Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat skrip halaman dengan galat kutipan
HaEr48 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat skrip halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 130:
Fes didirikan pada masa [[dinasti Idrisiyah]] pada abad ke 8 atau 9 M, awalnya terdiri dari dua pemukiman yang mandiri dan saling bersaing. Gelombang perpindahan penduduk dari [[Ifriqiyah]] (sekarang Tunisia) dan [[Al-Andalus]] (Spanyol dan Portugal) memperbesar kota ini dan membawa budaya Arab. Setelah jatuhnya dinastri Idrisiyah, berbagai kerajaan datang dan pergi di kota ini, hingga pada abad ke-11 M Sultan [[Yusuf bin Tasyfin]] dari [[Dinasti Murabithun]] menyatukan dua pemukiman awal ini menjadi [[Fes el-Bali]]. Pada masa Murabithun, Fes mulai dikenal sebagai pusat ilmu agama dan perdagangan.
 
Fes mencapai puncak kejayaannya pada masa dinasti [[Banu Marin|Mariniyah]] (abad 13-15 M), dan kembali dijadikan ibu kota kerajaan. Pada masa ini berbagai [[madrasah]] dan [[masjid]] besar didirikan; banyak bangunan-bangunan ini masih berdiri hingga sekarang, dan sebagian yang lain telah [[pemugaran|dipulihkan kembali]]. Bangunan-bangunan ini termasuk ciri khas langgam arsitektur [[Arsitektur Moor|Andalusia]] maupun [[Arsitektur Maroko|Maghreb/Maroko]]. Pada tahun 1276 Sultan Mariniyah [[Abu Yusuf Yaqub ibn Abd al-Haqq|Abu Yusuf Yaqub]] mendirikan distrik [[Fes Jdid]] yang menjadi pusat pemerintahan dan tempat berdirinya [[Darul Makhzen (Fes)|Darul Makhzen]] (Istana Kerajaan) dan kelak [[Taman el-Mosara]]. Pada masa ini juga, kaum Yahudi di kota ini berkembang dan sebuah [[Mellah Fes|Mellah]] (distrik Yahudi) didirikan di bagian selatan Fes Jdid. Setelah jatuhnya Kesultanan Mariniyah, Fes mengalami kemunduran dan pengaruhnya di bidang politik dan kebudayaan disaingi oleh [[Marrakesh]]. Fes kembali menjadi ibu kota saat berdirinya [[Dinasti Alawi]] di Maroko, hingga tahun 1912.
 
Saat ini, kota Fes terdiri dari dua kota tua (''madinatul qadimah''), yaitu Fes el-Bali dan Fes Jdid, dan bagian modern yang lebih luas, yang didirikan pada masa kolonial Prancis dan disebut ''Ville Nouvelle'' (Kota Baru). Kota tua Fes masuk dalam daftar [[Situs Warisan Dunia]] UNESCO dan dianggap sebagai [[kawasan pejalan kaki]] tertua di dunia. Kota ini juga merupakan lokasi [[Universitas Al-Qarawiyyin]] yang didirikan pada tahun 857 dan menurut sebagian pihak (tergantung kriteria yang digunakan) merupakan lembaga pendidikan tinggi tertua di dunia yang masih beroperasi hingga sekarang. [[Tempat Penyamakan Chouara]] (Syuwarah) di kota ini (didirikan abad ke-11 M), merupakan salah satu tempat [[penyamakan]] tertua di dunia. Kota ini dianggap sebagai pusat keagamaan dan kebudayaan Maroko saat ini, dan dijuluki "Mekkah dari Maghreb" dan "Athena dari Afrika".
Baris 168:
=== Kekuasaan para syarif: Dinasti Saadiyun dan Alawiyun ===
[[File:Borj Nord DSCF2747.jpg|thumb|[[Borj Nord]], benteng peninggalan [[Dinasti Saadiyun]] yang dibangun pada abad ke-16, di utara Fes.]]
Pada abad ke-15 [[Dinasti Saadiyun]], yang mengklaim status [[syarif]] (keturunan Nabi [[Muhammad]]) berkuasa di selatan Maghreb dan menyaingi dinasti Wattasiyun. Pada masa yang sama [[Turki Utsmani]] juga mendekati wilayah ini setelah menaklukkan [[Aljazair]]. Pada Januari 1549, Sultan Saadiyah [[Muhammad asy-Syaikh]] menaklukan Fes dan menggulingkan sultan terakhir Wattasiyah [[Ali Abu Hasun]]. Dinasti Wattasiyun [[Pertempuran Fes (1554)|merebut kembali]] kota ini dengan bantuan Utsmaniyah, tetapi kekuasaan mereka berumur pendek dan pada tahun yang sama Dinasti Saadiyun mengalahkan Wattasiyun.<ref name=":21" />{{Rp|157}} Pasukan Utsmaniyah menyerang Maghreb setelah kematian Muhammad asy-Syaikh pada tahun 1558, tetapi serangan ini dihentikan putranya, [[Abdullah al-Ghalib]], dalam [[Pertempuran Wadi al-Laban]] yang terjadi di utara Fes.<ref name=":21" />{{Rp|158}} Setelah meninggalnya Abdullah al-Ghalib terjadi perebutan kekuasaan. Salah seorang saudara Abdullah, [[Abu Marwan Abdul Malik I Saadi|Abdul Malik]], [[pertempuran Fes (1576)|merebut Fes]] pada 1576 bersama dengan pasukan Turki Utsmani, dan menggulingkan keponakannya [[Abu Abdullah Muhammad II Saadi|Abu Abdullah]]. Abu Abdullah kemudian melarikan diri ke Portugal dan di sana meminta [[Sebastian dari Portugal|Raja Sebastian]] untuk membantunya kembali ke takhta, sedangkan Abdul Malik mengakui kekhalifahan Utsmaniyah. Pertikaian ini berujung ke [[Pertempuran Wadi al-Makhazin]] (disebut juga Pertempuran Tiga Raja atau Pertempuran Qasr al-Kabir/Alcácer Quibir) pada 1578. Pasukan Abdul Malik berhasil mematahkan serangan Portugis dan pengikut Abu Abdullah. Abdul Malik sendiri tewas dalam pertempuran, tetapi kemenangan pasukannya menjaga kemerdekaan Negeri Maghreb dan ia digantikan oleh saudaranya [[Ahmad al-Mansur]].<ref name=":05222">{{Cite book|last=Véronne|first=Chantal de la|title=Encyclopaedia of Islam, Second Edition|publisher=Brill|year=2012|editor-last=Bearman|editor-first=P.|chapter=Saʿdids|editor-last2=Bianquis|editor-first2=Th.|editor-last3=Bosworth|editor-first3=C.E.|editor-last4=van Donzel|editor-first4=E.|editor-last5=Heinrichs|editor-first5=W.P.}}</ref>
 
Dinasti Saadiyun, yang beribukota di Marrakesh, tidak begitu banyak melakukan pembangunan di Fes. Satu-satunya pembangunan besar adalah pembuatan tempat wudu penuh hiasan di halaman Masjid al-Qarawiyyin.<ref name=":010">{{Cite book|last=Terrasse|first=Henri|title=La Mosquée al-Qaraouiyin à Fès; avec une étude de Gaston Deverdun sur les inscriptions historiques de la mosquée|publisher=Librairie C. Klincksieck|year=1968|location=Paris}}</ref>{{Rp|70}} Para penguasa Saadiyah membangun berbagai benteng dan menara di sekitar kota Fes, kemungkinan untuk memperketat pengawasan karena seringnya terjadi ketegangan antara penduduk kota dengan pihak kerajaan. Benteng-benteng ini didirikan di tanah tinggi di sekitar Fes al-Bali, yang memungkinkan penempatan meriam untuk membombardir kota yang berada di tanah lebih rendah. Di antara benteng-benteng ini adalah [[Qasbah Tamdert]] dekat Bab Ftouh, [[Borj Nord]] di utara, [[Borj Sud]] di selatan, serta Borj Sheikh Ahmed, Borj Twil, and Borj Sidi Bou Nafa' di barat. Struktur-struktur ini dibangun oleh Ahmad al-Mansur di abad ke-16, dan memiliki pengaruh Eropa (kemungkinan dari Portugal).<ref name=":03" />{{Rp|79–80}}<ref name=":25" />{{Rp|37}}<ref name="Salmon 2016">{{Cite book|last=Salmon|first=Xavier|title=Marrakech: Splendeurs saadiennes: 1550-1650|publisher=LienArt|year=2016|isbn=9782359061826|location=Paris|pages=}}</ref>{{Rp|92}}