Hamka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 134:
Ia diangkat sebagai pegawai [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Kementerian Agama]] yang pada waktu itu menterinya dipimpin [[Wahid Hasjim|KH Wahid Hasyim]]. Ia diserahi tugas mengajar di beberapa perguruan tinggi Islam. Di antaranya [[Universitas Islam Jakarta]], PTAIN Yogyakarta (sekarang [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta]]), dan Universitas Muslim Ujungpandang. Hamka banyak diundang ke berbagai tempat untuk ceramah.
 
Pada 1950, usai menunaikan ibadah haji, Hamka mengunjungi beberapa negara Arab dan mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis. Ia menulis tiga romannyabuku perjalanannya yakni ''Mandi Cahaya di Tanah Suci'', ''Di Lembah Sungai Nil'', dan ''Di Tepi Sungai Dajjah''. Sejumlah konferensi internasional mendapuk Hamka sebagai pembicara mewakili Indonesia. Pada 1952, ia mendapat undangan dari [[Departemen Luar Negeri Amerika Serikat]] untuk mengadakan kunjungan ke negara itu. Dari kunjunganya, ia mengarang buku ''Empat Bulan di Amerika''. Pada 1953, ia mengikuti Misi Kebudayaan RI ke [[Thailand|Muangthai]] dipimpin [[Ki Sarmidi Mangunsarkoro|Ki Mangunsarkoro]]. Pada 1954, ia berangkat ke [[Myanmar|Burma]] mewakili Departemen Agama dalam perayaan 2.000 tahun wafatnya [[Siddhartha Gautama]].[[Berkas:Abdul Malik Karim Amrullah Konstituante Masyumi.jpg|jmpl|kiri|Hamka sebagai anggota Konstituante, 1956|200x200px]]
 
Berstatus sebagai pegawai pemerintah, Hamka pada saat yang sama terjun dalam kancah politik. Ia bergabung dengan [[Partai Masyumi (1945)|Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi) yang menginginkan perjuangan Islam melalui mekanisme konstitusional. Namun, aktivitasnya di dunia politik belakangan menyebabkannya harus mengundurkan diri sebagai pegawai Departemen Agama. Soekarno meminta para pegawai untuk memilih tetap menjadi pegawai atau anggota partai.