Hubungan Katolik Roma–Ortodoks Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lutherchrist (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Lutherchrist (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15:
Namun kerusakan ini merupakan puncak dari proses penjarakan yang terjadi pada abad-abad sebelumnya.<ref>{{Cite book|title=The Gift of the Church: A Textbook Ecclesiology in Honor of Patrick Granfield, O.S.B.|last=Phan|first=Peter|publisher=Liturgical Press|year=2000|isbn=978-0-8146-5931-1|location=Collegeville, Minnesota|pages=37|quote=The divergence of the Eastern and Western churches, leading ultimately to the East-West Schism, was a process of many centuries, influenced by a host of political, cultural, and theological factors.}}</ref> Oleh karena itu, perpecahan juga dapat dipahami sebagai proses pemisahan yang berkelanjutan antara Timur Yunani dan Barat Latin yang dimulai sekitar tahun 900.<ref name=":2" />
 
Penyebab utama perpecahan sering kali dianggap sebagai perbedaan eklesiologis.<ref>{{Cite book|title=op. cit.|last=Cleenewerck|pages=28}}</ref> Yang paling menonjol adalah meningkatnya klaim Uskup Roma atas yurisdiksi universal. Namun, keunggulan faktor ini masih menjadi perdebatan sengit; dengan banyak sarjana yang lebih mementingkan perbedaan pendapat teologis<ref>{{Cite book|title=And Taking Bread: Cerularius and the Azymes Controversy of 1054|last=Smith|first=Mahlon|publisher=Editions Beauchesne|year=1978|location=Paris}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Erickson|first=John|date=1970|title=Leavened and Unleavened: Some Theological Implications of the Schism of 1054|journal=Saint Vladimirs Theological Quarterly|volume=14|pages=155–76}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Whalen|first=Brett|date=2007|title=Rethinking the Schism of 1054: Authority, Heresy, and the Latin Rite|journal=Traditio|volume=62|pages=1–24|doi=10.1017/S0362152900000519}}</ref> atau politik<ref>{{Cite book|title=Spaltung Der Christenheit : Das Sogenannte Morgenlandische Schisma Von 1054|last=Bayer|first=Axel|publisher=Bohlau Verlag|year=2004|isbn=3412142042|edition= 2nd|location=Goettingen, Germany|pages=209}}</ref> .
 
Tidak mengherankan bahwa hubungan yang terjadi segera setelah perpecahan adalah hubungan yang penuh permusuhan, mengingat Agustinus mendiagnosis asal mula moral dari perpecahan sebagai “kebencian di antara saudara”. [21] Fenomena keterasingan budaya antara Barat Latin dan Timur Yunani sangat penting untuk memahami hubungan historis antara gereja Katolik dan Ortodoks. [22] Perbedaannya, misalnya, terlihat jelas dalam bahasa masing-masing bidang. Akibatnya, komunikasi menjadi lebih tegang dan beberapa karya penting kedua belah pihak tidak diterjemahkan. [23]
 
Hal ini menyebabkan perpecahan dalam tradisi teologis di lingkungan mana pun. Para teolog Timur lebih mengandalkan karya filsafat Yunani, sedangkan di Barat sistem hukum Romawilah yang merasuki pikiran para teolog. Salah satu perbedaan utama yang muncul adalah mengenai sifat dan fungsi Gereja: eklesiologi fundamental. Kerusakan relasional juga disorot oleh kontroversi filioque, di mana Roma pada tahun 1014 menyisipkan klausa “dan Putra” ( filioque dalam bahasa Latin) untuk menggambarkan prosesi Roh Kudus ke dalam Pengakuan Iman Nicea. Kalangan Ortodoks berpendapat bahwa modifikasi ini dilakukan bertentangan dengan Kanon 7 Konsili Efesus.
 
== Referensi ==