Hamka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 224:
 
=== Keluarga ===
Pada 5 April 1929, Hamka menikahi Sitti Raham. Ia menjadi ayah dari dua belas anak, dua di antara mereka meninggal saat masih balita.{{sfn|Hamka|1974|loc=jilid IV|pp=297}} Sampai Mei 2013, Hamka memiliki 31 cucu dan 44 cicit.{{sfn|Irfan|2013|pp=2291}} Ketika menikah dengan Sitti Raham, Hamka berusia 21 tahun, sementara Raham masih berusia 15 tahun. Raham adalah anak dari salah seorang saudara laki-laki ibunya. Setelah RahmahRaham meninggal pada 1 Januari 1972, Hamka menikahi Sitti Khadijah asal Cirebon pada Agustus 1973.
 
Dalam buku ''Pribadi dan Martabat Buya Prof Dr. Hamka'', [[Rusydi Hamka]] mengisahkan saat-saat keluarga mereka melewati masa-masa kemiskinan. "Kami hidup dalam suasana miskin. Sembahyang saja terpaksa berganti-ganti, karena di rumah hanya ada sehelai kain," tulis Rusydi. Selain itu, sebagai seorang mamak dalam hubungan kekerabatan masyarakat Minang, Hamka pada saat bersamaan memiliki tanggung jawab terhadap kemenakan dan saudara perempuannya. Anak pertama Hamka, bernama Hisyam, meninggal dalam usia lima tahun.{{sfn|Hamka|1974|loc=jilid II|pp=43}} Anak ketiga Hamka, Rusydi dilahirkan di kamar asrama, Kulliyatul Mubalighin, Padang Panjang pada 1935. Berbeda dengan pria keturunan [[Pedagang Minangkabau|Minang yang pandai berdagang]], Hamka tidak mewarisi bakat berbisnis. Di tengah kondisi kekurangan, Hamka memilih bekerja di Medan untuk ''Pedoman Masyarakat'' pada 1936.