Gunung Tangkuban Parahu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Freegana (bicara | kontrib)
→‎Pranala luar: sumber tambahan
Adri45an (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(29 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|tempat lain yang bernama sama|Cagar Alam Tangkuban Perahu}}
{{kegunaanlain|Tangkuban Perahu}}
{{Infobox mountain
| name = Tangkuban Parahu
| photo = Gunung Tangkuban ParahuMountTangkubanperahu.jpg
| photo_caption = KawahPanorama Ratu,Gunung Tangkuban Parahu dilihat dari sisi
Perhotelan
| elevation = 2.084 m (6.837 kaki)<ref name=gvp />
| coordinates = {{coord|6.77|S|107.60|E|type:mountain| display=inline,title}}<ref name=gvp />
| prominence =
| coordinates = {{coord|6.77|S|107.60|E|type:mountain}}<ref name=gvp />
| topo =
| type = [[Stratovolcano]]
| age = 90.000 tahun (tertua)
| last_eruption = 26 Juli 2019<ref name=gvp>{{cite gvp|vnum=0603-09=|name=Tangkubanparahu|accessdate 2019}}</ref>
| first_ascent = 1713<br />oleh [[Abraham van Riebeeck|van Riebeeck]]
| easiest_route = [[Jalan Tangkuban Parahu]]
| elevation_m = 2084
| elevation_ref = <ref name=gvp />
| coordinates_ref = <ref name=gvp />
| native_name = ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮒᮀᮊᮥᮘᮔ᮪ ᮕᮛᮠᮥ
| native_name_lang = Aksara Sunda Baku
| part_type = Hidrologi [[Daerah aliran sungai|DAS]]
| part = DAS Cipunagara
| part1 = DAS Citarum
| part2 = DAS Ciasem
| map_image = <mapframe latitude="-6.77" longitude="107.6" zoom="11" width="300" height="300" text="[https://goo.gl/maps/CwW2tKb4drngD9hh9 Lokasi Gunung Tangkuban Parahu]" align="center">
{
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"mountain", "marker-color":"208020", "title":"Gunung Tangkuban Parahu"},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 107.6, -6.77 ]
}
}
]
}
</mapframe>
| photo_width = 300px
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De berg Prahu gezien vanaf Pelantungan TMnr 3728-448.jpg|jmpl|Tangkuban Perahu dilihat dari [[Pelantungan]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan J. S. G. Gramberg pada tahun 1865–1872).]]
'''Gunung Tangkuban Parahu''' ([[Aksara Sunda Baku]]: {{sund|ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮒᮀᮊᮥᮘᮔ᮪ ᮕᮛᮠᮥ}}, Latin: ''Gunung Tangkuban Parahu'') adalah salah satu [[gunung]] yang terletak di [[Subang, Kabupaten Subang |Desa Ciater]], [[Kabupaten Subang]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Sekitar 20&nbsp;km ke arah utara [[Bandung kota|Kota Bandung]], dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 [[meter]]. Bentuk gunung ini adalah ''Stratovulcano'' dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah [[lava]] dan [[sulfur]], mineral yang dikeluarkan adalah [[sulfur]] [[belerang]], mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap [[belerang]]. Daerah Gunung Tangkuban Parahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17<sup>o</sup>C pada siang hari dan 2&nbsp;°C pada malam hari.
 
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan [[hutan Dipterokarp Bukit]], [[hutan Dipterokarp Atas]], [[hutan Montane]], dan [[Hutan Ericaceous]] atau hutan gunung.
 
== Sejarah Pembentukan dan Letusan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De berg Prahu gezien vanaf Pelantungan TMnr 3728-448.jpg|jmpl|Tangkuban Perahu dilihat dari [[Pelantungan]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan J. S. G. Gramberg pada tahun 1865–1872).|al=Tangkuban Perahu dilihat dari Pelantungan (litografi berdasarkan lukisan J. S. G. Gramberg pada tahun 1865–1872).]]
Gunung Tangkuban Parahu terbentuk sekitar 90125.000 tahun lalu di [[Kaldera Sunda]]. Gunung ini, menurut T. Bachtiar dan Dewi Syafriani dalam buku ''Bandung Purba'', lebih muda dari [[Gunung Burangrang]]. Gunung Burangrang yang terletak di sisi barat Gunung Tangkuban Parahu terbentuk sekitar 210.000 hingga 105.000 tahun lalu. Menurut T. Bachtiar, Gunung Tangkuban Parahu lahirnya setelah terbentuknya [[Sesar Lembang]]. Ketika Gunung Tangkuban Parahu meletus, sebagian material alirannya yang mengalir ke selatan tertahan di kaki patahan.
 
Sepanjang sejarahnya, aktivitas yang terjadi di gunung Tangkuban Parahu telah membentuk 13 kawah. Tiga kawah diantaranya populer dijadikan destinasi wisata, yakni [[Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu|Kawah Ratu]], [[Kawaah Upas, Gunung Tangkuban Parahu|Kawah Upas]], dan [[Kawah Domas, Gunung Tangkuban Parahu|Kawah Domas]]. Sementara perincian 13 kawah lengkapnya sebagai berikut: Kawah Upas terdiri dari [[Kawah Upas (termuda)]], [[Kawah Upas (muda)]], dan [[Kawah Upas (tua)]]. Kawah Ratu juga terdiri dari [[Kawah Ratu (1920)]], [[Kawah Ratu (muda)]], dan [[Kawah Ratu (tua)]]. Kemudian ada kawah baru, [[Kawah Pangguyanganbadak]], [[Kawah Badak]], [[Kawah Ecoma]], [[Kawah Jurig]], [[Kawah Siluman]], dan [[Kawah Domas, Gunung Tangkuban Parahu|Kawah Domas]].
 
Gunung Tangkuban Parahu sempat meletus beberapa kali. Orang yang sempat mencatat letusan pertamanya adalah botanis sekaligus geologis bernama [[Franz Wilhelm Junghuhn]]. Berdasarkan catatan yang dibuat Junghuhn tahun 1853, catatan pertama tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu adalah tahun 1829. Tak ada data tentang letusan sebelumnya. Setelah itu letusan beristirahat selama 17 tahun, letusan berikutnya terjadi pada tahun 1846. Setelah itu gunung tercatat aktif berturut-turut tahun 1867 dan 1887. Letusan besar berikutnya terjadi tahun 1896 setelah gunung mengalami masa istirahat 50 tahun. Aktivitas atau letusan kemudian terjadi tahun 1910, 1929, 1935, 1946, 1947, 1950, 1952, 1957, 1961, 1965, 1967, 1969, 1971, 1983, 1992, 1994, 2004, 2013, dan 2019. Menurut T. Bachtiar, masa istirahat antar letusan Gunung Tangkuban Parahu berlangsung antara 30 - 70 tahun.
 
Pada tahun 2005, [[Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Daerah]] sudah membuat peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Tangkuban Parahu. Daerah-daerah yang rawan bencana dibagi dalam tiga kategori. Masing-masing Kawasan Rawan Bencana I, II, dan III. Ada yang berada dalam radius 1 &nbsp;km, 5 &nbsp;km dari letusan, dan yang berpotensi terkena terjangan lahar dan hujan abu atau lontaran batu pijar. Dalam buku ''Bandung Purba'' disebutkan, lembah yang berpotensi dilanda lahar meliputi [[Ciasem]], Cimuji, [[Cikole, Lembang, Bandung Barat|Cikole]], [[Cibogo, Lembang, Bandung Barat|Cibogo]], [[Cikapundung]], [[Cihideung]], [[Cibeureum]] dan [[Cimahi]].<ref>{{Cite web|url=https://m.ayobandung.com/read/2019/07/26/58839/gunung-tangkuban-parahu-sejarah-terbentuk-dan-letusannya|title=Gunung Tangkuban Parahu: Sejarah Terbentuk dan Letusannya|last=Network|first=Ayo Media|date=2019-07-26|website=AyoBandung.com|language=id|access-date=2019-10-18|archive-date=2020-04-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20200425032331/https://m.ayobandung.com/read/2019/07/26/58839/gunung-tangkuban-parahu-sejarah-terbentuk-dan-letusannya|dead-url=no}}</ref>
 
=== Daftar Letusan dan Erupsi sejak 1829 ===
Baris 35 ⟶ 58:
* 1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak.
* 1900: Erupsi uap dari Kawah Ratu.
* 1910: Kolom asap membubung setinggi 2 &nbsp;km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu.
* 1926: Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang ecoma.
* 1935: Lapangan fumarol baru disebut ''Badak terjadi'', 150 m ke arah selatan barat daya dari Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu.
Baris 45 ⟶ 68:
* 1992: awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah Ratu.
* 1994: peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil.
* 2004: peningkatan kegempaan.<ref>{{Cite web|url=https://today.line.me/id/article/Gunung+Tangkuban+Parahu+Erupsi+Ini+Sejarah+Letusannya-YOagDL|title=Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Ini Sejarah Letusannya|last=Liputan6.com|website=LINE TODAY|access-date=2019-10-18|archive-date=2020-09-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200901075338/https://today.line.me/id/article/Gunung+Tangkuban+Parahu+Erupsi+Ini+Sejarah+Letusannya-YOagDL|dead-url=no}}</ref>
* 2013: erupsi freatik di bulan Februari, Maret, dan Oktober.<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190726211253-199-415940/riwayat-erupsi-gunung-tangkuban-parahu|title=Riwayat Erupsi Gunung Tangkuban Parahu|last=cnnindonesia.co|website=CNN Indonesia|access-date=2023-04-16|archive-date=2023-04-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230420063349/https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190726211253-199-415940/riwayat-erupsi-gunung-tangkuban-parahu|dead-url=no}}</ref>
* 2019: erupsi freatik di bulan Juli.
 
== Legenda rakyat setempat ==
Baris 59 ⟶ 84:
 
Bila keluar melalui pintu tol Padalarang (via Cipularang), bisa ambil arah ke Cimahi lalu belok ke kiri melalui Jl. Kolonel Masturi, lalu terus saja ikuti jalan Kolonel Masturi hingga ujungnya (melewati daerah kecamatan Cisarua dan kecamatan Parongpong, Kab. Bandung Barat), lalu saat bertemu pertigaan Jl. Raya Lembang, belok kiri dan terus saja ikuti jalan melewati markas Brimob dll, sekitar 1 kilometer lagi akan sampai di Gerbang akses ke wisata kawah Tangkuban Perahu (kiri jalan). -->
 
== Galeri ==
 
[[Berkas:Tangkubanparahu1.jpg|jmpl|Gunung Tangkuban Parahu dilihat dari Kota Bandung]]
 
[[Berkas:Gunung Tangkuban Parahu.jpg|jmpl|Gunung Tangkuban Parahu langsung dari kawah Ratu]]
 
== Referensi ==
Baris 64 ⟶ 95:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.indonesia.travel/id/destination/392/kawah-tangkuban-parahu Situs Resmi Kementrian Pariwisata] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150607025740/http://www.indonesia.travel/id/destination/392/kawah-tangkuban-parahu |date=2015-06-07 }}
* [https://www.youtube.com/watch?v=_HKfn_hNT2M Tangkuban Perahu (4K)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220306111827/https://www.youtube.com/watch?v=_HKfn_hNT2M |date=2022-03-06 }}
 
{{Commons category|Tangkuban Perahu}}
Baris 71 ⟶ 102:
 
{{DEFAULTSORT:Tangkuban Perahu, Gunung}}
{{gunung-di-indonesia-stub}}
[[Kategori:Gunung di Jawa Barat]]
[[Kategori:Tempat wisata di Jawa Barat]]
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Barat]]
[[Kategori:DAS Ciasem]]
[[Kategori:DAS Cilamaya]]
[[Kategori:DAS Cipunagara]]
[[Kategori:DAS Citarum]]