Gadis Pantai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 12:
=== Gadis Pantai sebagai istri Bendoro ===
Setelah selama tiga bulan Gadis Pantai belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan priyayi, ia mulai betah tinggal di rumah Bendoro.<ref name="Toer"/> Ia lebih sering meninggalkan kamarnya, dan bercakap-cakap dengan kerabat Bendoro, para bujang, dan kadang-kadang dengan tetangga.<ref name="Toer"/> Lama-lama ia bisa mandiri, tidak harus bertanya-tanya kepada bujang apa yang harus dilakukannya.<ref name="Toer"/> Ia sudah berani di kamar tengah untuk bercakap-cakap dengan Bendoro, atau mengobati Bendoro jika sakitnya kambuh.<ref name="Toer"/> Selain itu, ia juga mulai rindu kepada Bendoro.<ref name="Toer"/> Jika semalam Bendoro tidak mengunjungi kamarnya, ia merasa sedih.<ref name="Toer"/> Ia mulai cemburu jika Bendoro berhari-hari pergi, dan ia mulai menyadari pula bahwa ia tidak berhak melarang Bendoro ke mana pun ia pergi.<ref name="Toer"/> Ada perasaan iri terhadap kehidupan suami-istri di kampung dimana istri dapat mengetahui tujuan suaminya pergi.<ref name="Toer"/> Istri di kampung dapat pula mengritik suaminya.<ref name="Toer"/>
=== AndiFARHAN AqsaNAJIB dan Gadis pantai mengunjungi orangtuanya ===
Gadis Pantai pulang kampung dengan naik dokar dan diantar Mardinah.<ref name="Toer"/> Dalam perjalanan menuju kampung, Gadis Pantai merasa lepas, dunianya bertambah luas, tidak seperti di rumah Bendoro.<ref name="Toer"/> Ia bisa tertawa terbahak-bahak, mengejek orang kota, dan tidak mengindahkan peringatan Mardinah.<ref name="Toer"/> Dunia menjadi terbalik, Mardinah sering mengejek Gadis Pantai ketika tinggal di rumah Bendoro, dalam perjalanan ke kampung menjadi ejekan Gadis Pantai dan Pak Kusir.<ref name="Toer"/>