Homoseksualitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 79:
Para penulis awal orientasi homoseksual biasanya memahami keterkaitan intrinsik pada jenis kelamin subjek. Sebagai contoh, mereka berpendapat bahwa individu yang berperawakan perempuan yang tertarik pada individu berperawakan perempuan lainnya akan memiliki atribut maskulin, dan sebaliknya.<ref>Minton, H. L. (1986). ''Femininity in men and masculinity in women: American psychiatry and psychology portray homosexuality in the 1930s'', [[Journal of Homosexuality]], 13(1), 1–21.<br />*Terry, J. (1999). ''An American obsession: Science, medicine, and homosexuality in modern society.'' Chicago: University of Chicago Press</ref> Pemahaman ini dianut oleh sebagian besar teoretisi penting homoseksualitas dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad 20, seperti [[Karl Heinrich Ulrichs]], [[Richard von Krafft-Ebing]], [[Magnus Hirschfeld]], [[Havelock Ellis]], [[Carl Jung]] dan [[Sigmund Freud]], serta individu-individu dari kalangan homoseksual sendiri. Namun, pemahaman tentang homoseksualitas sebagai inversi seksual pada saat itu telah memicu pertikaian dan silang pendapat, dan setelah paruh kedua abad ke-20, [[identitas gender]] semakin dilihat sebagai fenomena yang berbeda dari orientasi seksual.
Individu-individu transgender dan [[cisgender]] dapat tertarik kepada pria, perempuan atau keduanya, meskipun prevalensi orientasi seksual yang berlainan sangat berbeda dalam dua populasi ini. Individu homoseksual, heteroseksual atau biseksual dapat bersifat maskulin, feminin, atau [[androgini]], dan di samping itu, banyak anggota dan pendukung komunitas lesbian dan gay sekarang yang melihat "heteroseksual sesuai gender" dan "homoseksual tidak sesuai gender" sebagai stereotip negatif. Meskipun demikian, sebuah penelitian oleh [[J. Michael Bailey]] dan K.J. Zucker telah menemukan bahwa mayoritas laki-laki gay dan lesbian tumbuh tidak sesuai gender selama masa kecil mereka.<ref>[[J. Michael Bailey|Bailey, J.M.]], Zucker, K.J. (1995), ''Childhood sex-typed behavior and sexual orientation: a conceptual analysis and quantitative review.'' Developmental Psychology 31(1):43</ref> [[Richard C. Friedman]], dalam bukunya ''Male Homosexualiy'' yang terbit pada tahun 1990,<ref>{{Cite book|last=Friedman|first=Richard C.|title=Male Homosexuality |url=http://books.google.com/books?id=molFuFC_ap8C&dq=Sexual%2BOrientation%2Band%2BPsychoanalysis:%C2%A0Sexual%2BScience%2Band%2BClinical%2BPractice|publisher=Yale University Press|location=New Haven|year=1990|page=312|isbn=0300047452|accessdate=2009-04-16}}</ref> menulis dari sudut pandang [[psikoanalisis]], berpendapat bahwa hasrat seksual dimulai lebih lambat dari yang dilansir dalam tulisan-tulisan Sigmund Freud,. iaIa menunjukkan hasrat seksual muncul bukan pada masa bayi, tetapi antara usia 5 dan 10 tahun dan tidak terfokus kepada figur orang tua tetapi pada orang di sekitarnya. Oleh karena itu, menurutnya pria homoseksual tidak abnormal, karena tidak pernah tertarik secara seksual pada ibu mereka.<ref>
{{Cite news
|url=http://www.nytimes.com/1998/12/12/arts/on-gay-issue-psychoanalysis-treats-itself.html?sec=&spon=&pagewanted=print