Harry Roesli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 57:
'''Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli''', ({{lahirmati||10|9|1951||11|12|2004}}) lebih dikenal sebagai '''Harry Roesli''' adalah tokoh dikenal melahirkan budaya musik [[kontemporer]] yang berbeda, komunikatif dan konsisten memancarkan kritik sosial. Karya- karyanya konsisten memunculkan kritik sosial secara lugas dalam watak musik teater [[lenong]]. Harry berpenampilan khas, berkumis, bercambang, berjanggut lebat, berambut gondrong dan berpakaian serba hitam.
 
== KeluargaRiwayat Hidup ==
Harry Roesli yang berdarah Minangkabau ini, merupakan cucu [[pujangga]] besar [[Marah Roesli]]. Anak bungsu dari empat bersaudara, ayahnya bernama Mayjen (pur) Roeshan Roesli. Istri Harry Roesli bernama Kania Perdani Handiman dan dua anak kembarnya bernama Layala Khrisna Patria dan Lahami Khrisna Parana.
 
=== Karier ===
Pada awal 1970-an, namanya sudah mulai melambung. Saat membentuk kelompok musik ''Gang of Harry Roesli'' bersama Albert Warnerin, Indra Rivai dan Iwan A Rachman. Lima tahun kemudian ([[1975]]) kelompok musik ini bubar.
 
Di tengah kesibukannya bermain band, dia pun mendirikan kelompok teater Ken Arok, 1973. Setelah melakukan beberapa kali pementasan, antara lain, Opera Ken Arok di [[TIM]] Jakarta pada Agustus 1975, grup teater ini kemudian bubar, karena Harry mendapat beasiswa dari ''Ministerie Cultuur, Recreatie en Maatschapelijk Werk'' (CRM), belajar ke [[Rotterdam Conservatorium]], [[Belanda]]. Selama belajar di negeri kincir angin itu, Harry juga aktif bermain [[piano]] di restoran-restoran Indonesia dan main band dengan anak-anak keturunan [[Kota Ambon|Ambon]] di sana. Selain untuk menyalurkan talenta musiknya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang tidak mencukupi dari beasiswa.
 
Selama belajar di negeri kincir angin itu, Harry juga aktif bermain [[piano]] di restoran-restoran Indonesia dan main band dengan anak-anak keturunan [[Kota Ambon|Ambon]] di sana. Selain untuk menyalurkan talenta musiknya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang tidak mencukupi dari beasiswa.
 
Gelar Doktor Musik diraihnya pada tahun [[1981]], kemudian selain tetap berkreasi melahirkan karya-karya musik dan teater, juga aktif mengajar di Jurusan [[Seni Musik]] di beberapa perguruan tinggi seperti [[Universitas Pendidikan Indonesia]] (UPI) Bandung dan [[Universitas Pasundan]] Bandung.
Baris 73 ⟶ 70:
Selain itu juga membina para seniman jalanan dan kaum pemulung di Bandung lewat [[Depot Kreasi Seni Bandung]] (DKSB) yang didirikannya. Rumahnya di Jl WR Supratman 57 Bandung dijadikan markas DKSB. Rumah inilah yang pada tahun [[1998]] menjadi pusat aktivitas relawan [[Suara Ibu Peduli]] di Bandung. Rumah ini ramai dengan kegiatan para seniman jalanan dan tempat berdiskusi para [[aktivis]] [[mahasiswa]]. Dimana kerap lahir karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan terhadap kekuasaan [[Orde Baru]]. Bersama DKSB dan [[Komite Mahasiswa Unpar]], Harry Roesli mementaskan pemutaran perdana film dokumenter [[Tragedi Trisakti]] dan panggung seni dalam acara "Gelora Reformasi" di [[Universitas Parahyangan]] [http://members.tripod.com/~indoprotest/060501.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230816185845/https://indoprotest.tripod.com/060501.htm |date=2023-08-16 }}. Dalam acara ini kembali dinyanyikan lagu ''Jangan Menangis Indonesia'' dari album ''LTO (Lima Tahun Oposisi)'', Musica Studio, 1978.
 
Setelah reformasi, saat pemerintahan [[BJ Habibie]], salah satu karyanya yang dikemas 24 jam nonstop juga nyaris tidak bisa dipentaskan. Juga pada awal pemerintahan [[Megawati]], dia sempat diperiksa [[Polda Metro Jaya]] gara-gara memelesetkan lagu wajib ''Garuda Pancasila'' setelah Abdurrahman Wahid dimakzulkan.
 
* Pendiri dan pemain grup musik ''Gang of Harry Roesli'' bersama Albert Warnerin, Indra Rivai, dan Iwan A Rachman (1971-1975)
* Pendiri grup teater Ken Arok (1973-1977)
* Guru besar psikologi musik [[Universitas Pendidikan Indonesia|Universitas Pendidikan (UPI), Bandung]] dan [[Universitas Pasundan]], Bandung
* Pimpinan Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB)
 
== Pendidikan ==
 
* Alumnus [[SMA Negeri 2 Bandung]] (1967-1969)
* Jurusan Teknik Mesin [[ITB]] (Insitut Teknlogi Bandung) Bandung, sampai tingkat IV (1970-1975)
* Jurusan Komposisi LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) kini [[IKJ]] (Institut Kesenian Jakarta) (1975-1977)
* Jurusan musik elektronik di Rotterdam Conservatorium, Negeri Belanda (1977-1981)
== Keluarga ==
Harry Roesli yang berdarah Minangkabau ini, merupakan cucu [[pujangga]] besar [[Marah Roesli]]. Anak bungsu dari empat bersaudara, ayahnya bernama Mayjen (pur) Roeshan Roesli. Istri Harry Roesli bernama Kania Perdani Handiman dan dua anak kembarnya bernama Layala Khrisna Patria dan Lahami Khrisna Parana.
 
== Kematian ==
Baris 217 ⟶ 216:
[[Kategori:Aktivis Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Institut Kesenian Jakarta]]
[[Kategori:TokohAlumni dariSMA Negeri 2 Bandung]]
[[Kategori:MarahTokoh RusliMinangkabau]]
[[Kategori:Musisi Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Marah Rusli]]
[[Kategori:Musisi Sunda]]
[[Kategori:Aktivis Sunda]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Marah Rusli]]