Hindia Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hakim pandaraya (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan
 
(14 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 33:
| flag_p12 = Flag_of_the_Sultanate_of_Banten.svg
| p13 = Melaka Portugis
| flag_p13 = Flag of Portugal (1640).svg
| p14 = Republik Lanfang
| flag_p14 = Lanfang_Republic_Reconstructed_Flag.svg
Baris 47:
| flag_s4 = Flag of Netherlands.svg
| flag = Bendera Belanda#Hindia Belanda
| image_flag = Flag of the Dutch East India CompanyNetherlands.svg
| image_map = Atlas van Nederlandsch Oost-Indië.tif
| image_map = [[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|ka|320px|Ekspansi VOC dilanjutkan oleh pemerintahan Hindia Belanda di Kepulauan Indonesia.]]
| image_map_caption = Peta wilayah Hindia Belanda sekitar tahun 1898-1907
| image_coat = Royal coat of arms of the Netherlands.svg
| national_anthem = "[[Wien Neêrlands bloed]]" (1815-1932) {{center|[[File:Wienneerlandsbloed.ogg|noicon]]}}<br>"[[Wilhelmus (lagu)|Wilhelmus]]" (1932-1942)<br />[[Berkas:United States Navy Band - Het Wilhelmus (tempo corrected).ogg|noicon|pus]]</center>
Baris 91:
| stat_pop1 = 60.727.233
| currency = [[Gulden Hindia Belanda]]
| today = [[Indonesia]]<br/>[[Malaysia]]{{efn|Pelabuhan [[Malaka]] merupakan bagian dari [[Malaka Belanda|Hindia Belanda]] dari 1818 hingga 1825}}
| footnote_a = {{note|aaa}} [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|Diduduki pasukan Jepang]] antara tahun 1942 hingga 1945, yang diikuti oleh [[Revolusi Nasional Indonesia]] hingga tahun 1949. Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. [[Nugini Belanda]] diserahkan kepada Indonesia pada tahun 1963. Tanggal resmi menurut PBB adalah 27 Desember 1949 <ref>https://www.un.org/en/decolonization/nonselfgov.shtml</ref>
}}
Baris 197:
Hingga tahun 1848, gubernur jenderal diangkat langsung oleh raja Belanda, dan pada tahun-tahun berikutnya melalui Kerajaan dan atas saran kabinet metropolitan Belanda. Selama dua periode (1815–1835 dan 1854–1925) gubernur jenderal memerintah bersama dengan dewan penasehat yang disebut ''Raad van Indie'' (Dewan Hindia). Kebijakan dan strategi kolonial menjadi tanggung jawab Kementerian Koloni yang berbasis di Den Haag. Dari tahun 1815 sampai 1848 kementerian berada di bawah kekuasaan langsung raja Belanda. Pada abad ke-20, koloni ini secara bertahap berkembang menjadi negara yang berbeda dari metropolis Belanda dengan perbendaharaannya dipisahkan pada tahun 1903, pinjaman publik dikontrak oleh koloni sejak tahun 1913, dan hubungan kuasi-diplomatik dibangun dengan Arabia untuk mengelola ibadah Haji dari Hindia Belanda. Pada tahun 1922 Hindia Belanda berdiri sejajar dengan Belanda dalam konstitusi Belanda, walaupun tetap berada di bawah Kementerian Koloni.<ref>R.B. Cribb and A. Kahin, pp. 87, 295</ref>
 
Gubernur jenderal memimpin hirarki pejabat Belanda; lalu diikuti oleh residen, asisten residen, dan pejabat distrik atau yang sering disebut ''controllers''. Penguasa tradisional yang selamat dari penaklukan Belanda dilantik sebagai bupati dan aristokrat pribumi menjadi pegawai negeri pribumi. SementaraMeskipun secara de facto mereka kehilangan kontrol nyatakekuasaan, kekayaan dan kemegahan mereka di bawah pemerintahan Belanda tumbuhsemakin bertambah.[35] <ref Aturanname="Reid 1974, p. 1"/> Pemerintahan tidak langsung bagi pribumi ini tidak mengganggu kaum tani dan hemat biaya bagi Belanda;  pada tahun 1900, hanya 250 orangpegawai negeri Eropa dan 1.500 pegawai negeri pribumi, danserta 16.000 perwira dan prajurit Belanda serta 26.000 tentara sewaanbayaran pribumi, diharuskanyang diwajibkan untuk memerintah 35 juta pendudukwarga kolonial.[65] <ref>Vickers (2005), p. 15</ref> Sejak tahun 1910, Belanda menciptakan kekuasaan negara yang paling terpusattrsentralisasi di [[Asia Tenggara.[30] ].<ref name="Friend p21"/> Secara politis, struktur kekuasaan yang sangat terpusat yang dibentuk oleh pemerintahan Belanda, termasuk kekuasaan pengasingan dan penyensoran yang sangat tinggi,[66]<ref>Cribb, R.B., Kahin, pp. 140 & 405</ref> dibawa ke dalam republik Indonesia yang baru.[30]<ref name="Friend p21"/>
 
Dewan Rakyat yang disebut ''[[Volksraad]]'' untuk Hindia Belanda dimulai pada tahun 1918. Volksraad terbatas pada peran penasehatpenasihat dan hanya sebagian kecil penduduk pribumi yang dapat memilih anggotanya.  Dewan tersebut terdiri dari 30 anggota pribumi, 25 orang Eropa dan lima orang Tionghoa dan penduduk lainnya, dan dibentukdipilih kembali setiap empat tahun.  Pada tahun 1925 ''Volksraad'' dijadikan badan semilegislatifsemi-legislatif;  meskipun keputusan masih dibuat oleh pemerintah Belanda, gubernur jenderal diharapkan untuk berkonsultasi dengan ''Volksraad'' mengenai masalah-masalah besar.  ''Volksraad'' dibubarkan pada tahun 1942 selama pendudukan Jepang.[67]<ref>Harry J. Benda, S.L. van der Wal, "De Volksraad en de staatkundige ontwikkeling van Nederlandsch-Indië: The Peoples Council and the political development of the Netherlands-Indies." (With an introduction and survey of the documents in English). (Publisher: J.B. Wolters, Leiden, 1965.)</ref>
 
Sistem hukum dibagi oleh tiga kelompok etnis utama yang diklasifikasikan di bawah pemerintahan kolonial Belanda.  Orang Eropa, Orang Timur Asing Timur (Arab dan CinaChina) dan pribumi;  ketiga kelompok ini tunduk pada sistem hukum mereka sendiri, yang semuanya berlaku secara bersamaan.[68]<ref>{{Cite book |last=Tagliacozzo |first=Eric |url=https://books.google.com/books?id=S3nlvRJyjUEC |title=Southeast Asia and the Middle East: Islam, Movement, and the Longue Durée |publisher=NUS Press |year=2009 |isbn=978-9971-69-424-1 |pages=177 |language=en |access-date=16 September 2022 |archive-date=16 November 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231116064831/https://books.google.com/books?id=S3nlvRJyjUEC |url-status=live }}</ref>
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Het_Hooggerechtshof_en_het_Paleis_van_Daendels_het_'Grote_Huis'_aan_het_Waterlooplein_te_Batavia'_TMnr_10015231.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Het_Hooggerechtshof_en_het_Paleis_van_Daendels_het_'Grote_Huis'_aan_het_Waterlooplein_te_Batavia'_TMnr_10015231.jpg|ka|jmpl|Gedung Mahkamah Agung, Batavia]]
Pemerintah Belanda mengadaptasi kitab undang-undang Belanda di daerah jajahannya.  Pengadilan hukum tertinggi, Mahkamah Agung di Batavia, menangani banding dan memantau hakim dan pengadilan di seluruh koloni.  Enam dewan keadilan (''Raad van Justitie'') sebagian besar menangani kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang dari kelas hukum Eropa[69] dan hanya secara tidak langsung menangani penduduk pribumi.  Dewan pertanahan (''Landraden'') berurusan dengan masalah perdata dan pelanggaran ringan seperti perceraian harta benda, dan perselisihan pernikahan.  Penduduk pribumiasli tunduk pada hukum adat mereka masing-masing dan bupatitunduk pribumipada sertabupati dan pengadilan negeri adat, kecuali jika kasuskasusnya diajukandibawa ke hadapan hakim Belanda.<ref name="Virtueel Indi">{{cite web |url=http://www.virtueelindie.nl/index.php?pagina=virtueelindie&locatie=7 |title=Virtueel Indi |access-date=25 August 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120331060935/http://www.virtueelindie.nl/index.php?pagina=virtueelindie&locatie=7 |archive-date=31 March 2012 |url-status=live |df=dmy-all}}</ref><ref group="note">Note: Komunitas hukum adat secara formal didirikan di seluruh nusantara, contohnya di [70][71Orang Minangkabau|Minangkabau] ]. See: Cribb, R.B., Kahin, p. 140</ref> Setelah kemerdekaan Indonesia, sistem hukum Belanda diadopsi dan secara bertahap sistem hukum nasional yang didasarkan pada ajaran hukum dan keadilan Indonesia didirikan.[72]<ref>http://alterisk.ru/lj/IndonesiaLegalOverview.pdf{{Dead link|date=July 2018 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, 2002 version:
 
{{Citation |last=Tabalujan |first=Benny S. |title=Features – The Indonesian Legal System: An Overview |date=2002-12-02 |url=https://www.llrx.com/2002/12/features-the-indonesian-legal-system-an-overview/ |publisher=LLRX |access-date=17 January 2023 |archive-date=17 January 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230117145438/https://www.llrx.com/2002/12/features-the-indonesian-legal-system-an-overview/ |url-status=live}}</ref>
Pada tahun 1920 Belanda telah mendirikan 350 penjara di seluruh koloni.  Penjara Meester Cornelis di Batavia memenjarakan narapidana yang paling bandel.  Di penjara Sawahlunto di Sumatra para tahanan harus melakukan kerja kasar di tambang batu bara.  Penjara terpisah dibangun untuk remaja (Jawa Barat) dan untuk wanita.  Di Lapas Wanita Bulu Semarang, para napi mendapat kesempatan belajar profesi selama di tahanan, seperti menjahit, menenun, dan membatik.  Pelatihan ini dijunjung tinggi dan membantu mensosialisasikan kembali perempuan setelah mereka berada di luar lembaga pemasyarakatan.[70][73]  Menanggapi pemberontakan komunis tahun 1926, kamp penjara Boven-Digoel didirikan di New Guinea.  Sejak tahun 1927, para tahanan politik, termasuk penduduk asli Indonesia yang mendukung kemerdekaan Indonesia, 'diasingkan' ke pulau-pulau terluar.[74]
 
Pada tahun 1920 Belanda telah mendirikan 350 penjara di seluruh koloni.  Penjara [[Jatinegara|Meester Cornelis]] di Batavia memenjarakan narapidana yang paling bandelsulit diatur.  Di penjara [[Sawahlunto]] di SumatraSumatera para tahanan harus melakukan kerja kasar di tambang batu bara.  Penjara terpisah dibangun untuk remaja (Jawa Barat) dan untuk wanita.  Di Lapas Wanita Bulu di [[Semarang]], para napi mendapat kesempatan belajar profesi selama di tahanan, seperti menjahit, menenun, dan membatik.  Pelatihan ini dijunjung tinggi dan membantu mensosialisasikan kembali perempuan setelah mereka berada di luar lembaga pemasyarakatan.[70][73] <ref name="Virtueel Indi"/><ref group="note">Note: Penjara perempuan Bulu di Semarang, yang menampung perempuan Eropa dan pribumi, memiliki kamar tidur terpisah dengan dipan dan kelambu untuk perempuan elit pribumi dan perempuan kelas hukum Eropa. Tidur di lantai seperti perempuan petani dianggap sebagai sanksi hukum yang tidak dapat ditoleransi. See: Baudet, H., Brugmans I.J. ''Balans van beleid. Terugblik op de laatste halve eeuw van Nederlands-Indië.'' (Publisher: Van Gorcum, Assen, 1984)</ref> Menanggapi pemberontakan komunis tahun 1926, kamp penjara Boven-Digoel didirikan di New Guinea.  Sejak tahun 1927, para tahanan politik, termasuk penduduk asli Indonesia yang mendukung kemerdekaan Indonesia, 'diasingkan' ke pulau-pulau terluar.[74]<ref>Baudet, H., Brugmans I.J. ''Balans van beleid. Terugblik op de laatste halve eeuw van Nederlands-Indië.'' (Publisher: Van Gorcum, Assen, 1984) P.76, 121, 130</ref>
 
=== Pembagian administratif ===
{{main|Pembagian administratif Hindia Belanda}}
 
Hindia Belanda dibagi menjadi tiga gouvernement, yaitu Gouvernement Sumatra, Gouvernement van [[Dependensi Borneo|Borneo en Onderhoorigheden]], ''gouvernementen''—[[Timur Raya (Hindia Belanda)|Gouvernement GrooteGroot Oost]], [[GouvernementDependensi DjokjakartaBorneo|Borneo]], [[Gouvernementdan Soerakarta]], sertaSumatra—dan tiga Provinsi yang secara khusus hanya ada''provincies'' di Jawa. Provinsi''Provincies'' dan Gouvernement''Gouvernment'' dibagi lagi menjadi Karesidenan—untukKeresidenan—untuk KaresidenanKeresidenan di bawah Provinsi''Provincies'' langsung dibagi menjadi ''Regentschappen'', sedangkan KaresidenanKeresidenan di bawah Gubernemen''Gouvernment'' dibagi menjadi ''[[Afdeling]].''<ref>{{cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/pages/chapter-4.html {{Webarchive|title=Chapter 4: The Netherlands Indies, 1800–1942 &#124; Digital Atlas of Indonesian History – by Robert Cribb |access-date=2012-01-19 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20120119042918/http://www.indonesianhistory.info/pages/chapter-4.html |archive-date=2012-01-19 January 2012 |df=dmy-all}}, sourced from {{Citation | author1=Cribb, R. B | title=Digital atlas of indonesianIndonesian history | publication-date=2010 | publisher=Nias | isbn=978-87-91114-66-3 }} from the earlier volume {{Citation | author1=Cribb, R. B | author2=Nordic Institute of Asian Studies | title=Historical atlas of Indonesia | publication-date=2000 | publisher=Curzon ; Singapore : New Asian Library | isbn=978-0-7007-0985-4 }}</ref> Pada tahun 1942, pembagian administratif Hindia Belanda terdiri dari:<ref>{{Cite book|last=Dutch East Indies|date=1942|title=Regeerings-almanak voor Nederlandsch-Indie|location=Batavia|publisher=Lands-Drukkerij|url-status=live}}</ref>
 
{| class="wikitable mw-collapsible"
|+
Baris 217 ⟶ 221:
!Level 4
|-
| rowspan="18" |Provincie West -Java (Batavia)
| rowspan="3" |Residentie Bantam (Serang)
|Regentschap Serang
Baris 230 ⟶ 234:
| rowspan="3" |Residentie Batavia (Batavia)
|Regentschap Batavia
|1) Batavia 2) Weltevreden 3) Tangerang 4) Tjoeroeg 5) Balaradja 6) MawoekMaoek
|-
|Regentschap Meester Cornelis
Baris 236 ⟶ 240:
|-
|Regentschap Krawang
|1) Poerwakarta 2) Krawang 3) Tjikampek 4) Rengasdengklok 5) Soebang 6) SegalaherangSagalaherang 7) Pamanoekan 8) PegadenPagaden
|-
| rowspan="3" |Residentie Buitenzorg (Buitenzorg)
|Regentschap Buitenzorg
|1) Buitenzorg 2) Tjiawi 3) Leuwiliang 4) Djasinga 5) TjibinongParoeng 6) Djonggol/Tjibinong 7) Tjibaroesa
|-
|Regentschap Soekaboemi
Baris 256 ⟶ 260:
|-
|Regentschap Garoet
|1) Garoet 2) Bajongbong 3) Tjibatoe 4) Trongong 5) LelelsLeles 6) Tjikadjang 7) Boengboelang 8) Pameungpeuk
|-
|Regentschap Tasikmalaja
Baris 277 ⟶ 281:
|1) Madjalengka 2) Talaga 3) Randjagaloeh 4) Djatiwangi
|-
| rowspan="22" |Provincie Midden -Java (Semarang)
| rowspan="4" |Residentie Pekalongan (Pekalongan)
|Regentschap Pekalongan
Baris 309 ⟶ 313:
|-
|Regentschap Rembang
|1) Waroe 2) Soelang 3) Binangoen 4) Kragan 5) PamotanPamoetan
|-
|Regentschap Pati
|1) Pati 2) KajenKadjen 3) Djoewana 4) Djakenan 5) Tajoe
|-
|Regentschap Blora
Baris 352 ⟶ 356:
| rowspan="4" |Residentie Soerabaja (Soerabaja)
|Regentschap Soerabaja
|1) Kota Soerabaja 2) Djabakotta 3) Goenoengkendeng 4) Bawean 5) Grissee 6) Tjermee 7) Sidajoe
|-
|Regentschap Sidoardjo
Baris 400 ⟶ 404:
|-
|Regentschap Toeloengagoeng
|1) Kota Toeloengagoeng 2) Ngoenoet 3) Tjampoerdarat 4) Kalangbret 5) Trenggalek 6) Kampak 7) Karangan
|-
| rowspan="4" |Residentie Malang (Malang)
Baris 425 ⟶ 429:
|1) Djember 2) Kalisat 3) Majang 4) Rambipoedji 5) Tanggoel 6) Poeger 7) Woeloehan
|-
|Regentschap BanjoewangiBandjoewangi
|1) BanjoewangiBandjoewangi 2) Genteng 3) Blambangan 4) Bangoredjo 5) RagodjampiRogodjampi
|-
| rowspan="3" |Residentie Madoera (Pamekasan)
|Regentschap Pamekasan
|1) Pamekasan 2) Bender 3) Pagantenan 4) Waroe 5) Kota Sampang 6) Kedoengdoeng 7) Tordjoen 8) Ketapang
|-
|Regentschap Bangkalan
Baris 441 ⟶ 445:
| rowspan="5" |Afdeeling Jogjakarta (Jogjakarta)
|Regentschap Jogjakarta
|1) Kota Kalasan 2) Sleman 3) Mlati
|-
|Regentschap Bantoel
Baris 449 ⟶ 453:
|1) Wonosari 2) Plajen 3) Semanoe
|-
|Regentschap Pakoe AlamPakoealam
|1) Pakoealam
|-
|Regentschap Adikarto
Baris 464 ⟶ 468:
|-
|Regentschap Kota Mangkoenegaran
|1) Kota Mangkoenegaran 2) Karanganjar 3) KarangpadanKarangpandan 4) Djoemapolo
|-
|Regentschap Wonogiri
Baris 482 ⟶ 486:
|-
|Afdeeling Noordkust van Atjeh
|1) Sigli 2) Meureudoe 3) Lammeulo 4) Bireuen 5) Lho' SeumaweLhokseumawe 6) Lho' SoekonLhosoekon 7) Takengon
|-
|Afdeeling Oostkust van Atjeh met Alaslanden, Gajo Loeos en Serbodjadi
|1) Idi Rajeuk 2) Langsa 3) TemiengTemiang 4) Alaslanden 5) Gajo Loeos
|-
|Afdeeling Westkust van Atjeh
Baris 501 ⟶ 505:
|-
|Afdeeling Simaloengoen en Karolanden
|1) Simaloengoen 2) de KarolandenKaro-landen
|-
| rowspan="4" |Residentie Tapanoeli (Sibolga)
Baris 508 ⟶ 512:
|-
|Afdeeling Nias
|1) Nias en omliggende -eilanden 2) Batoe-eilanden 3) Banjak-eilanden
|-
|Afdeeling Padangsidimpoean
Baris 518 ⟶ 522:
| rowspan="5" |Residentie Sumatra's Westkust (Padang)
|Afdeeling Zuid Benedenlanden
|1) Padang 2) Kerintji-Indrapoera 3) Painan 4) MentawaiMantawai-eilanden
|-
|Afdeeling Tanahdatar
Baris 526 ⟶ 530:
|1) Oud Agam 2) Manindjau 3) Loeboeksikaping 4) Ophir
|-
|Afdeeling L.Limapoeloeh Kota
|1) Pajakoemboeh 2) Soeliki 3) Bangkinang
|-
Baris 534 ⟶ 538:
| rowspan="3" |Residentie Riouw (Tandjoengpinang)
|Afdeeling Tandjoengpinang
|1) Tandjoengpinang en Bintan 2) Karimoen 3) Lingga 4) Poelaoetoedjoeh
|-
|Afdeeling Indragiri
Baris 548 ⟶ 552:
|Residentie Benkoelen (Bengkoelen)
|Afdeeling Benkoelen
|1) Benkoelen-Seloema 2) Redjang -Lebong 3) Manna 4) Kaoer 5) Kroei 6) Lais 7) Moeko-Moeko
|-
| rowspan="3" |Residentie Palembang (Palembang)
Baris 562 ⟶ 566:
|Residentie Lampongsche Districten (Teloekbetoeng)
|Afdeeling Teloekbetoeng
|1) Teloekbetoeng 2) Kaliandak 3) Kota Agoeng 4) Kotaboemi 5) Soekadana 6) Menggala 7) Mesoedji-Kajoeagoeng
|-
|Residentie Bangka en Billiton (Pangkalpinang)
Baris 571 ⟶ 575:
| rowspan="5" |Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo (Bandjermasin)
|Afdeeling Bandjermasin
|1) Bandjermasin-Marabahan 2) Martapoera 3) Pelaihari 4) Poelaoe Laoet 5) Satoei-Tanah Boemboe
|-
|Afdeeling Hoeloesoengai
|1) Kandangan 2) Barabai 3) Amoentai 4) Tandjoeng 5) Rantau 6) Balangan 7) Tabalong
|-
|Afdeeling Kapuas-Barito
|1) Beneden Dajak 2) Boven Dajak 3) Sampit 4) Kota WaringinKoetawaringin 5) Moeara Teweh 6) Poeroek Tjaoe
|-
|Afdeeling Samarinda
|1) Oost-Koetai 2) Balikpapan 3) West-Koetai 4) PasirPaser 5) Boven MahamMahakam
|-
|Afdeeling Boeloengan en Beraoe
|1) Tarakan 2) Tidoengsche -landen 3) Apau -Kajan 4) Boeloengan 5) Beraoe
|-
| rowspan="4" |Residentie Westerafdeeling van Borneo (Pontianak)
Baris 598 ⟶ 602:
|1) Boven en Beneden Matan 2) Soekadana
|-
| rowspan="2324" |[[Timur Raya (Hindia Belanda)|Gouvernement Groote Oost]] (Makassar)
| rowspan="7" |Residentie Celebes en Onderhoorigheden (Makassar)
|Afdeeling Makassar
|1) Makassar 2) Maros 3) Pangkadjene 4) GoaGowa 5) Djeneponto-Takalar
|-
|Afdeeling Bonthain
|1) Bonthain 2) Boeloekoemba 3) Sindjai 4) Saleijer-eilanden
|-
|[[Afdeeling Bone]]
Baris 616 ⟶ 620:
|-
|Afdeeling Loewoe
|1) Palopo 2) Makale-Rantepao 3) Masamba 4) MailiMalili 5) Mangkoetana 6) Kolaka
|-
|Afdeeling Boetoeng en Laiwoei
|1) Boetoeng 2) Moena 3) Kendari 4) Toekangbesi-eilanden
|-
| rowspan="56" |Residentie Manado (Manado)
|[[Afdeeling Manado]]
|1) MinahasaAmurang 2) BolaangTondano Mongondow3) Manado
|-
|Afdeeling Sangihe en Talaude EilandenTalaud-eilanden
|1) Sangihe-eilanden
|-
|Afdeeling Bolaangmongondow
|1) Bolaang 2) Pasi 3) Lolayan 4) Dumoga 5) Koetaboenan
|-
|[[Afdeeling Gorontalo]]
|1) Gorontalo 2) Boeol 3) Kwandang 4) Boalemo
|-
|Afdeeling Donggala
|1) Donggala 2) Paloe 3) Parigi 4) Toli -Toli 5) Moutong
|-
|[[Afdeeling Poso]]
|1) Poso 2) Kolonodale 3) Banggai en Peleng 4) Todjo en Oena-Oena
|-
| rowspan="5" |Residentie Molukken (Amboina)
|Afdeeling Amboina
|1) Amboina 2) Boeroe 3) Saparoea 4) Banda-eilanden 5) West-Ceram 6) Amahai 7) Wahai 8) Kairatoe 9) Oost-Ceram, Ceram Laoet en Goram
|-
|Afdeeling Ternate
|1) Ternate 2) Makian en Kajoa 4) Batjan 3) Djailolo 4) Weda 5) Tobelo 6) Soela-eilanden
|-
|Afdeeling Toeal
|1) Kei-eilanden 2) Aroe-eilanden 3) Tanimbar-einlandeneilanden 4) Zuid-Wester einlanden 5) Boven Digoel 6) Zuid-Nieuw Guinea
|-
|Afdeeling Noord -Nieuw Guinea
|1) Manokwari 2) Sorong 3) Radja Ampat 4) Seroei 4) Sarmi 5) Hollandia
|-
|Afdeeling West -Nieuw Guinea
|1) Fak-Fak 2) Inanwatan 3) Kaimana 4) Mimika
|-
| rowspan="3" |Residentie Timor en Onderhoorigheden (Koepang)
|Afdeeling Timor en Eilanden
|1) Koepang 2) Zuid Midden -Timor 3) Noord Midden -Timor 4) Beloe 5) Alor-eilanden 6) Rote-eiland
|-
|Afdeeling Flores
|1) Ende 2) Oost -Flores en Solor Eilanden-eilanden 3) Maoemere 4) Ngada 5) Manggarai 6) Nage-Keo
|-
|Afdeeling Soembawa en Soemba
|1) Bima 2) Soembawa 3) Oost -Sumba 4) West -Soemba
|-
| rowspan="3" |Residentie Bali en Lombok (Singaradja)
Baris 667 ⟶ 674:
|1) Boeleleng 2) Djembrana
|-
|Afdeeling Zuid -Bali
|1) Badoeng 2) Tabanan 3) Gianjar 4) Kloengkoeng 5) Karangasem
|-
|Afdeeling Lombok
|1) West -Lombok 2) Midden -Lombok 3) Oost-Lombok 4) Noord-Lombok
|}
 
Pada 1818-18251818–1825, Melaka Belanda merupakan bagian administratif dari Hindia Belanda. Pada tahun 1825 akhirnya Melaka diserahkan kepada Britania Raya berdasarkan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1824]].
{| class="wikitable mw-collapsible"
|+
Baris 698 ⟶ 705:
 
==Ekonomi==
{{main|Ekonomi Hindia Belanda}}
{{See also|Sistem Budidaya|Zaman Liberal (Hindia Belanda)}}
Sejarah ekonomi koloni berkaitan erat dengan kesehatan ekonomi Belanda.<ref>Dick, et al. (2002)</ref> Meskipun keuntungan yang meningkat dari sistem pajak tanah Belanda, keuangan Belanda sangat terpengaruh oleh biaya [[Perang Diponegoro|Perang Jawa]] dan [[Perang Padri]], serta [[Perang Belanda-belgia|kekalahan Belanda atas Belgia pada tahun 1830]] yang membawa Belanda ke jurang kebangkrutan. Pada tahun 1830, seorang gubernur jenderal baru, [[Johannes van den Bosch]], ditunjuk untuk membuat Hindia membayar melalui eksploitasi Belanda atas sumber dayanya. Dengan dominasi politik Belanda di seluruh Jawa untuk pertama kalinya pada tahun 1830,<ref>Ricklefs (1991), p 119</ref> mereka memperkenalkan kebijakan pertanian tanam paksa yang dikendalikan pemerintah. Kebijakan itu disebut ''cultuurstelsel'' (sistem tanam) dalam bahasa Belanda atau "tanam paksa" dalam bahasa Indonesia. Para petani diwajibkan untuk menyerahkan, sebagai bentuk pajak, hasil panen tertentu dalam jumlah tetap, seperti gula atau kopi.<ref name="Taylor 2003, p. 240">Taylor (2003), p. 240</ref> Sebagian besar Jawa menjadi perkebunan Belanda dan pendapatan terus meningkat selama abad ke-19 yang diinvestasikan kembali ke Belanda untuk menyelamatkan negara dari kebangkrutan.<ref name="LP_23-25"/><ref name="Taylor 2003, p. 240"/> Antara tahun 1830 dan 1870, 840 juta gulden (setara €8 miliar pada tahun 2018<ref>{{Cite web |url=http://www.iisg.nl/hpw/calculate2-nl.php |title=Waarde van de gulden / euro |website=www.iisg.nl |access-date=8 May 2020 |archive-date=7 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200507213957/http://www.iisg.nl/hpw/calculate2-nl.php |url-status=live}}</ref>) diambil dari Hindia Timur, rata-rata menghasilkan sepertiga dari anggaran tahunan pemerintah Belanda.<ref>{{Cite web |url=https://www.kivi.nl/afdelingen/telecommunicatie/nieuws/artikel/promotie-huib-ekkelenkamp-op-9-april-2019-tu-delft |title=Promotie Huib Ekkelenkamp op 9 april 2019 TU Delft |website=KIVI |access-date=8 May 2020 |archive-date=8 March 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210308170608/https://www.kivi.nl/afdelingen/telecommunicatie/nieuws/artikel/promotie-huib-ekkelenkamp-op-9-april-2019-tu-delft |url-status=live}}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.thejakartaglobe.com/opinion/indonesias-infrastructure-problems-a-legacy-from-dutch-colonialism/437111 |title=Indonesia's Infrastructure Problems: A Legacy From Dutch Colonialism |work=The Jakarta Globe |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20121124023601/http://www.thejakartaglobe.com/opinion/indonesias-infrastructure-problems-a-legacy-from-dutch-colonialism/437111 |archive-date=24 November 2012 |df=dmy-all}}</ref> Akan tetapi, Sistem Tanam Paksa membawa banyak kesulitan ekonomi bagi para petani Jawa, yang menderita kelaparan dan wabah penyakit pada tahun 1840-an.<ref name="LP_23-25"/>
Baris 710 ⟶ 718:
== Angkatan bersenjata ==
{{main article|Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Angkatan Laut Gubernemen}}
[[Berkas:Javaanse_KNIL-militairenElf Javaanse KNIL,K, SFA022800558.jpg|jmpl|Prajurit KNIL asli Indonesia, 1927.]]
[[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL) dan [[Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (ML-KNIL) didirikan pada tahun 1830 dan 1915 secara berturut-turut. Pasukan Angkatan Laut dari [[Angkatan Laut Kerajaan Belanda]] bermarkas di [[Kota Surabaya|Surabaya]], tetapi tidak pernah menjadi bagian dari KNIL. KNIL adalah cabang terpisah dari [[Tentara Kerajaan Belanda]], dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan didanai oleh anggaran kolonial. KNIL tidak diizinkan merekrut orang Belanda yang sedang wajib militer dan memiliki sifat "[[Sukarelawan asing|Legiun Asing]]" dan memiliki kebiasaan merekrut bukan hanya orang Belanda, tetapi juga dari banyak negara Eropa lainnya (terutama tentara bayaran Jerman, Belgia, dan Swiss).<ref>Blakely, Allison (2001). Blacks in the Dutch World: The Evolution of Racial Imagery in a Modern Society. Indiana University Press. hlm. 15 {{ISBN|0-253-31191-8}}</ref> Sementara sebagian besar perwira adalah orang Eropa, mayoritas prajurit adalah orang Indonesia asli, dan kontingen terbesar adalah [[orang Jawa]] dan [[orang Sunda|Sunda]].<ref>Cribb, R.B. (2004) 'Historical dictionary of Indonesia'. Scarecrow Press, Lanham, USA.{{ISBN|0 8108 4935 6}}, hlm. 221 [https://books.google.com/books?id=SawyrExg75cC&dq=number+of+javanese+in+KNIL&source=gbs_navlinks_s]; [Catatan: Statistik KNIL pada tahun 1939 menunjukkan setidaknya 13,500 orang Jawa dan Sunda yang bergabung dengan mereka, dibandingkan dengan 4,000 prajurit dari Ambon]. Sumber: [http://www.defensie.nl/nimh/geschiedenis/tijdbalk/1814-1914_nederlands-indi/ Netherlands Ministry of Defense] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111001011455/http://www.defensie.nl/nimh/geschiedenis/tijdbalk/1814-1914_nederlands-indi/|date=2011-10-01}}.</ref>
[[File:Lombok_1894_J._Hoynck_van_Papendrecht_1858_1933.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Lombok_1894_J._Hoynck_van_Papendrecht_1858_1933.jpg|kiri|jmpl|Dutch intervention in Lombok and Karangasem, 1894.]]
Baris 747 ⟶ 755:
 
===Sains===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_Zo÷logisch_Museum_en_laboratorium_van_'s_Lands_Plantentuin_te_Buitenzorg_West-Java_TMnr_10010799.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_Zo%C3%B7logisch_Museum_en_laboratorium_van_'s_Lands_Plantentuin_te_Buitenzorg_West-Java_TMnr_10010799.jpg|ka|jmpl|Museum dan lab di [[Kebun Raya Bogor|Buitenzorg Plantentuin]]]]
Kekayaan alam dan budaya Hindia Belanda menarik para intelektual, ilmuwan, dan peneliti Eropa.  Beberapa ilmuwan terkemuka yang melakukan sebagian besar penelitian penting mereka di kepulauan Hindia Timur adalah [[Johannes Elias Teijsmann|Teijsmann]], [[Franz Wilhelm Junghuhn|Junghuhn]], [[Christiaan Eijkman|Eijkman]], [[Eugène Dubois|Dubois]], dan [[Alfred Russel Wallace|Wallace]].  Banyak lembaga seni, budaya, dan ilmu pengetahuan penting didirikan di Hindia Belanda.  Misalnya, ''[[Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen|Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Masyarakat Seni dan Sains Kerajaan Batavia),]]'' pendahulu [[Museum Nasional Indonesia]], didirikan pada 1778 dengan tujuan untuk mempromosikan penelitian dan mempublikasikan temuan di bidang seni dan sains khususnya sejarah, arkeologi, etnografi, dan fisika.  [[Kebun Raya Bogor]] dengan ''[[Herbarium Bogoriense]]'' dan [[Museum Zoologicum Bogoriense]] merupakan pusat utama penelitian botani yang didirikan pada tahun 1817 dengan tujuan mempelajari flora dan fauna Nusantara.
 
Fosi Manusia Jawa ditemukan oleh [[Eugène Dubois|Eugene Dubois]] pada tahun 1891. Komodo pertama kali dideskripsikan oleh [[Pieter Antonie Ouwens|Peter Ouwens]] pada tahun 1912, setelah kecelakaan pesawat pada tahun 1911 dan rumor tentang dinosaurus yang hidup di Pulau Komodo pada tahun 1910. Vitamin B1 dan hubungannya dengan penyakit beri-beri ditemukan  oleh [[Christiaan Eijkman|Eijkman]] selama bekerja di Hindia Belanda.
 
Dengan meningkatnya minat dalam penelitian ilmiah, pemerintah Hindia Belanda mendirikan [[Natuurwetenschappelijke Raad voor Nederlandsch-Indië|''Natuurwetenschappelijke Raad voor Nederlandsch-Indië'' (Dewan Ilmu Pengetahuan Hindia Belanda)]] pada tahun 1928.[139] <ref>{{Cite Iniweb |url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=274804 |title=NATUURWETENSCHAPPELIJKE raad voor Nederlandsch-Indie te Batavia |website=opac.perpusnas.go.id |access-date=2020-03-12 |archive-date=24 February 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210224122858/https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=274804 |url-status=live}}</ref> Badan ini beroperasi sebagai organisasi penelitian utama negara sampai pecahnya [[Perang Dunia II]] di Asia Pasifik pada tahun 1942. Pada tahun 1948 lembaga ini berganti nama menjadi [[''Organisatie voor Natuurwetenschappelijk Onderzoek]]'' (Organisasi untuk Penelitian Ilmiah).  Organisasi ini adalah cikal bakal [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] saat ini.[140]<ref>{{Cite web |url=http://lipi.go.id/berita/single/Selamat-Ulang-Tahun-LIPI/9492 |title=Selamat Ulang Tahun, LIPI! |website=lipi.go.id |language=id |access-date=2020-03-12 |archive-date=21 November 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191121025200/http://lipi.go.id/berita/single/Selamat-Ulang-Tahun-LIPI/9492 |url-status=live}}</ref>
 
===Masakan===
{{See also|Masakan Indonesia}}[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_familie_C.H._Japing_met_tante_Jet_en_oom_Jan_Breeman_aan_de_rijsttafel_Bandoeng_TMnr_10030167.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_familie_C.H._Japing_met_tante_Jet_en_oom_Jan_Breeman_aan_de_rijsttafel_Bandoeng_TMnr_10030167.jpg|ka|jmpl|Keluarga Belanda menikmati makan malam besar ''[[Rijsttafel]]'', 1936]]
Keluarga kolonial Belanda melalui pembantu rumah tangga dan juru masak mereka mengenal masakan Indonesia, akibatnyaalhasil mereka mengembangkan cita rasa rempah-rempah dan hidangan asli tropis.  Hidangan kolonial Hindia Belanda yang terkenal adalah [[rijsttafel]], meja nasimakan yang terdiri dari 7 hingga 40 hidangan populer dari seluruh koloni.  Lebih''Rijsttafel'' lebih merupakan perjamuan mewah daripada hidangan, masyarakat kolonial Belanda memperkenalkan meja nasi tidak hanya agar mereka dapat menikmati beragam hidangan dalam satu pengaturanmeja, tetapi juga untuk mengesankan pengunjung dengan kelimpahan eksotik koloni mereka.[141]<ref>{{cite web |url=http://www.culturebriefings.com/articles/indrcetb.html |title=The rise and fall of Indonesia's rice table |author=Geotravel Research Center |access-date=23 September 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111007031730/http://culturebriefings.com/articles/indrcetb.html |archive-date=7 October 2011 |url-status=dead |df=dmy-all}}</ref>

Melalui kolonialisme, Belanda memperkenalkan hidangan Eropa seperti roti, keju, steak panggang, dan pancake.  Sebagai penghasil tanaman komersial;  kopi dan teh juga populer di kolonial Hindia Timur kolonial.  Roti, mentega, dan margarin, sandwich isi ham, keju atau selai buah, ''[[Poffertjes|poffertjes]]'', ''pannekoek'', dan keju Belanda, biasa dikonsumsi oleh kolonial Belanda dan Indo pada masa kolonial. Beberapa ningrat (bangsawan) pribumi kelas atas dan beberapa pribumi terpelajar mengenal masakan Eropa, dan dijunjung tinggi sebagai masakan elit kelas atas masyarakat Hindia Belanda.  Hal ini menyebabkan adopsi dan fusiasimilasi masakan Eropa ke dalam masakan Indonesia, beberapa hidangan yang diciptakan pada masa kolonial dipengaruhi oleh Belanda: antara lain [[Selat solo|selat solo (salad solo)]], [[Bistik|bistik jawa (steak daging sapi Jawa)]], [[Semur|semur]] (dari ''smoor'' Belanda),]] [[sayur kacang merah (dari ''[[Brenebon|brenebon)]]'') dan [[Sup buntut|sop buntut]].  Kue dan biskuit juga dapat ditelusuri asal-usulnya hinggadari pengaruh Belanda;  seperti [[Bolu|kue bolu]] (dari ''tart'')]], [[Bolu pandan|kue pandan]], [[Lapis legit|lapis legit]] (dari ''spekkoek'')]], [[spiku]]lapis surabaya (lapisdari Surabaya''spiku''), [[Klapertar|klappertaart (tar kelapa)]] dan [[Kaasstengels|kaasstengels]] (kue keju)]].  [[Kue cubit]] yang biasa dijumpai di depan sekolah dan pasar diyakini berasal dari [[poffertjes]].[142]<ref name="dutchfood.about.com">{{cite web |url=http://dutchfood.about.com/od/aboutdutchcooking/a/FoodInfluences.htm |title=Dutch Food Influences – History of Dutch Food – Culinary Influences on the Dutch Kitchen |author=Karin Engelbrecht |work=About |access-date=22 September 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111005191741/http://dutchfood.about.com/od/aboutdutchcooking/a/FoodInfluences.htm |archive-date=5 October 2011 |url-status=live |df=dmy-all}}</ref>
 
===Arsitektur===
{{Main|arsitektur kolonial Indonesia}}{{See also|Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta}}
{{Main|arsitektur kolonial Indonesia}}{{See also|Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta}}Kedatangan kekuatan Eropa pada abad ke-16 dan ke-17 di Indonesia memperkenalkan konstruksi batu ke Indonesia di mana sebelumnya kayu dan produk sampingannya hampir secara eksklusif digunakan.  Pada abad ke-17 dan ke-18, Batavia adalah kota bata dan batu berbentengdibentengi.[143] <ref name="Schoppert 38-39">Schoppert (1997), pp. 38–39</ref> Selama hampir dua abad, para kolonialis tidak banyak menyesuaikan kebiasaan arsitektur Eropa mereka dengan iklim tropis.[144] <ref name="d8">Dawson, B., Gillow, J., ''The Traditional Architecture of Indonesia'', p. 8, 1994 Thames and Hudson Ltd, London, {{ISBN|0-500-34132-X}}</ref> Mereka membangun rumah petak yang berventilasi buruk dengan jendela kecil, yang dianggap sebagai perlindungan terhadap penyakit tropis yang berasal dari udara tropis.[144] .<ref name=d8/> Bertahun-tahun kemudian Belanda belajar menyesuaikan gaya arsitektur mereka dengan fitur bangunan lokal (atap panjang, beranda, serambi, jendela besar, dan bukaan ventilasi),[145]<ref>{{cite conference |author=W. Wangsadinata and T.K. Djajasudarma |title=Architectural Design Consideration for Modern Buildings in Indonesia |year=1995 |book-title=INDOBEX Conf. on Building Construction Technology for the Future: Construction Technology for Highrises & Intelligence Buildings |location=Jakarta |url=http://www.wiratman.co.id/ximages/architecture.pdf |access-date=18 January 2007 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20070614232909/http://www.wiratman.co.id/ximages/architecture.pdf |archive-date=14 June 2007 |df=dmy}}</ref> dan rumah pedesaan Hindia Belanda abad ke-18 adalah salah satu bangunan kolonial pertama yang bergabung. memadukan Elemenunsur arsitektur Indonesia dan beradaptasi dengan iklim, yang kemudian dikenal dengan [[Rumah kongsi|Gaya Indies Style]].[146]<ref name="Schoppert 1997, pp. 72-77">Schoppert (1997), pp. 72–77</ref>
[[File:ITB_1.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:ITB_1.jpg|jmpl|Ceremonial Hall, Institut Teknologi Bandung, Bandung, dirancang oleh arsitek Henri Maclaine-Pont]]
Sejak akhir abad ke-19, kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi yang signifikan membawa kekayaan baru ke Jawa.  Bangunan modern, termasuk stasiun kereta api, bisnis hotel bisnis, pabrik dan blok perkantoran, rumah sakit dan institusi pendidikan, dipengaruhi oleh gaya internasional. Tren awal abad ke-20 adalah pengaruh modernis —seperti [[Art Deco|art-deco—yangdeco]]—yang pada dasarnya diekspresikan pada bangunan Eropa dengan trim Indonesia.  TanggapanRespons praktis terhadap lingkungan yang dibawa dari Gaya Hindia sebelumnya, termasuk atap yang menjorok, jendela yang lebih besar, dan ventilasi di dinding, yang melahirkan Gaya Hindia Baru.[147] <ref>Schoppert (1997), pp. 104–105</ref> Stok bangunan era kolonial terbanyakmasih banyak terdapat di kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti [[Bandung]], [[Jakarta]], [[Semarang]], dan [[Surabaya]].  Arsitek dan perencana terkemuka antara lain [[Albert Aalbers]], [[Thomas Karsten]], [[Henri MacLaine Pont|Henri Maclaine Pont]], [[J. Herbert Frank|J. Gerber]] dan [[C.P.W. Schoemaker]].[148] <ref>Schoppert (1997), pp. 102–105</ref> Dalam tiga dekade pertama abad ke-20, Departemen Pekerjaan Umum mendanai gedung-gedung publik utama dan memperkenalkan program perencanaan kota di mana kota-kota utama di Jawa dan Sumatra dibangun kembali dan diperluas.[149<ref>Vickers (2005), p. 24</ref>
 
Kurangnya pembangunan selama Depresi HebatBesar, gejolak [[Perang Dunia Kedua]] dan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1940-an, dan stagnasi ekonomi selama pergolakan politik tahun 1950-an dan 1960-an, berarti bahwamenyebabkan banyak arsitektur kolonial telahmasih dilestarikanbertahan hingga beberapa dekade terakhir.<ref 150] name="Schoppert 1997, p. 105">Schoppert (1997), p. 105</ref> Rumah-rumah kolonial hampir selalu menjadi milik para elit Belanda, Indonesia, dan Cina yang kaya;  namunNamun, gayanyagaya yang ada sering seringkalikali merupakan kombinasi yang kaya dan kreatif dari dua budaya, sedemikian rupa sehingga rumahnyarumah tersebut tetap dicari hingga abad ke-21.[146] <ref name="Schoppert 1997, pp. 72-77"/> Bisa dibilang arsitektur pribumi lebih dipengaruhi oleh ide-ide baru Eropa daripada arsitektur kolonial yang dipengaruhi oleh gaya Indonesia;  dan unsur-unsur Barat ini terus menjadi pengaruh dominan pada lingkungan binaan Indonesia saat ini.
 
===Mode===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vorstelijk_echtpaar_Kangdjeng_Pangeran_Angabei_Sakalijan_met_echtgenote._TMnr_60002322.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vorstelijk_echtpaar_Kangdjeng_Pangeran_Angabei_Sakalijan_met_echtgenote._TMnr_60002322.jpg|jmpl|Para bangsawan Jawa mengadopsi dan memadukan beberapa aspek mode Eropa, seperti pasangan ini pada tahun 1890.]]
Di wilayah jajahan Hindia Belanda, fashion memainkan peran penting dalam menentukan status dan kelas sosial seseorang.  KolonialMasyarakat kolonial Eropa mengenakan pakaian Eropa langsung dari Belanda, atau bahkan Paris, sedangkan penduduk asli mengenakan pakaian tradisional mereka yang berbeda di setiap daerah.  Seiring berjalannya waktu dan pengaruh Belanda semakin kuat, banyak penduduk asli mulai memadukan gaya Eropa dalam pakaian tradisional mereka.  Pribumi berpangkat tinggi di koloni serta bangsawan, akan mengenakan setelan gaya Eropa dengan sarung batik mereka untuk acara-acara khusus dan bahkan untuk penggunaan sehari-hari.  Semakin banyak penduduk asli Indonesia mulai berpakaian lebih Eropa.  Ini tentuHal sajaini datangmuncul dengan gagasan bahwa mereka yang mengenakan pakaian Eropa lebih progresif dan terbuka terhadap masyarakat Eropa dan etiket yang menyertainya.  Semakin banyak pengaruh Eropa yang lebih diutamakan di kalangan pribumi Indonesia.  IniPenyebabnya mungkin berasal dari fakta bahwa banyak penduduk asli diperlakukan lebih baik jika mereka mengenakan pakaian Eropa.  Rekan-rekan Eropa mereka mengakuinya, dan hal itu pada gilirannya kemungkinan besar menjadi katalis untuk adopsi pakaian barat menjadi pakaian tradisional Indonesia.[151]<ref>{{Cite book |title=Chic in kebaya: catatan inspiratif untuk tampil anggun berkebaya |last=Pentasari |first=R |publisher=Esensi |year=2007 |location=Jakarta}}</ref>
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_een_Europees_echtpaar_gekleed_in_saroeng_kabaja_en_ochtendbroek_TMnr_60048827.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_een_Europees_echtpaar_gekleed_in_saroeng_kabaja_en_ochtendbroek_TMnr_60048827.jpg|kiri|jmpl|Pasangan kolonial Belanda pada awal abad ke-20 mengenakan busana batik dan kebaya asli]]
Pengaruh mode antara kolonial dan pribumi adalah fenomena timbal balik.  Sama seperti orang Eropa mempengaruhi penduduk asli, penduduk asli juga mempengaruhi kolonial Eropa. Misalnya, kain Eropa yang tebal dianggap terlalu panas untuk dipakai di iklim tropis. Dengan demikian, busana ringan dari kain kebaya yang tipis serta sarung batik yang nyaman dan mudah dikenakan dinilai cukup cocok untuk busana sehari-hari di iklim Hindia Timur yang panas dan lembab.
 
Kemudian dalam sejarah Hindia Belanda, ketika gelombang baru orang Eropa dibawa ke koloni, banyak yang mengadopsi gaya Indonesia, bahkan banyak yang memakai [[kebaya]] tradisional Jawa di rumah.[152] <ref>{{Cite book |title=The Netherlands East Indies at the Tropenmuseum: a colonial history |last=Legêne, S. |first=& Dijk, J. V |publisher=KIT |year=2011 |location=Amsterdam |pages=146}}</ref> [[Batik]] juga berpengaruh besar bagi Belanda.  Teknik ini sangat menarik bagi mereka sehingga mereka membawa teknik tersebut ke koloni mereka di [[Afrika]] di mana teknik tersebut diadopsi dengan pola Afrika.[153]  Sebagian besar, [[Europeanen|orang Eropa]] di Hindia Belanda, berpegang teguh pada gaya berpakaian tradisional Eropa.  Tren mode dari Paris masih sangat dihargai dan dianggap sebagai lambang gaya.  Wanita mengenakan gaun dan rok dan pria mengenakan celana dan kemeja.
 
== Olahraga ==