Higroskopi

Revisi sejak 27 Juli 2010 12.36 oleh Marek Genius (bicara | kontrib) (interwiki /cs/)

Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Contoh zat-zat higroskopis adalah madu, gliserin, etanol, metanol, asam sulfat pekat, dan natrium hidrokida (soda kaustik) pekat. Kalsium klorida merupakan zat yang sangat higroskopis, sehingga kalsium klorida akan larut dalam molekul-molekul air yang diserapnya. Fenomena tersebut disebut juga deliquescence (Bahasa Inggris). Karena bahan-bahan higroskopis memiliki afinitas yang kuat terhadap kelembapan udara, biasanya mereka disimpan di wadah tertutup. Beberapa zat higroskopis juga ditambahkan pada makanan atau bahan-bahan tertentu untuk menjaga kelembapannya. Zat-zat ini disebut humektan.

Setiap bahan memiliki sifat higroskopi yang berbeda-beda. Contoh yang umum adalah pada cover buku. Seringkali pada tempat yang lembap, cover sebuah buku melengkung keluar. Hal ini disebabkan bagian dalam cover lebih menyerap kelembapan (lebih higroskopis), daripada bagian luar, bagian luar menjadi lebih luas, menyebabkan tegangan yang membengkokkan cover tersebut keluar. Fenomena ini mirip dengan fenomena bimetal. Pengaruh kelembapan udara terhadap kondisi suatu bahan dapat diekspresikan dalam koefisien ekspansi higroskopis atau koefisien kontraksi higroskopis. Perbedaan kedua koefisien ini terletak pada konvensi tanda positif dan negatif yang digunakan.