Kapten François Tack adalah seorang perwira Belanda dari VOC yang ikut dalam kampanye bersama antara raja Amangkurat II dari Mataram dan pasukan VOC yang dipimpin Anthonio Hurdt untuk menyerang pangeran Trunajaya (1649-1680) dari Madura di kubu pertahanannya di Kediri.[1]

Lukisan Jawa yang menggambarkan pembunuhan Kapten Tack di Kartasura

Tack sempat, bersama Isaac de Saint-Martin, memimpin suatu pasukan laut untuk menyerang Banten tahun 1682. Tack membela putera mahkota Abdul Qahhar, yang melawan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa dan dikepung dalam istananya oleh pendukung Sultan Ageng. Putera mahkota diselamatkan VOC dan diakui sebagai sultan baru dengan gelar Sultan Haji.[2]

Tahun 1686 Tack diutus VOC ke Mataram sebagai duta. Tack dibunuh di keraton Kartasura atas perintah Amangkurat II. Tack sempat menemukan suatu regalia bernama "Mahkota Emas Majapahit" saat memasuki Kediri tahun 1678 dan menawarkannya kepada Amangkurat dengan harga 1 000 real (uang perak Spanyol yang diakui sebagai mata uang resmi di Jawa saat itu). Amangkurat tidak pernah melupakan penghinaan ini dan akhirnya sang raja pun berencana untuk membalas dendam terhadap Tack.[3]

Tack tewas pada 8 Februari 1686 di Kartasura karena dibunuh oleh buronan VOC Untung Suropati, dimana Amangkurat II berpura-pura untuk membantu Tack untuk menangkap Untung, namun Tack beserta pasukannya masuk dalam perangkap dan berhasil dibinasakan oleh pasukan Untung.[4]

Rujukan


  1. ^ Graaf, Hermanus Johannes de (1989). Terbunuhnya Kapten Tack: kemelut di Kartasura abad XVII. Grafitipers. ISBN 978-979-444-074-2. 
  2. ^ Adung. Sejarah Sumur Sentul : Tapak Tilas Atau Petilasan Para Ulama Dan Pejuang Kemerdekaan. GUEPEDIA. 
  3. ^ Poespaningrat, Pranoedjoe (2008). Kisah para leluhur dan yang diluhurkan: dari Mataram Kuno sampai Mataram Baru. BP. Kedaulatan Rakyat. 
  4. ^ Abimanyu, Soedjipto (2015). Kitab Terlengkap Sejarah Mataram. SAUFA. ISBN 978-602-279-170-6.