Hindia Belanda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan istilah Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
(45 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox former country
| conventional_long_name = Hindia Belanda<ref>{{Cite web |url=http://www.delcampe.net/page/item/id,203658033,var,INDES-NEERLANDAISES-Passeport-1931-DUTCH-EAST-INDIES-Passport--Revenues,language,E.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-01-11 |archive-date=2015-05-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150527195154/http://www.delcampe.net/page/item/id,203658033,var,INDES-NEERLANDAISES-Passeport-1931-DUTCH-EAST-INDIES-Passport--Revenues,language,E.html |dead-url=yes }}</ref>
| native_name = ''Nederlandsch-Indië''<br>''Nederlands-Indië''<br>''Hindia-Belanda''<br>Hindia Timur Belanda
| common_name = Hindia Belanda
<!-- |country = Indonesia
Baris 32:
| p12 = Kesultanan Banten
| flag_p12 = Flag_of_the_Sultanate_of_Banten.svg
| p13 =
| flag_p13 =
| p14 = Republik Lanfang
| flag_p14 = Lanfang_Republic_Reconstructed_Flag.svg
| p15 = Bengkulu-Inggris
| flag_p15 = Flag_of_the_British_East_India_Company_(1801).svg
| s1 = Koloni Inggris di Malaka
| flag_s1 = Flag_of_the_British_Straits_Settlements_(1904%E2%80%931925).svg
Baris 49 ⟶ 48:
| flag = Bendera Belanda#Hindia Belanda
| image_flag = Flag of the Netherlands.svg
| image_map = Atlas van Nederlandsch Oost-Indië.tif
| image_map_caption = Peta wilayah Hindia Belanda sekitar tahun 1898-1907
| image_coat = Royal coat of arms of the Netherlands.svg
| national_anthem = "[[Wien Neêrlands bloed]]" (1815-1932) {{center|[[File:Wienneerlandsbloed.ogg|noicon]]}}<br>"[[Wilhelmus (lagu)|Wilhelmus]]" (1932-1942)<br />[[Berkas:United States Navy Band - Het Wilhelmus (tempo corrected).ogg|noicon|pus]]</center>
Baris 92 ⟶ 91:
| stat_pop1 = 60.727.233
| currency = [[Gulden Hindia Belanda]]
| today =
| footnote_a = {{note|aaa}} [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|Diduduki pasukan Jepang]] antara tahun 1942 hingga 1945, yang diikuti oleh [[Revolusi Nasional Indonesia]] hingga tahun 1949. Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. [[Nugini Belanda]] diserahkan kepada Indonesia pada tahun 1963. Tanggal resmi menurut PBB adalah 27 Desember 1949 <ref>https://www.un.org/en/decolonization/nonselfgov.shtml</ref>
}}
{{Sejarah Indonesia}}
{{Sejarah Malaysia}}
'''Hindia Belanda''' atau '''Hindia Timur Belanda''' ({{lang-nl|Nederlands(ch)-Indië}}) adalah sebuah daerah [[Imperium Belanda|pendudukan Belanda]] yang wilayahnya saat ini dikenal dengan nama [[Republik Indonesia]]. Berdasarkan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1824]], Belanda telah menyerahkan [[Melaka Belanda]] kepada Inggris, yang dulunya merupakan kegubernuran di Hindia Belanda. Hal ini telah mengkonsolidasikan pemerintahan modern ke negara bagian [[Melaka]] di [[Malaysia]]. Hindia Belanda dibentuk sebagai hasil dari penasionalan tanah-tanah
Selama abad ke-19, daerah jajahan dan
[[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|Pendudukan Jepang pada Perang Dunia II]] melemahkan sebagian besar negara jajahan dan ekonomi Belanda. Setelah Jepang [[Menyerahnya Jepang|menyerah]] pada bulan Agustus 1945, kaum nasionalis Indonesia menyatakan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]] yang mereka perjuangkan selama [[Revolusi Nasional Indonesia]] yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya. Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia pada [[Konferensi Meja Bundar]] tahun 1949 dan menyerahkan seluruh wilayah bekas jajahannya, dengan pengecualian wilayah [[Papua]] ([[Nugini Belanda]]), yang diserahkan ke Indonesia 14 tahun kemudian pada tahun 1963 berdasarkan ketentuan [[Persetujuan New York]] di [[Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa|Markas Besar PBB]].
Baris 110 ⟶ 109:
== Sejarah ==
{{See also|Sejarah Indonesia}}
=== Kekuasaan VOC ===
Baris 130 ⟶ 128:
[[Berkas:Het zevende bataljon tot de aanval oprukkend.jpg|jmpl|kiri|Batalyon ke–7 Belanda bergerak maju di Bali pada tahun 1846]]
Belanda menaklukkan wilayah [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] di Sumatra dalam [[Perang Padri]] (1821–1838),<ref>Ricklefs (1991), hlm. 142</ref> dan [[Perang Jawa]] (1825–1830) juga mengakhiri perlawanan masyarakat Jawa yang signifikan.<ref name="Friend p21"/> [[Perang Banjarmasin]] (1859–1863) di tenggara pulau Kalimantan berakhir dengan kekalahan Sultan.<ref>Ricklefs (1991), hlmn. 138-139</ref> Setelah ekspedisi yang gagal untuk menaklukkan Bali pada tahun [[Perang Bali I|1846]] dan [[Perang Bali II|1848]], [[Intervensi Belanda di Bali (1849)|peperangan tahun 1849]] membawa wilayah Bali bagian utara berada di bawah kendali Belanda. Ekspedisi militer yang paling berkepanjangan adalah [[Perang Aceh]], di mana invasi Belanda pada tahun 1873 dihadapi dengan perlawanan gerilya kaum pribumi dan berakhir dengan menyerahnya Aceh pada tahun 1912.<ref name="Friend p21">Friend (2003), hlm. 21</ref> Gangguan terus terjadi di Pulau Jawa dan Sumatra selama sisa abad ke-19.<ref name="LP_23-25"/> Namun, [[Pulau Lombok]] [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem|berada di bawah kendali Belanda]] pada tahun 1894,<ref>Vickers (2005), hlm. 13</ref> dan perlawanan suku Batak di
Meskipun pemberontakan di Indonesia pecah, kekuasaan pemerintah kolonial diperluas ke seluruh wilayah nusantara dari tahun 1901 hingga 1910 dan kontrol atas wilayah tersebut juga diambil dari para penguasa lokal yang tersisa.<ref name="Reid 1974, p. 1">Reid (1974), hlm. 1.</ref> [[Sulawesi]] barat daya dan [[Sulawesi Tengah|tengah]] diduduki pada tahun 1905 hingga 1906, Pulau Bali ditaklukkan dengan kampanye militer pada tahun [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|1906]] dan [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|1908]], begitu pula kerajaan-kerajaan lain yang tersisa di Maluku, Sumatra, Kalimantan, dan [[Nusa Tenggara]].<ref name="Friend p21"/><ref name="Vickers 2005, p. 14"/> Para penguasa lain termasuk Sultan [[Kesultanan Tidore|Tidore]] di Maluku, [[Kesultanan Pontianak|Pontianak]] (Kalimantan), dan [[Palembang]] di Sumatra, meminta perlindungan Belanda dari kerajaan-kerajaan tetangga sehingga membuat mereka menghindari penaklukan militer oleh Belanda dan mampu menegosiasikan kondisi yang lebih baik di bawah pemerintahan kolonial.<ref name="Vickers 2005, p. 14"/> [[Semenanjung Kepala Burung]] ([[Nugini Barat]]), sudah berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1920. Wilayah terakhir ini di kemudian hari akan menjadi wilayah Republik Indonesia.
===Sistem
{{main|
Karena biaya moneter yang tinggi dari beberapa penaklukan Belanda pada abad ke-19, Sistem Tanam Paksa ("Cultuurstelsel") diterapkan pada tahun 1830. Di bawah sistem ini ditetapkan bahwa petani Indonesia harus menggunakan 20% lahan pertanian mereka untuk
Sistem tersebut terbukti membawa malapetaka bagi penduduk setempat; pada puncaknya, lebih dari 1 juta petani bekerja di bawah ''Cultuurstelsel''
Sumber keuntungan lainnya adalah
Meskipun kuli sering kali adalah buruh bayaran yang bekerja atas kehendak bebas, dalam praktiknya keadaan mereka sering melibatkan kerja paksa dan lebih mirip perbudakan. Mereka sering disesatkan saat menandatangani kontrak kerja atau bahkan dipaksa menandatangani kontrak. Yang lainnya diculik atau dipaksa bekerja karena hutang. Tata Cara Kuli ("Koelieordonnanties") tahun 1880, yang mengizinkan pemilik perkebunan untuk bertindak sebagai hakim, juri, dan algojo mengakibatkan kekejaman yang meluas. Itu termasuk sanksi pidana yang memungkinkan pemilik untuk secara fisik menghukum kuli mereka sesuai keinginan mereka. Hukuman yang digunakan terhadap kuli adalah cambukan atau pemukulan, setelah itu ditambahkan garam ke dalam luka untuk menambah penderitaan. Hukuman lain yang digunakan adalah disetrum, disalib dan digantung pada jari kaki atau ibu jari kuli sampai putus. Perawatan medis untuk kuli jarang dan sering ditujukan untuk menyembuhkan kuli yang dihukum agar mereka dapat kembali bekerja atau disiksa lebih lama lagi. Pemerkosaan kuli perempuan dewasa serta anak-anak mereka juga sering terjadi.[41]▼
▲Meskipun kuli sering kali
Sistem kuli dikritik habis-habisan, terutama setelah tahun 1900 dengan munculnya apa yang disebut "Politik Etis". Sebuah pamflet kritis bernama "De miljoenen uit Deli" diterbitkan oleh J. van den Brand. Dokumen tersebut menggambarkan pelanggaran yang dilakukan terhadap kuli termasuk penyiksaan dan pelecehan seksual terhadap seorang kuli perempuan berusia 15 tahun yang menolak ajakan seksual seorang pengawas perkebunan Belanda. Sanksi pidana akhirnya dihapuskan pada tahun 1931 dan Ordonansi Kuli berakhir pada awal tahun 1940-an.[42][43]▼
▲Sistem kuli dikritik habis-habisan, terutama setelah tahun 1900 dengan munculnya apa yang disebut "Politik Etis".
===Njai System===▼
{{main|Njai}}
Pada tahap awal kolonisasi, budak seks perempuan pribumi dibeli oleh [[kolonial Belanda]], tetapi praktik ini dihentikan setelah tahun 1860 dengan penghapusan perbudakan. Pada akhir abad ke-19, semakin banyak imigran Belanda yang tiba di
Pada tahun 1910-an jumlah Njai menurun, meskipun prostitusi semakin merajalela. Namun, praktik tersebut belum mati pada saat [[Kekaisaran Jepang]] menyerang dan menduduki Hindia. Selama pendudukan Jepang, Njai dan anak-anak ras campuran mereka dipisahkan secara paksa dari pria Eropa yang ditempatkan di kamp-kamp pengasingan. Setelah [[Sukarno]] memproklamasikan Indonesia merdeka, para Njai terpaksa harus memilih antara pergi bersama pasangannya ke Eropa, atau tetap tinggal di Indonesia.
=== Perang Dunia II dan kemerdekaan ===
Baris 191 ⟶ 190:
== Pemerintah ==
=== Pendidikan ===▼
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Leerlingen_van_de_School_tot_Opleiding_van_Indische_Artsen_(STOVIA)_Doctor_Jawa_TMnr_60047128.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Leerlingen_van_de_School_tot_Opleiding_van_Indische_Artsen_(STOVIA)_Doctor_Jawa_TMnr_60047128.jpg|kiri|jmpl|Siswa Sekolah Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) alias Sekolah Doctor Jawa]]▼
Sistem sekolah Belanda diperluas dan mengizinkan kaum muda Indonesia menempuh pendidikan, dan sekolah-sekolah paling bergengsi menerima anak-anak Belanda dan anak-anak Indonesia dari kelas atas. Tingkat kedua dari sekolah didasarkan pada etnis dengan sekolah terpisah untuk orang Indonesia, Arab, dan Tionghoa yang diajarkan di Belanda dengan menggunakan kurikulum Belanda. Orang Indonesia biasa dididik dengan [[bahasa Melayu]] dalam alfabet Romawi, dan sekolah "penghubung" yang mempersiapkan siswa-siswa Indonesia yang cerdas untuk masuk ke sekolah-sekolah berbahasa Belanda.<ref name="Taylor 2003, p. 286">Taylor (2003), p. 286</ref> Sekolah-sekolah kejuruan dan program-program didirikan oleh pemerintah kolonial dalam rangka melatih penduduk pribumi Indonesia untuk peran khusus dalam ekonomi kolonial. Orang Tionghoa dan Arab, yang secara resmi disebut "timur asing", tidak bisa mendaftar di sekolah kejuruan atau sekolah dasar.<ref>Taylor (2003), hlm. 287</ref>▼
Lulusan sekolah Belanda membuka sekolah mereka sendiri dengan meniru sistem sekolah Belanda, begitu pula misionaris Kristen, Perhimpunan Teosofis, dan asosiasi budaya Indonesia. Proliferasi sekolah-sekolah ini selanjutnya didorong oleh sekolah-sekolah Muslim baru dalam cetakan Barat yang juga menawarkan mata pelajaran sekuler.[95] Menurut sensus tahun 1930, 6% orang Indonesia melek huruf; namun, angka ini hanya diakui oleh lulusan dari sekolah-sekolah Barat dan mereka yang dapat membaca dan menulis dalam bahasa alfabet Romawi. Itu tidak termasuk lulusan sekolah non-Barat atau mereka yang bisa membaca tetapi tidak bisa menulis Arab, Melayu atau Belanda, atau mereka yang bisa menulis dalam huruf non-Romawi seperti Batak, Jawa, Cina atau Arab.[95]▼
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Professoren_der_Rechts_Hogeschool_in_Batavia_TMnr_60012567.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Professoren_der_Rechts_Hogeschool_in_Batavia_TMnr_60012567.jpg|ka|jmpl|Profesor hukum Belanda, Eurasia dan Jawa pada pembukaan Rechts Hogeschool pada tahun 1924]]Beberapa lembaga pendidikan tinggi juga didirikan. Pada tahun 1898 pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah untuk melatih para dokter yang diberi nama [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA).]] Banyak lulusan STOVIA yang kemudian berperan penting dalam pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan serta dalam mengembangkan pendidikan kedokteran di Indonesia, seperti [[Wahidin Soedirohoesodo|Dr. Wahidin Soedirohoesodo]] yang mendirikan masyarakat politik [[Budi Utomo]]. [[Institut Teknologi Bandung|De Technische Hoogeschool te Bandung]] didirikan pada tahun 1920 oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk memenuhi kebutuhan sumber daya teknik di daerah jajahannya. Salah satu lulusan Technische Hogeschool adalah [[Soekarno]] yang nantinya akan memimpin Revolusi Nasional Indonesia. Pada tahun 1924, pemerintah kolonial kembali memutuskan untuk membuka fasilitas pendidikan tingkat tinggi yang baru, [[Rechtshoogeschool te Batavia|Rechts Hogeschool (RHS)]], untuk melatih para perwira dan pegawai sipil. Pada tahun 1927, status STOVIA diubah menjadi perguruan tinggi penuh dan namanya diubah menjadi [[Geneeskundige Hoogeschool te Batavia|Geneeskundige Hogeschool (GHS)]]. GHS menempati gedung utama yang sama dan menggunakan rumah sakit pendidikan yang sama dengan [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]] saat ini. Hubungan lama antara Belanda dan Indonesia masih terlihat jelas di bidang teknologi seperti desain irigasi. Hingga hari ini, gagasan para insinyur irigasi kolonial Belanda terus memberikan pengaruh yang kuat terhadap praktik desain Indonesia.[97] Selain itu, dua universitas Indonesia dengan peringkat internasional tertinggi, [[Universitas Indonesia|Universitas Indonesia est.1898]] dan [[Institut Teknologi Bandung]], didirikan pada tahun 1920, keduanya didirikan selama era kolonial.[98][99]▼
Reformasi pendidikan, dan reformasi politik sederhana, menghasilkan segelintir elit pribumi Indonesia yang berpendidikan tinggi, yang mempromosikan gagasan "Indonesia" yang merdeka dan bersatu yang akan mempersatukan kelompok-kelompok pribumi yang berbeda di Hindia Belanda. Periode yang disebut Kebangkitan Nasional Indonesia, paruh pertama abad ke-20 menyaksikan gerakan nasionalis berkembang dengan kuat, tetapi juga menghadapi penindasan Belanda.[19]▼
==Ekonomi==▼
{{See also|Sistem Budidaya|Zaman Liberal (Hindia Belanda)}}▼
Sejarah ekonomi koloni terkait erat dengan kesehatan ekonomi negara induk.[100] Meskipun keuntungan yang meningkat dari sistem pajak tanah Belanda, keuangan Belanda sangat dipengaruhi oleh biaya [[Perang Diponegoro|Perang Jawa]] dan [[Perang Padri]], dan [[Perang Belanda-belgia|kekalahan Belanda atas Belgia pada tahun 1830]] membawa Belanda ke jurang kebangkrutan. Pada tahun 1830, seorang gubernur jenderal baru, [[Johannes van den Bosch]], ditunjuk untuk membuat Hindia membayar melalui eksploitasi Belanda atas sumber dayanya. Dengan dominasi politik Belanda di seluruh Jawa untuk pertama kalinya pada tahun 1830, [101] dimungkinkan untuk memperkenalkan kebijakan pertanian penanaman paksa yang dikendalikan pemerintah. Disebut [[Cultuurstelsel|cultuurstelsel (sistem tanam) dalam bahasa Belanda dan tanam paksa (tanaman paksa)]] di Indonesia, petani diwajibkan untuk menyerahkan, sebagai bentuk pajak, hasil panen tertentu dalam jumlah tetap, seperti gula atau kopi.[102] Sebagian besar Jawa menjadi perkebunan Belanda dan pendapatan terus meningkat selama abad ke-19 yang diinvestasikan kembali ke Belanda untuk menyelamatkannya dari kebangkrutan.[19][102] Antara tahun 1830 dan 1870, 840 juta gulden (€8 miliar pada tahun 2018[103]) diambil dari Hindia Timur, rata-rata menghasilkan sepertiga dari anggaran tahunan pemerintah Belanda.[104][105] Akan tetapi, Sistem Tanam Paksa membawa banyak kesulitan ekonomi bagi para petani Jawa, yang menderita kelaparan dan wabah penyakit pada tahun 1840-an.[19]▼
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_hoofdkantoor_van_de_Deli_Maatschappij_TMnr_60006949.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_hoofdkantoor_van_de_Deli_Maatschappij_TMnr_60006949.jpg|jmpl|Markas Perusahaan Deli di Medan sekitar tahun 1925]]Pendapat publik yang kritis di Belanda menyebabkan banyak ekses Sistem Tanam Paksa dihilangkan di bawah [[Reformasi agraria|reformasi agraria "Periode Liberal".]] Menurut sebuah penelitian, angka kematian di Jawa akan menjadi 10–20% lebih tinggi pada akhir tahun 1870-an jika sistem kerja paksa tidak dihapuskan.[106] Modal swasta Belanda mengalir masuk setelah tahun 1850, terutama di bidang pertambangan timah dan pertanian perkebunan. Tambang timah Martavious Company di lepas pantai timur Sumatera dibiayai oleh sindikat pengusaha Belanda, termasuk adik [[Wilhelm II dari Jerman|Raja William III]]. Penambangan dimulai pada tahun 1860. Pada tahun 1863 [[Jacob Nienhuys]] memperoleh konsesi dari [[Kesultanan Deli]] ([[Sumatra Timur|Sumatera Timur]]) untuk perkebunan tembakau besar (Perusahaan Deli).[107] Sejak tahun 1870, Hindia dibuka untuk perusahaan swasta dan para pengusaha Belanda mendirikan perkebunan besar yang menguntungkan. Produksi gula berlipat ganda antara tahun 1870 dan 1885; tanaman baru seperti teh dan cinchona tumbuh subur, dan karet diperkenalkan, yang menyebabkan peningkatan keuntungan Belanda secara dramatis. Perubahan tidak terbatas pada Jawa, atau pertanian; minyak dari Sumatra dan Kalimantan menjadi sumber daya berharga bagi industrialisasi Eropa. Kepentingan komersial Belanda meluas dari Jawa ke pulau-pulau terluar dengan semakin banyak wilayah yang berada di bawah kendali atau dominasi langsung Belanda pada paruh kedua abad ke-19.[19] Namun, akibat dari kelangkaan lahan untuk produksi beras, dikombinasikan dengan peningkatan populasi secara dramatis, terutama di Jawa, menyebabkan kesulitan lebih lanjut.[19▼
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Kantoor_van_de_Javasche_Bank_in_Bandjermasin_TMnr_10015481.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Kantoor_van_de_Javasche_Bank_in_Bandjermasin_TMnr_10015481.jpg|kiri|jmpl|De Javasche Bank in Banjarmasin]]Eksploitasi kekayaan Indonesia secara kolonial berkontribusi pada industrialisasi Belanda, sekaligus meletakkan dasar bagi industrialisasi Indonesia. Belanda memperkenalkan kopi, teh, kakao, tembakau dan karet, dan hamparan luas Jawa menjadi perkebunan yang dibudidayakan oleh petani Jawa, dikumpulkan oleh perantara Cina, dan dijual di pasar luar negeri oleh pedagang Eropa.[19] Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan ekonomi didasarkan pada permintaan dunia yang tinggi akan teh, kopi, dan kina. Pemerintah banyak berinvestasi dalam jaringan kereta api (panjang 240 km atau 150 mil pada tahun 1873, 1.900 km atau 1.200 mil pada tahun 1900), serta jalur telegraf, dan pengusaha membuka bank, toko, dan surat kabar. Hindia Belanda menghasilkan sebagian besar pasokan kina dan lada dunia, lebih dari sepertiga karetnya, seperempat produk kelapanya, dan seperlima teh, gula, kopi, dan minyaknya. Keuntungan dari Hindia Belanda menjadikan Belanda salah satu kekuatan kolonial paling signifikan di dunia.[19] Jalur pelayaran [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij|Koninklijke Paketvaart-Maatschappij]] mendukung penyatuan ekonomi kolonial dan membawa pelayaran antar pulau ke Batavia, bukan melalui Singapura, sehingga lebih memfokuskan kegiatan ekonomi di Jawa.[108]▼
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Arbeiders_poseren_bij_een_in_aanbouw_zijnde_spoorwegtunnel_in_de_bergen_TMnr_60047638.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Arbeiders_poseren_bij_een_in_aanbouw_zijnde_spoorwegtunnel_in_de_bergen_TMnr_60047638.jpg|jmpl|Para pekerja berpose di lokasi terowongan kereta api yang sedang dibangun di pegunungan, 1910]]Resesi di seluruh dunia pada akhir tahun 1880-an dan awal tahun 1890-an menyebabkan harga komoditas yang menjadi sandaran koloni runtuh. Wartawan dan pegawai negeri mengamati bahwa mayoritas penduduk Hindia tidak lebih baik daripada di bawah ekonomi Sistem Tanam yang diatur sebelumnya dan puluhan ribu orang kelaparan.[109] Harga komoditas pulih dari resesi, menyebabkan peningkatan investasi di koloni. Perdagangan gula, timah, kopra, dan kopi tempat koloni dibangun berkembang pesat, dan karet, tembakau, teh, dan minyak juga menjadi ekspor utama.[110] Reformasi politik meningkatkan otonomi administrasi kolonial lokal, menjauh dari kendali pusat dari Belanda, sementara kekuasaan juga dialihkan dari pemerintah pusat Batavia ke unit-unit pemerintahan yang lebih lokal.▼
Ekonomi dunia pulih pada akhir 1890-an dan kemakmuran kembali. Investasi asing, terutama oleh Inggris, didorong. Pada tahun 1900, aset asing di Hindia Belanda berjumlah sekitar 750 juta gulden ($300 juta), sebagian besar di Jawa.[111]▼
Setelah tahun 1900, peningkatan infrastruktur pelabuhan dan jalan menjadi prioritas utama Belanda, dengan tujuan memodernisasi ekonomi, memfasilitasi perdagangan, dan mempercepat pergerakan militer. Pada tahun 1950, para insinyur Belanda telah membangun dan meningkatkan jaringan jalan dengan 12.000 km permukaan beraspal, 41.000 km jalan berlapis logam, dan 16.000 km permukaan kerikil.[112] Selain itu, Belanda membangun rel kereta api sepanjang 7.500 kilometer (4.700 mil), jembatan, sistem irigasi seluas 1,4 juta hektar (5.400 mil persegi) sawah, beberapa pelabuhan, dan 140 sistem air minum umum. Wim Ravesteijn mengatakan bahwa, "Dengan pekerjaan umum ini, para insinyur Belanda membangun bahan dasar negara Indonesia kolonial dan pascakolonial."[113]▼
=== Hukum dan administrasi ===
{{see also|Gubernur Jenderal Hindia Belanda}}
Baris 216 ⟶ 195:
Sejak zaman VOC, otoritas tertinggi Belanda di Hindia Belanda berada di "Kantor Gubernur Jenderal". Selama era Hindia Belanda, Gubernur Jenderal berperan sebagai presiden eksekutif utama dari pemerintah kolonial dan menjabat sebagai [[panglima tertinggi]] tentara kolonial (KNIL). Hingga tahun 1903, semua pejabat dan organisasi pemerintah adalah agen resmi Gubernur Jenderal dan sepenuhnya bergantung pada administrasi pusat dari "Kantor Gubernur Jenderal" untuk anggaran mereka.<ref>R.B. Cribb and A. Kahin, p. 108</ref> Hingga tahun 1815, Gubernur Jenderal memiliki hak mutlak untuk melarang, menyensor atau membatasi publikasi apa pun di wilayah koloni. Kekuasaan Gubernur Jenderal yang terlalu besar memungkinkannya untuk mengasingkan siapa pun yang dianggap sebagai pihak subversif dan berbahaya bagi perdamaian dan ketertiban, tanpa melibatkan Pengadilan Hukum.<ref>R.B. Cribb and A. Kahin, p. 140</ref>
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_huis_van_de_resident_in_Surabaya_TMnr_3728-839.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_huis_van_de_resident_in_Surabaya_TMnr_3728-839.jpg|kiri|jmpl|Rumah Residen (administrator kolonial) di Surabaya]]
Hingga tahun 1848, gubernur jenderal diangkat langsung oleh raja Belanda, dan
Gubernur jenderal memimpin hirarki pejabat Belanda;
Dewan Rakyat yang disebut ''[[Volksraad]]'' untuk Hindia Belanda dimulai pada tahun 1918. Volksraad terbatas pada peran
Sistem hukum dibagi oleh tiga kelompok etnis utama yang diklasifikasikan di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Het_Hooggerechtshof_en_het_Paleis_van_Daendels_het_'Grote_Huis'_aan_het_Waterlooplein_te_Batavia'_TMnr_10015231.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Het_Hooggerechtshof_en_het_Paleis_van_Daendels_het_'Grote_Huis'_aan_het_Waterlooplein_te_Batavia'_TMnr_10015231.jpg|ka|jmpl|Gedung Mahkamah Agung, Batavia]]
Pemerintah Belanda mengadaptasi kitab undang-undang Belanda di daerah jajahannya. {{Citation |last=Tabalujan |first=Benny S. |title=Features – The Indonesian Legal System: An Overview |date=2002-12-02 |url=https://www.llrx.com/2002/12/features-the-indonesian-legal-system-an-overview/ |publisher=LLRX |access-date=17 January 2023 |archive-date=17 January 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230117145438/https://www.llrx.com/2002/12/features-the-indonesian-legal-system-an-overview/ |url-status=live}}</ref>
Pada tahun 1920 Belanda telah mendirikan 350 penjara di seluruh koloni. Penjara Meester Cornelis di Batavia memenjarakan narapidana yang paling bandel. Di penjara Sawahlunto di Sumatra para tahanan harus melakukan kerja kasar di tambang batu bara. Penjara terpisah dibangun untuk remaja (Jawa Barat) dan untuk wanita. Di Lapas Wanita Bulu Semarang, para napi mendapat kesempatan belajar profesi selama di tahanan, seperti menjahit, menenun, dan membatik. Pelatihan ini dijunjung tinggi dan membantu mensosialisasikan kembali perempuan setelah mereka berada di luar lembaga pemasyarakatan.[70][73] Menanggapi pemberontakan komunis tahun 1926, kamp penjara Boven-Digoel didirikan di New Guinea. Sejak tahun 1927, para tahanan politik, termasuk penduduk asli Indonesia yang mendukung kemerdekaan Indonesia, 'diasingkan' ke pulau-pulau terluar.[74]▼
▲Pada tahun 1920 Belanda telah mendirikan 350 penjara di seluruh koloni.
=== Pembagian administratif ===
{{main|Pembagian administratif Hindia Belanda}}
Hindia Belanda dibagi menjadi tiga
{| class="wikitable mw-collapsible"
|+
Baris 238 ⟶ 221:
!Level 4
|-
| rowspan="18" |Provincie West
| rowspan="3" |Residentie Bantam (Serang)
|Regentschap Serang
Baris 251 ⟶ 234:
| rowspan="3" |Residentie Batavia (Batavia)
|Regentschap Batavia
|1) Batavia 2) Weltevreden 3) Tangerang 4) Tjoeroeg 5) Balaradja 6)
|-
|Regentschap Meester Cornelis
Baris 257 ⟶ 240:
|-
|Regentschap Krawang
|1) Poerwakarta 2) Krawang 3) Tjikampek 4) Rengasdengklok 5) Soebang 6)
|-
| rowspan="3" |Residentie Buitenzorg (Buitenzorg)
|Regentschap Buitenzorg
|1) Buitenzorg 2) Tjiawi 3) Leuwiliang 4) Djasinga 5)
|-
|Regentschap Soekaboemi
Baris 277 ⟶ 260:
|-
|Regentschap Garoet
|1) Garoet 2) Bajongbong 3) Tjibatoe 4) Trongong 5)
|-
|Regentschap Tasikmalaja
Baris 298 ⟶ 281:
|1) Madjalengka 2) Talaga 3) Randjagaloeh 4) Djatiwangi
|-
| rowspan="22" |Provincie Midden
| rowspan="4" |Residentie Pekalongan (Pekalongan)
|Regentschap Pekalongan
Baris 330 ⟶ 313:
|-
|Regentschap Rembang
|1) Waroe 2) Soelang 3) Binangoen 4) Kragan 5)
|-
|Regentschap Pati
|1) Pati 2)
|-
|Regentschap Blora
Baris 373 ⟶ 356:
| rowspan="4" |Residentie Soerabaja (Soerabaja)
|Regentschap Soerabaja
|1)
|-
|Regentschap Sidoardjo
Baris 421 ⟶ 404:
|-
|Regentschap Toeloengagoeng
|1)
|-
| rowspan="4" |Residentie Malang (Malang)
Baris 446 ⟶ 429:
|1) Djember 2) Kalisat 3) Majang 4) Rambipoedji 5) Tanggoel 6) Poeger 7) Woeloehan
|-
|Regentschap
|1)
|-
| rowspan="3" |Residentie Madoera (Pamekasan)
|Regentschap Pamekasan
|1) Pamekasan 2) Bender 3) Pagantenan 4) Waroe 5)
|-
|Regentschap Bangkalan
Baris 462 ⟶ 445:
| rowspan="5" |Afdeeling Jogjakarta (Jogjakarta)
|Regentschap Jogjakarta
|1)
|-
|Regentschap Bantoel
Baris 470 ⟶ 453:
|1) Wonosari 2) Plajen 3) Semanoe
|-
|Regentschap
|1) Pakoealam
|▼
|-
|Regentschap Adikarto
Baris 485 ⟶ 468:
|-
|Regentschap Kota Mangkoenegaran
|1) Kota Mangkoenegaran 2) Karanganjar 3)
|-
|Regentschap Wonogiri
Baris 503 ⟶ 486:
|-
|Afdeeling Noordkust van Atjeh
|1) Sigli 2) Meureudoe 3) Lammeulo 4) Bireuen 5)
|-
|Afdeeling Oostkust van Atjeh met Alaslanden, Gajo Loeos en Serbodjadi
|1) Idi Rajeuk 2) Langsa 3)
|-
|Afdeeling Westkust van Atjeh
Baris 522 ⟶ 505:
|-
|Afdeeling Simaloengoen en Karolanden
|1) Simaloengoen 2)
|-
| rowspan="4" |Residentie Tapanoeli (Sibolga)
Baris 529 ⟶ 512:
|-
|Afdeeling Nias
|1) Nias en omliggende
|-
|Afdeeling Padangsidimpoean
Baris 539 ⟶ 522:
| rowspan="5" |Residentie Sumatra's Westkust (Padang)
|Afdeeling Zuid Benedenlanden
|1) Padang 2) Kerintji-Indrapoera 3) Painan 4)
|-
|Afdeeling Tanahdatar
Baris 547 ⟶ 530:
|1) Oud Agam 2) Manindjau 3) Loeboeksikaping 4) Ophir
|-
|Afdeeling
|1) Pajakoemboeh 2) Soeliki 3) Bangkinang
|-
Baris 555 ⟶ 538:
| rowspan="3" |Residentie Riouw (Tandjoengpinang)
|Afdeeling Tandjoengpinang
|1) Tandjoengpinang en Bintan 2) Karimoen 3) Lingga 4) Poelaoetoedjoeh
|-
|Afdeeling Indragiri
Baris 569 ⟶ 552:
|Residentie Benkoelen (Bengkoelen)
|Afdeeling Benkoelen
|1) Benkoelen-Seloema 2) Redjang
|-
| rowspan="3" |Residentie Palembang (Palembang)
Baris 583 ⟶ 566:
|Residentie Lampongsche Districten (Teloekbetoeng)
|Afdeeling Teloekbetoeng
|1) Teloekbetoeng 2) Kaliandak 3) Kota Agoeng 4) Kotaboemi 5) Soekadana 6) Menggala 7) Mesoedji-Kajoeagoeng
|-
|Residentie Bangka en Billiton (Pangkalpinang)
Baris 592 ⟶ 575:
| rowspan="5" |Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo (Bandjermasin)
|Afdeeling Bandjermasin
|1) Bandjermasin-Marabahan 2) Martapoera 3) Pelaihari 4) Poelaoe Laoet 5) Satoei-Tanah Boemboe
|-
|Afdeeling Hoeloesoengai
|1) Kandangan 2) Barabai 3) Amoentai 4) Tandjoeng 5) Rantau 6) Balangan 7) Tabalong
|-
|Afdeeling Kapuas-Barito
|1) Beneden Dajak 2) Boven Dajak 3) Sampit 4)
|-
|Afdeeling Samarinda
|1) Oost-Koetai 2) Balikpapan 3) West-Koetai 4)
|-
|Afdeeling Boeloengan en Beraoe
|1) Tarakan 2) Tidoengsche
|-
| rowspan="4" |Residentie Westerafdeeling van Borneo (Pontianak)
Baris 619 ⟶ 602:
|1) Boven en Beneden Matan 2) Soekadana
|-
| rowspan="
| rowspan="7" |Residentie Celebes en Onderhoorigheden (Makassar)
|Afdeeling Makassar
|1) Makassar 2) Maros 3) Pangkadjene 4)
|-
|Afdeeling Bonthain
|1) Bonthain 2) Boeloekoemba 3) Sindjai 4) Saleijer-eilanden
|-
|[[Afdeeling Bone]]
Baris 637 ⟶ 620:
|-
|Afdeeling Loewoe
|1) Palopo 2) Makale-Rantepao 3) Masamba 4)
|-
|Afdeeling Boetoeng en Laiwoei
|1) Boetoeng 2) Moena 3) Kendari 4) Toekangbesi-eilanden
|-
| rowspan="
|[[Afdeeling Manado]]
|1)
|-
|Afdeeling Sangihe en
|1) Sangihe-eilanden
▲|-
|Afdeeling Bolaangmongondow
|1) Bolaang 2) Pasi 3) Lolayan 4) Dumoga 5) Koetaboenan
|-
|[[Afdeeling Gorontalo]]
|1) Gorontalo 2) Boeol 3) Kwandang 4) Boalemo
|-
|Afdeeling Donggala
|1) Donggala 2) Paloe 3) Parigi 4) Toli
|-
|[[Afdeeling Poso]]
|1) Poso 2) Kolonodale 3) Banggai en Peleng 4) Todjo en Oena-Oena
|-
| rowspan="5" |Residentie Molukken (Amboina)
|Afdeeling Amboina
|1) Amboina 2) Boeroe 3) Saparoea 4) Banda-eilanden 5) West-Ceram 6) Amahai 7) Wahai 8) Kairatoe 9) Oost-Ceram, Ceram Laoet en Goram
|-
|Afdeeling Ternate
|1) Ternate 2) Makian en Kajoa 4) Batjan 3) Djailolo 4) Weda 5) Tobelo 6) Soela-eilanden
|-
|Afdeeling Toeal
|1) Kei-eilanden 2) Aroe-eilanden 3) Tanimbar-
|-
|Afdeeling Noord
|1) Manokwari 2) Sorong 3) Radja Ampat 4) Seroei 4) Sarmi 5) Hollandia
|-
|Afdeeling West
|1) Fak-Fak 2) Inanwatan 3) Kaimana 4) Mimika
|-
| rowspan="3" |Residentie Timor en Onderhoorigheden (Koepang)
|Afdeeling Timor en Eilanden
|1) Koepang 2) Zuid Midden
|-
|Afdeeling Flores
|1) Ende 2) Oost
|-
|Afdeeling Soembawa en Soemba
|1) Bima 2) Soembawa 3) Oost
|-
| rowspan="3" |Residentie Bali en Lombok (Singaradja)
Baris 688 ⟶ 674:
|1) Boeleleng 2) Djembrana
|-
|Afdeeling Zuid
|1) Badoeng 2) Tabanan 3) Gianjar 4) Kloengkoeng 5) Karangasem
|-
|Afdeeling Lombok
|1) West
|}
Pada 1818–1825, Melaka Belanda merupakan bagian administratif dari Hindia Belanda. Pada tahun 1825 akhirnya Melaka diserahkan kepada Britania Raya berdasarkan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1824]].
=== Angkatan bersenjata ===▼
{| class="wikitable mw-collapsible"
|+
!Level 1
!Level 2
!Level 3
!Level 4
|-
| rowspan="18" |Gouvernement Malacca (De stad en Kasteel Malacca)
| rowspan="3" |Residentie Malacca (Melaka)
|Regentschap Malacca
|1) Melaka Tengah 2) Jasin 3) Alor Gajah
|}
▲=== Pendidikan ===
▲[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Leerlingen_van_de_School_tot_Opleiding_van_Indische_Artsen_(STOVIA)_Doctor_Jawa_TMnr_60047128.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Leerlingen_van_de_School_tot_Opleiding_van_Indische_Artsen_(STOVIA)_Doctor_Jawa_TMnr_60047128.jpg|kiri|jmpl|Siswa Sekolah ''Tot Opleiding Van Indische Artsen'' (STOVIA) alias Sekolah
▲Sistem sekolah Belanda diperluas dan mengizinkan kaum muda Indonesia menempuh pendidikan, dan sekolah-sekolah paling bergengsi menerima anak-anak Belanda dan anak-anak Indonesia dari kelas atas.
▲Lulusan sekolah Belanda membuka sekolah mereka sendiri dengan meniru sistem sekolah Belanda, begitu pula misionaris Kristen, Perhimpunan Teosofis, dan asosiasi budaya Indonesia.
▲[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Professoren_der_Rechts_Hogeschool_in_Batavia_TMnr_60012567.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Professoren_der_Rechts_Hogeschool_in_Batavia_TMnr_60012567.jpg|ka|jmpl|Profesor hukum Belanda, Eurasia dan Jawa pada pembukaan Rechts Hogeschool pada tahun 1924]]Beberapa lembaga pendidikan tinggi juga didirikan. Pada tahun 1898 pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah untuk melatih para dokter yang diberi nama [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|''School tot Opleiding van Inlandsche Artsen'' (STOVIA).]] Banyak lulusan STOVIA yang kemudian berperan penting dalam pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan serta dalam mengembangkan pendidikan kedokteran di Indonesia, seperti [[Wahidin Soedirohoesodo|Dr. Wahidin Soedirohoesodo]] yang mendirikan
▲Reformasi pendidikan
▲==Ekonomi==
{{main|Ekonomi Hindia Belanda}}
▲{{See also|Sistem Budidaya|Zaman Liberal (Hindia Belanda)}}
▲Sejarah ekonomi koloni
▲[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_hoofdkantoor_van_de_Deli_Maatschappij_TMnr_60006949.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_hoofdkantoor_van_de_Deli_Maatschappij_TMnr_60006949.jpg|jmpl|Markas
▲[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Kantoor_van_de_Javasche_Bank_in_Bandjermasin_TMnr_10015481.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Kantoor_van_de_Javasche_Bank_in_Bandjermasin_TMnr_10015481.jpg|kiri|jmpl|''De Javasche Bank''
▲[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Arbeiders_poseren_bij_een_in_aanbouw_zijnde_spoorwegtunnel_in_de_bergen_TMnr_60047638.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Arbeiders_poseren_bij_een_in_aanbouw_zijnde_spoorwegtunnel_in_de_bergen_TMnr_60047638.jpg|jmpl|Para pekerja berpose di lokasi terowongan kereta api yang sedang dibangun di pegunungan, 1910]]Resesi di seluruh dunia pada akhir tahun 1880-an dan awal tahun 1890-an menyebabkan harga komoditas yang menjadi sandaran koloni runtuh. Wartawan dan pegawai negeri mengamati bahwa mayoritas penduduk Hindia tidak lebih baik daripada di bawah ekonomi Sistem Tanam Paksa yang diatur sebelumnya dan puluhan ribu orang kelaparan.
▲Ekonomi dunia pulih pada akhir 1890-an dan kemakmuran kembali.
▲Setelah tahun 1900, peningkatan infrastruktur pelabuhan dan jalan menjadi prioritas utama Belanda, dengan tujuan memodernisasi ekonomi, memfasilitasi perdagangan, dan mempercepat pergerakan militer.
{{main article|Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Angkatan Laut Gubernemen}}
[[Berkas:
[[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL) dan [[Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (ML-KNIL) didirikan pada tahun 1830 dan 1915 secara berturut-turut. Pasukan Angkatan Laut dari [[Angkatan Laut Kerajaan Belanda]] bermarkas di [[Kota Surabaya|Surabaya]], tetapi tidak pernah menjadi bagian dari KNIL. KNIL adalah cabang terpisah dari [[Tentara Kerajaan Belanda]], dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan didanai oleh anggaran kolonial. KNIL tidak diizinkan merekrut orang Belanda yang sedang wajib militer dan memiliki sifat "[[Sukarelawan asing|Legiun Asing]]" dan memiliki kebiasaan merekrut bukan hanya orang Belanda, tetapi juga dari banyak negara Eropa lainnya (terutama tentara bayaran Jerman, Belgia, dan Swiss).<ref>Blakely, Allison (2001). Blacks in the Dutch World: The Evolution of Racial Imagery in a Modern Society. Indiana University Press. hlm. 15 {{ISBN|0-253-31191-8}}</ref> Sementara sebagian besar perwira adalah orang Eropa, mayoritas prajurit adalah orang Indonesia asli, dan kontingen terbesar adalah [[orang Jawa]] dan [[orang Sunda|Sunda]].<ref>Cribb, R.B. (2004) 'Historical dictionary of Indonesia'. Scarecrow Press, Lanham, USA.{{ISBN|0 8108 4935 6}}, hlm. 221 [https://books.google.com/books?id=SawyrExg75cC&dq=number+of+javanese+in+KNIL&source=gbs_navlinks_s]; [Catatan: Statistik KNIL pada tahun 1939 menunjukkan setidaknya 13,500 orang Jawa dan Sunda yang bergabung dengan mereka, dibandingkan dengan 4,000 prajurit dari Ambon]. Sumber: [http://www.defensie.nl/nimh/geschiedenis/tijdbalk/1814-1914_nederlands-indi/ Netherlands Ministry of Defense] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111001011455/http://www.defensie.nl/nimh/geschiedenis/tijdbalk/1814-1914_nederlands-indi/|date=2011-10-01}}.</ref>
[[File:Lombok_1894_J._Hoynck_van_Papendrecht_1858_1933.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Lombok_1894_J._Hoynck_van_Papendrecht_1858_1933.jpg|kiri|jmpl|Dutch intervention in Lombok and Karangasem, 1894.]]
Baris 703 ⟶ 724:
| editorlink=Nicholas Tarling |title=The Cambridge History of Southeast Asia: Volume 2, the Nineteenth and Twentieth Centuries|url=https://books.google.com/books?id=pBfsaw64rjMC&pg=PA104|year=1992|publisher=Cambridge Universiy Press|page=104|isbn=9780521355063}}</ref> Otoritas militer kolonial berusaha mencegah perang terhadap penduduk dengan menggunakan 'strategi kekaguman'. Ketika perang gerilya terjadi, Belanda menggunakan skema pendudukan yang lemah dan kejam atau kampanye penghancuran.<ref>{{cite journal |first=Petra |last=Groen |title=Colonial warfare and military ethics in the Netherlands East Indies, 1816–1941 |journal=[[Journal of Genocide Research]] |year=2012 |volume=14 |issue=3 |pages=277–296 |doi=10.1080/14623528.2012.719365 }}</ref>
[[Berkas:Op-mars-in-de-XXII-Moekims-.jpg|jmpl|[[Perang Aceh]] (
Pada tahun 1900, kepulauan nusantara dianggap telah "distabilkan" dan KNIL pada umumnya terlibat dengan tugas-tugas polisi militer. Hakikat KNIL berubah pada tahun 1917 ketika pemerintah kolonial memperkenalkan [[dinas militer|wajib militer]] untuk semua laki-laki Eropa yang memenuhi syarat dan pada tahun 1922,<ref>Willems, Wim ‘Sporen van een Indisch verleden (1600-1942).’ (COMT, Leiden, 1994). Chapter I, P.32-33 {{ISBN|90-71042-44-8}}</ref> pengesahan hukum tambahan memperkenalkan penciptaan "Garda nasional" (bahasa Belanda: Landstorm) untuk laki-laki Eropa yang usianya melebihi 32 tahun.<ref>Willems, Wim ‘Sporen van een Indisch verleden (1600-1942).’ (COMT, Leiden, 1994). Chapter I, P.32-36 {{ISBN|90-71042-44-8}}</ref> Petisi oleh kaum nasionalis Indonesia untuk mendirikan dinas militer yang terdiri dari masyarakat pribumi ditolak. Pada bulan Juli 1941, ''Volksraad'' mengesahkan undang-undang yang menciptakan milisi pribumi yang terdiri dari 18.000 orang setelah memenangkan suara mayoritas 43 berbanding 4, dan hanya [[Partai Indonesia Raya]] yang moderat yang keberatan. Setelah deklarasi perang dengan Jepang, lebih dari 100.000 penduduk pribumi secara sukarela bergabung.<ref>John Sydenham Furnivall, ''Colonial Policy and Practice: A Comparative Study of Burma and Netherlands India'' (Cambridge: Cambridge University Press, 1948), hlm. 236.</ref> KNIL dengan tergesa-gesa tidak mampu untuk bertransformasi menjadi kekuatan militer modern yang mampu melindungi Hindia Belanda dari invasi Kekaisaran Jepang. Pada malam invasi Jepang pada bulan Desember 1941, pasukan reguler Belanda di Hindia Belanda terdiri atas sekitar 1.000 perwira dan 34.000 prajurit, dan 28.000 orang di antaranya adalah pribumi. Selama [[kampanye Hindia Belanda]] pada tahun 1941 hingga 1942, KNIL dan pasukan Sekutu dengan cepat dikalahkan.<ref>{{cite web|last=Klemen |first=L |url=http://www.dutcheastindies.webs.com/index.html |title=Dutch East Indies 1941-1942 |date=1999–2000 |work= |publisher=Dutch East Indies Campaign website |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20110726053035/http://www.dutcheastindies.webs.com/index.html |archivedate=26 Juli 2011 |df=dmy }}</ref> Semua prajurit Eropa, yang pada dasarnya mencakup semua pria Indo-Eropa yang berbadan sehat, ditawan oleh Jepang sebagai [[tahanan perang]]. Sekitar 25% dari para tahanan perang tersebut tidak mampu bertahan dan gugur dalam masa penawanan mereka.
Baris 711 ⟶ 732:
===Bahasa dan sastra===
{{see also|Sastra Hindia Belanda }}
[[File:MuseumSumpahPemuda-20-PerhimpunanPelajarPelajarIndonesia.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:MuseumSumpahPemuda-20-PerhimpunanPelajarPelajarIndonesia.jpg|ka|jmpl|Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
Di seluruh nusantara, ratusan bahasa asli digunakan Bahasa Belanda tidak dijadikan bahasa resmi koloni dan tidak digunakan secara luas oleh penduduk pribumi Indonesia.
Sastra berbahasa Belanda terinspirasi oleh Hindia kolonial dan pascakolonial
Sebagian besar sastra Belanda ditulis oleh penulis Belanda dan Indo-Eropa.
▲Sebagian besar sastra Belanda ditulis oleh penulis Belanda dan Indo-Eropa. Namun, pada paruh pertama abad ke-20 di bawah [[Politik Etis|Kebijakan Etis]], penulis dan cendekiawan pribumi Indonesia datang ke Belanda untuk belajar dan bekerja. Mereka menulis karya sastra berbahasa Belanda dan menerbitkan karya sastra dalam resensi sastra seperti [[Het Getij]], [[De Gemeenschap]], [[Links Richten]], dan [[Forum]]. Dengan menjelajahi tema-tema sastra baru dan memusatkan perhatian pada protagonis pribumi, mereka menarik perhatian pada budaya pribumi dan penderitaan pribumi. Contohnya termasuk pangeran dan penyair Jawa [[Noto Soeroto]], seorang penulis dan jurnalis, dan tulisan berbahasa Belanda dari [[Suwarsih Djojopuspito|Soewarsih Djojopoespito]], [[Chairil Anwar]], [[Kartini]], [[Sutan Sjahrir]] dan [[Soekarno|Sukarno]].[123] Sebagian besar wacana pascakolonial dalam kesusastraan Hindia Belanda ditulis oleh pengarang Indo-Eropa yang dipimpin oleh "avant garde visioner" [[Tjalie Robinson]], yang merupakan pengarang Belanda dengan bacaan terbaik di Indonesia kontemporer,[124] dan generasi kedua imigran Indo-Eropa seperti [[Marion Bloem]].
===Seni Visual===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Olieverfschildering_voorstellend_de_grote_postweg_bij_Buitenzorg_TMnr_1012-1.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Olieverfschildering_voorstellend_de_grote_postweg_bij_Buitenzorg_TMnr_1012-1.jpg|ka|jmpl|Penggambaran romantis ''[[Jalan Raya Pos|De Grote Postweg]]'' dekat Buitenzorg]]
Keindahan alam Hindia Timur telah mengilhami karya-karya seniman dan pelukis yang sebagian besar mengabadikan pemandangan romantis Hindia kolonial. ===Teater dan film===
{{See also|Daftar film Hindia Belanda|Daftar produser film Hindia Belanda|Daftar sutradara film Hindia Belanda}}
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Bioscoop_Mimosa_in_Batoe_TMnr_60052449.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Bioscoop_Mimosa_in_Batoe_TMnr_60052449.jpg|jmpl|Bioskop
Sebanyak 112 film fiksi diketahui telah diproduksi di Hindia Belanda antara tahun 1926 dan pembubaran koloni pada tahun 1949. Film paling awal, yang diimpor dari luar negeri, ditayangkan pada akhir tahun 1900, Umumnya film-film yang diproduksi di Hindia Belanda mengangkat kisah-kisah tradisional atau diadaptasi dari karya-karya yang sudah ada.
Drama teater karya penulis drama seperti [[Victor Ido]] (1869–1948) dipentaskan di [[Schouwburg Weltevreden]], sekarang dikenal sebagai [[Gedung Kesenian Jakarta]].
===Sains===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_Zo÷logisch_Museum_en_laboratorium_van_'s_Lands_Plantentuin_te_Buitenzorg_West-Java_TMnr_10010799.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_Zo%C3%B7logisch_Museum_en_laboratorium_van_'s_Lands_Plantentuin_te_Buitenzorg_West-Java_TMnr_10010799.jpg|ka|jmpl|Museum dan lab di [[Kebun Raya Bogor|Buitenzorg Plantentuin]]]]
Kekayaan alam dan budaya Hindia Belanda menarik para intelektual, ilmuwan, dan peneliti Eropa. Fosi Manusia Jawa ditemukan oleh [[Eugène Dubois|Eugene Dubois]] pada tahun 1891. Komodo pertama kali dideskripsikan oleh [[Pieter Antonie Ouwens|Peter Ouwens]] pada tahun 1912, setelah kecelakaan pesawat pada tahun 1911 dan rumor tentang dinosaurus yang hidup di Pulau Komodo pada tahun 1910. Vitamin B1 dan hubungannya dengan penyakit beri-beri ditemukan
Dengan meningkatnya minat dalam penelitian ilmiah, pemerintah Hindia Belanda mendirikan
===Masakan===
{{See also|Masakan Indonesia}}[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_familie_C.H._Japing_met_tante_Jet_en_oom_Jan_Breeman_aan_de_rijsttafel_Bandoeng_TMnr_10030167.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_familie_C.H._Japing_met_tante_Jet_en_oom_Jan_Breeman_aan_de_rijsttafel_Bandoeng_TMnr_10030167.jpg|ka|jmpl|Keluarga Belanda menikmati makan malam besar ''[[Rijsttafel]]'', 1936]]
Keluarga kolonial Belanda melalui pembantu rumah tangga dan juru masak mereka mengenal masakan Indonesia, Melalui kolonialisme, Belanda memperkenalkan hidangan Eropa seperti roti, keju, steak panggang, dan pancake. ===Arsitektur===
{{Main|arsitektur kolonial Indonesia}}{{See also|Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta}}
[[File:ITB_1.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:ITB_1.jpg|jmpl|Ceremonial Hall, Institut Teknologi Bandung, Bandung, dirancang oleh arsitek Henri Maclaine-Pont]]
Sejak akhir abad ke-19, kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi yang signifikan membawa kekayaan baru ke Jawa.
Kurangnya pembangunan selama Depresi
===Mode===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vorstelijk_echtpaar_Kangdjeng_Pangeran_Angabei_Sakalijan_met_echtgenote._TMnr_60002322.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vorstelijk_echtpaar_Kangdjeng_Pangeran_Angabei_Sakalijan_met_echtgenote._TMnr_60002322.jpg|jmpl|Para bangsawan Jawa mengadopsi dan memadukan beberapa aspek mode Eropa, seperti pasangan ini pada tahun 1890.]]
Di wilayah jajahan Hindia Belanda, fashion memainkan peran penting dalam menentukan status dan kelas sosial seseorang. [[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_een_Europees_echtpaar_gekleed_in_saroeng_kabaja_en_ochtendbroek_TMnr_60048827.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_een_Europees_echtpaar_gekleed_in_saroeng_kabaja_en_ochtendbroek_TMnr_60048827.jpg|kiri|jmpl|Pasangan kolonial Belanda pada awal abad ke-20 mengenakan busana batik dan kebaya asli]]
Pengaruh mode antara kolonial dan pribumi adalah fenomena timbal balik. Kemudian dalam sejarah Hindia Belanda, ketika gelombang baru orang Eropa dibawa ke koloni, banyak yang mengadopsi gaya Indonesia, bahkan banyak yang memakai [[kebaya]] tradisional Jawa di rumah.
== Olahraga ==
Baris 779 ⟶ 811:
* [[Freemasonry di Hindia Belanda]]
* [[Perangko dan sejarah pos Hindia Belanda]]
== Catatan ==
{{Notelist}}{{reflist|group=note}}
== Referensi ==
Baris 795 ⟶ 830:
* {{Cite book|last=Ricklefs|first=M.C. |year=1991 |title=A Modern History of Indonesia, 2nd edition|pages= chapters 10–15 |publisher=MacMillan|isbn=0-333-57690-X |nopp=true}}
* {{Cite book |last=Taylor |first=Jean Gelman |title=Indonesia: Peoples and Histories |url=https://archive.org/details/indonesiapeoples0000tayl |publisher=Yale University Press |year=2003 |location= New Haven and London |isbn=0-300-10518-5}}
* {{Cite book|last=Vickers |first=Adrian |title=A History of Modern Indonesia |url=https://archive.org/details/historyofmoderni00adri |publisher=Cambridge University Press |year=2005 |isbn=0-521-54262-6}}
== Bacaan lebih lanjut ==
|