Hukum kewarganegaraan Israel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 102:
Ketidakjelasan hukum ini diuji dalam kasus Rufeisen versus Mendagri kala [[Oswald Rufeisen]], seorang [[Yahudi-Polandia]] yang telah memeluk [[Katolik Roma]], diputuskan tidak lagi memenuhi kriteria sebagai seorang Yahudi dikarenakan telah pindah agama.{{sfn|Savir|1963|p=128}} [[Apostasi dalam Yudaisme|Murtad dari Yudaisme]] dianggap sebagai tindakan pemisahan diri yang disengaja dari identitas nasional Yahudi. Mahkamah Agung menguraikan hal ini dalam kasus Shalit versus Mendagri tahun 1969, yang memutuskan bahwa anak-anak dari orang Yahudi yang tidak menjalankan praktik keagamaan Yahudi akan tetap dianggap Yahudi. Berbeda dengan Rufeisen, anak-anak tersebut tidak melakukan tindakan yang dapat dianggap memisahkan diri. Namun, keputusan ini menciptakan pemisahan antara agama Yahudi dan interpretasi hukum keanggotaan orang Yahudi sehingga memerlukan klarifikasi legislatif.{{sfn|Richmond|1993|pp=106–109}}
 
Undang-Undang Kepulangan diamandemen pada tahun 1970 untuk memberikan penjelasan yang lebih rinciperinci tentang siapa yang memenuhi syarat: seorang Yahudi berarti setiap orang yang lahir dari ibu seorang Yahudi, atau seseorang yang telah berpindah agama ke Yudaisme dan bukan merupakan penganut agama lain. Amandemen tersebut juga memperluas hak kepulangan ke Israel dengan menyertakan anak, cucu, dan pasangan seorang Yahudi, beserta pasangan dari anak dan cucu mereka.{{sfn|Perez|2011|p=61}} Hak ini diberikan meskipun faktanya tidak semua orang yang telah disebutkan berhak disebut Yahudi menurut halakha.{{sfn|Harpaz|Herzog|2018|pp=3–4}}
 
Undang-undang Kewarganegaraan diamandemen pada tahun 1971 untuk memungkinkan setiap orang Yahudi yang secara resmi menyatakan keinginannya untuk [[Aliyah|bermigrasi]] ke Israel segera menjadi WN Israel, tanpa persyaratan apa pun untuk memasuki wilayah Israel. Perubahan ini dilakukan untuk memfasilitasi emigrasi dari [[Uni Soviet]], yang secara rutin ditolak visa keluarnya,{{sfn|Quigley|1991|pp=388–389}} terutama setelah Perang Enam Hari tahun 1967.<ref>{{cite news |last=Stern |first=Sol |date=16 April 1972 |work=[[The New York Times]] |title=The Russian Jews Wonder Whether Israel Is Really Ready for Them |url=https://www.nytimes.com/1972/04/16/archives/the-russian-jews-wonder-whether-israel-is-really-ready-for-them.html|archive-date=1 Oktober 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211001101653/https://www.nytimes.com/1972/04/16/archives/the-russian-jews-wonder-whether-israel-is-really-ready-for-them.html |url-status=live }}</ref> Migrasi dari Uni Soviet tetap pada tingkat yang rendah sampai pembatasan emigrasi dilonggarkan pada akhir tahun 1980an1980-an.{{sfn|Harpaz|Herzog|2018|p=4}}
 
Kebanyakan orang [[Yahudi Soviet]] yang beremigrasi pada mulanya menjadikan [[Amerika Serikat]] sebagai tujuan dengan beberapa lainnya memilih [[Jerman]].{{sfn|Dietz|Lebok|Polian|2002|p=29}}{{sfn|Tolts|2020|p=323}} Namun, negara-negara ini segera memberlakukan pembatasan ketat terhadap imigran Yahudi dari Uni Soviet atas permintaan Israel, yang bertujuan untuk mengalihkan aliran imigran itu ke negaranya. AS mulai memberlakukan kuota masuk sebanyak 50.000 orang pada tahun 1990, sementara Jerman membatasi penerimaan pada tahun 1991 hanya bagi orang Yahudi yang dapat membuktikan keturunan Jerman. Jumlah orang Yahudi Soviet yang beremigrasi ke Israel meningkat tajam dari hanya 2.250 pada tahun 1988 menjadi lebih dari 200.000 pada tahun 1990{{sfn|Quigley|1991|pp=389–391}} dan tetap pada tingkat yang tinggi setelah [[pembubaran Uni Soviet]] pada tahun 1991 dan [[krisis finansial Rusia]] tahun 1998. Sekitar 940.000 orang Yahudi dari bekas Uni Soviet bertolak ke Israel antara tahun 1989 dan 2002. Sebagian besar gelombang migran ini adalah orang Yahudi yang tidak taat dan [[Hiloni|sekuler]]; sebagian besar tidak dianggap Yahudi berdasarkan halakha, tetapi memenuhi syarat untuk berimigrasi menurut UU Kepulangan.{{sfn|Emmons|1997|p=344}}
Baris 115:
Di antara yang bermigrasi bersama Beta Israel adalah [[Falash Mura]], orang Yahudi yang masuk Kristen agar mudah berbaur dengan masyarakat Etiopia tetapi sebagian besar tetap terkait dengan komunitas Yahudi. Keputusan menteri pada tahun 1992 memutuskan komunitas ini tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan hak kepulangan. Namun, beberapa migran diizinkan masuk ke Israel untuk reunifikasi keluarga.{{sfn|Kaplan|Rosen|1994|pp=66–68}} Keputusan pemerintah selanjutnya mengizinkan lebih banyak orang Falash Mura untuk bermigrasi, dengan syarat menjalani [[konversi ke Yudaisme]] sebelum menerima kewarganegaraan. Sekitar 33.000 anggota komunitas ini memasuki Israel dari tahun 1993 hingga 2013.{{sfn|Harpaz|Herzog|2018|p=16}}
 
[[Orang Samaria]] adalah keturunan [[Bani Israil|suku-suku Israel]] kuno yang menganut [[Samaritanisme]], sebuah agama yang terkait erat dengan Yudaisme,{{sfn|Schreiber|2014|pp=1–2}}<ref>{{cite news |last1=Kingsley |first1=Patrick |last2=Sobelman |first2=Gabby |date=22 Agustus 2021 |title=The World’s Last Samaritans, Straddling the Israeli-Palestinian Divide |work=[[The New York Times]] |url=https://www.nytimes.com/2021/08/22/world/middleeast/samaritans-israeli-palestinian.html|archive-date=22 Oktober 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231022090946/https://www.nytimes.com/2021/08/22/world/middleeast/samaritans-israeli-palestinian.html |url-status=live }}</ref> dan memiliki hak kepulangan tanpa persetujuan dari Kepala Rabi.{{sfn|Schreiber|2014|p=62}} Pada tahun 1949, Menteri Luar Negeri [[Moshe Sharett]] menyatakan bahwa orang Samaria memenuhi syarat untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel berdasarkan Hukum Kepulangan, dengan alasan warisan Ibrani menjadikan mereka memenuhi syarat untuk diakui sebagai Yahudi. Meskipun keputusan tersebut diterapkan sebagai kebijakan resmi, tidak ada undang-undang yang dibuat mengenai masalah ini. Akibatnya, ketika Kepala Rabi meninjau sebuah kasus pada tahun 1985 tentang apakah wanita Samaria boleh menikah dengan pria Yahudi (orang Yahudi di Israel hanya diperbolehkan menikah dengan sesama Yahudi) dan ia menyimpulkan bahwa orang Samaria harus terlebih dahulu masuk Yahudi, Kemendagri memutuskan untuk mencabut hak kepulangan Samaria dengan menggunakan keputusan Kepala Rabi sebagai pembenar. Mahkamah Agung memutuskan masalah ini pada tahun 1994, mengembalikan kebijakan asli dan memperluas status kewarganegaraan Israel menjadi mencakup warga Samaria di utara Tepi Barat.{{sfn|Schreiber|2014|pp=57–62}} Total populasi komunitas ini sekitar 700 orang yang tinggal secara eksklusif di [[Holon]] dan [[Gunung Gerizim]].{{sfn|Schreiber|2014|p=2}}
 
== Akuisisi dan hilangnya kewarganegaraan ==