Hamka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k →‎clean up: perbaikan kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific_prefix = [[Buya]] [[Haji (gelar)|Haji]]
|image = Buya hamka.jpg
| honorific_suffix =
|imagesize =
|alt name = Abdul Malik Karim Amrullah
| native_name = {{Script|Arab|عبد الملك کریم عمرالله}}
|caption = Potret Hamka
| image = Buya hamka.jpg
|office =[[Majelis Ulama Indonesia|Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia]]
|president imagesize = [[Soeharto]]
|order alt =
|term_start caption = 26 Juli 1975=
| office = Daftar Ketua Umum =[[Majelis Ulama Indonesia|{{!}}Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia]]
|term_end = 19 Juli 1981
| order = ke-1
|predecessor = [[Haji Abdul Malik Karim Amrullah|''jabatan dibentuk'']]
|successor term_start = [[Syukri26 Juli 1975 Ghozali]]
| term_end = 19 Juli 1981
|honorific_prefix =
|name successor = Abdul Malik Karim[[Syukri AmrullahGhozali]]
|pseudonym nickname = Hamka
| birth_date = {{birth date|1908|02|17}}
| birth_place = [[Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam|Sungai Batang]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1981|7|24|1908|2|17}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| restingplace = [[Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir]],|Makam [[JakartaPahlawan Nasional Buya Selatan]]Hamka, [[DKITanah JakartaKusir]]
| nationality = [[Indonesia]]
| ethnicity = [[Minangkabau]]
| school_tradition =
| notableworks = ''Tafsir Al-Azhar'' {{br}} ''[[Tenggelamnya Kapal Van der Wijck]]'' {{br}} ''[[Di Bawah Lindungan Ka'bah (novel)|Di Bawah Lindungan Ka'bah]]''
| children = [[Rusydi Hamka|Rusydi]], [[Irfan Hamka|Irfan]], [[Aliyah Hamka|Aliyah]], [[Afif Hamka|Afif]], Hisyam, Husna, [[Fathiyah Hamka-Vickri|Fathiyah]], [[Hilmi Hamka|Hilmi]], [[Syakib Arsalan Hamka|Syakib]], [[Azizah Hamka|Azizah]], [[Fachry Hamka|Fachry]], [[Zaki Hamka|Zaki]]
|subject = Tafsir Al-Qur'an, fikih (hukum Islam), tarikh (sejarah Islam), tasawuf, dan sastra
|movement father = [[Muhammadiyah]], = [[MajelisAbdul UlamaKarim IndonesiaAmrullah]]
| mother = Sitti Shafiah
|children = [[Rusydi Hamka|Rusydi]], [[Irfan Hamka|Irfan]], [[Aliyah Hamka|Aliyah]], [[Afif Hamka|Afif]], Hisyam, Husna, [[Fathiyah Hamka-Vickri|Fathiyah]], [[Hilmi Hamka|Hilmi]], [[Syakib Arsalan Hamka|Syakib]], [[Azizah Hamka|Azizah]], [[Fachry Hamka|Fachry]], [[Zaki Hamka|Zaki]]
|parents relatives = {{unbulleted[[Abdul list|Bari Karim Amrullah]] (adik tiri)<br>[[Abdul Wadud Karim Amrullah]] (ayahadik tiri)|<br>[[SittiAhmad ShafiahRasyid]] (ibukakak ipar)}}
|relatives = [[Ahmad Rasyid Sutan Mansur]] (kakak ipar)
|notable_ideas =
|influences = [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]], [[Muhammad Iqbal]], [[Mustafa Lutfi al-Manfaluti]]
|influenced = [[Muhammadiyah]] dan [[Majelis Ulama Indonesia]]
|spouse = {{marriagemenikah|Sitti Raham<br>|5 April 1929|1 January 1972|end=d.}}{{br}}{{marriagemenikah|Sitti Khadijah<br>|19 August 1973|1981}}
|signature = Signature of Hamka.svg
|signature_alt =
Baris 38 ⟶ 36:
}}
 
[[Profesor|Prof.]] [[Honoris Causa|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.Haji]] '''Abdul Malik Karim Amrullah''' [[Datuk di Minangkabau|Datuk Indomo]], populer dengan [[nama pena]]nya, '''Hamka''' ({{IPA|id|/hɑːmkɑːˈ/|lang}}, [[Abjad Jawi|Jawi]]: هامکا) ({{lahirmati|[[Kabupaten Agam|Agam]]|17|2|1908|[[Jakarta]]|24|7|1981}}), adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia sempat berkecimpung di politik melalui [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]] sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat [[Majelis Ulama Indonesia|Ketua Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) pertama, dan aktif dalam [[Muhammadiyah]] hingga akhir hayatnya. [[Universitas al-Azhar]] dan [[Universitas Nasional Malaysia]] menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara [[Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)|Universitas Moestopo]] mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk [[Universitas Hamka]] milik Muhammadiyah dan masuk dalam [[daftar Pahlawan Nasional Indonesia]].
 
Dibayangi nama besar ayahnya [[Abdul Karim Amrullah]], Hamka remaja sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Alih-alih menyelesaikan pendidikannya di [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek|Thawalib]], ia merantau ke [[Jawa]] pada umur 16 tahun. Selang setahun, ia pulang membesarkan [[Muhammadiyah]] di [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]]. Pengalaman ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki ijazah dan kemampuan berbahasa Arabnya yang terbatas mendorong Hamka muda pergi ke [[Makkah]]. Lewat bahasa Arab yang dipelajarinya, Hamka mendalami [[sejarah Islam]] dan sastra secara otodidak. Kembali ke Tanah Air, Hamka bekerja sebagai wartawan sambil menjadi guru agama di [[Kabupaten Deli Serdang|Deli]]. Setelah menikah, ia kembali ke [[Medan]] dan memimpin ''[[Pedoman Masyarakat]]''. Lewat karyanya ''[[Di Bawah Lindungan Ka'bah (novel)|Di Bawah Lindungan Ka'bah]]'' dan ''[[Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck]]'', nama Hamka melambung sebagai sastrawan.
Baris 174 ⟶ 172:
Pada 30 November 1967, Pemerintah Indonesia menggagas diadakannya Musyawarah Antar Agama. Dalam musyawarah yang dihadiri pemuka [[Agama di Indonesia|agama yang diakui secara resmi di Indonesia]], pemerintah mengusulkan pembentukan Badan Konsultasi Antar Agama dan pernyataan bersama dalam piagam yang isinya antara lain, ”Menerima anjuran Presiden agar tidak menjadikan umat yang sudah beragama sebagai sasaran penyebaran agama lain.” Badan Konsultasi Antar Agama berhasil dibentuk, tetapi musyawarah gagal menyepakati penandatangangan piagam yang diusulkan pemerintah. Perwakilan Kristen merasa berkeberatan sebab piagam tersebut dianggap bertentangan dengan kebebasan penyebaran Injil. Dalam pidatonya, [[Albert Mangaratua Tambunan]] menyampaikan pendirian umat Kristiani bahwa menyebarkan [[Pekabaran Injil]] kepada orang yang belum Kristen adalah "Titah Ilahi yang wajib dijunjung tinggi". Meskipun Musyawarah Antar Agama dianggap gagal oleh banyak pihak, Hamka menganggap musyawarah itu berhasil karena telah mengungkap "apa-apa yang selama ini belum terungkapkan secara gamblang".
 
Setelah bebas dari penjara, Hamka menjadi perwakilan Indonesia dalam beberapa pertemuan internasional. Pada 1967, ia berkunjung ke [[Malaysia]] atas undangan Perdana Menteri [[Tengku Abdul Rahman]]. Pada 1968, ia menghadiri Peringatan Masjid Annabah di [[Aljazair]]. Dari Aljazair, ia mengunjungi beberapa negara seperti [[Spanyol]], Roma, [[Turki]], London, [[Arab Saudi]], [[India]], dan TahilandThailand. Pada 1969, bersama [[Muhammad Ilyas (menteri)|KH Muhammad Ilyas]] dan Anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA) [[Anwar Tjokroaminoto]], Hamka mewakili Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam membahas konflik [[Palestina]]-[[Israel]] di [[Rabat]], [[Maroko]].
 
Dalam musyawarah alim ulama se-Indonesia di Jakarta pada 30 September–4 Oktober 1970, Pusat Dakwah Islam Indonesia, organisasi bentukan pemerintah, mengapungkan gagasan pembentukan Majelis Ulama. Meskipun mendapatkan dukungan Menteri Agama [[Muhammad Dahlan|KH Muhammad Dahlan]], sejumlah ulama dan tokoh Islam, seperti [[Mohammad Natsir]] dan [[Kasman Singodimedjo]] melihat bahwa lembaga itu hanya akan menguntungkan pemerintah ketimbang umat Islam. Namun, Hamka memandang penting pembentukan Majelis Ulama perlu sebagai jembatan pemerintah dan umat Islam. Menurutnya, Majelis Ulama dapat mengurangi rasa curiga antara pemerintah dan umat Islam. "Mereka berani mengkritik perbuatan pemerintah yang salah menurut keyakinannya, walaupun karena ketegasan pendiriannya itu, ia akan dibenci oleh penguasa. Sebaliknya ia pun berani membela satu langkah pemerintah yang dianggapnya menempuh jalan yang benar, walaupun karena itu ia pun akan dibenci oleh rakyat," tulis Hamka dalam ''Panji Masyarakat'' pada 1 Juli 1974.
Baris 304 ⟶ 302:
 
[[Kategori:Hamka| ]]
[[Kategori:SastrawanCerdik IndonesiaPandai Minangkabau|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:TokohPenulis Minangkabau|Abdul Malik Karim AmrullahIndonesia]]
[[Kategori:Penulis skenario Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Agam|Abdul Malik Karim Amrullah]]<!--dilarang memakai kategori "Tokoh dari Agam"-->
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Minangkabau]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:KetuaJurnalis Majelis Ulama IndonesiaMinangkabau|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Birokrat Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh birokrat Minangkabau|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Tokoh Kementerian Agama Republik Indonesia|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh Agam|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Tanjung Raya]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Ulama IndonesiaMinangkabau|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Ketua Majelis Ulama Indonesia|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Ketua Majelis Ulama Indonesia|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Ahli tafsir (Al Qur'an) Indonesia|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Sejarawan Islam Indonesia|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:Penulis Muslim]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Penulis politik]]
[[Kategori:Politikus Partai Masyumi]]
[[Kategori:AnggotaTahanan Konstituante Republikpolitik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh politik Minangkabau|Abdul Malik Karim Amrullah]]
[[Kategori:TokohAnggota AgamKonstituante Republik Indonesia|Abdul Malik Karim Amrullah]]<!--dilarang memakai kategori "Tokoh dari Agam"-->