethnoecology) adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan ekologi sebagai jembatan penghubung antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan melalui kronologi waktu sehingga menggambarkan suatu kekhasan atau spesifikasi ekologi tertentu akibat adanya bentuk-bentuk interaksi dan adaptasi manusia.

Manusia hidup di dunia ini akan melakukan interaksi dan adaptasi dengan alam. Manusia melakukan adaptasi dan interaksi mengembangkan budaya sehingga terjadi perubahan-perubahan ekosistem. Pembahasan antara manusia dengan alam memang sangat kompleks dan rumit. Kompleksitas interaksi dan adaptasi antara manusia dengan alam tidak terlepas dari pengaruh unsur biotik dan abiotik yang ada di lingkungan sekitarnya. Ilmu etnoekologi yang menjadi pokok pikirannya adalah manusia dan lingkungan, ilmu ini merupakan jembatan menghubungkan antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Buku ini banyak melakukan sintesis dan adaptasi dari ilmu-ilmu dan tokoh-tokoh geografi, hal ini dikarenakan dasar dari ilmu etnoekologi menurut penulis adalah ilmu geografi sebagai ibu dari semua kajian ilmu. Ilmu etnoekologi walaupun dalam kajiannya banyak menyentuh bidang ilmu lain, misalnya: migrasi (sosiologi), komoditi yang diperdagangkan (ekonomi), ciri khas kehidupan kelompok masyarakat tertentu (antropologi), letak bujur dan lintang suatu daerah (ilmu geografi), ilmu etnoekologi sebenarnya menelaah watak khas suatu tempat dalam arti luas maupun sempit yang di huni oleh manusia/masyarakat. Ilmu etnoekologi akan tetap terikat oleh tempat tertentu atau lebih luas terikat pada wilayah atau Negara tertentu, yang memunculkan ciri khas yang ditampilkan pada wilayah tersebut akibat adanya manusia sebagai penghuni dengan segala keinginannya yang tak terbatas. Penulis berharap dari buku ini memberikan khasanah ilmu pengetahuan yang menggambarkan bentuk interaksi dan adaptasi manusia dengan alam.

Pada perkembangan saat ini banyak pakar lebih menekankan kajian-kajian ilmu etnoekologi yang hanya bersifat lokalistik. Ilmu etnoekologi dalam kajiannya bisa melihat dalam batas alami, seperti: sungai, danau, laut, lembah, gunung, dan sebagainya dan/atau kajian yang melihat batas administrasi: desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara dan bisa dunia

Daftar pustaka

  • Hilmanto, Rudi (2010). Etnoekologi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. hlm. 115. 

Pranala luar