Hukum tarik-menarik

proses memikirkan hal-hal positif yang akan membawa dampak baik kedepannya
Revisi sejak 21 Januari 2024 08.25 oleh NawanP (bicara | kontrib)

Hukum tarik-menarik (The Law of Attraction) adalah kepercayaan dalam gerakan spiritual pemikiran baru yang percaya bahwa pemikiran positif dan negatif memberikan pengaruh pada pengalaman positif dan negatif terhadap kehidupan seseorang.[1][2] Kepercayaan ini didasarkan pada ide bahwa individu dan pemikirannya berasal dari tenaga dalam, yang mana dapat menarik energi lain sehingga memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kesehatan, kekayaan, atau hubungan personal. Tidak ada bukti empiris yang mendukung hukum tarik-menarik dan ini telah dianggap sebagai pseudosains atau ajaran agama dalam bahasa yang terkesan ilmiah. Kepercayaan ini memiliki berbagai sebutan yang memiliki popularitas bervariasi seiring waktu, ini termasuk manifestation dan lucky girl syndrome.

Pendukung kepercayaan ini biasanya mengombinasikan teknik pembingkaian ulang kognitif dengan affirmasi dan visualisasi kreatif untuk menggantikan pemikiran yang membatasi atau merusak diri sendiri ("negatif") dengan pemikiran yang lebih memberdayakan dan adaptif ("positif"). Komponen kunci dari kepercayaan ini adalah ide bahwa untuk secara efektif mengganti pola pemikiran negatif, orang tersebut harus bisa "merasakan" (melalui visualisasi kreatif) bahwa perubahan yang diinginkan benar-benar terjadi. Kombinasi pemikiran dan emosi positif inilah yang dipercaya memungkinkan seseorang untuk menarik pengalaman positif dan kesempatan dengan mencapai resonansi pada hukum energi.

Walaupun pendukung hukum tarik-menarik ini biasanya merujuk pada teori-teori ilmiah untuk mendukung argumennya,[3][4] tidak ada dasar ilmiah yang dapat dibuktikan.[5] Sejumlah peneliti telah mengkritik penyalahgunaan konsep-konsep ilmiah oleh pendukung kepercayaan ini.[6][7][8][9]

Sejarah

Gerakan Pemikiran Baru berkembang dari ajaran Phineas Quimby pada awal abad ke-19. Semasa awal hidupnya, Quimby telah didiagnosis mengidap tuberkolosis. Sedangkan ilmu kedokteran pada masa itu belum menemukan obat untuk penyakit tuberkolosis. Quimby kemudian mencoba menunggangi kuda dan mencatat bahwa kebahagiaan instens dapat membebaskannya dari penderitaan untuk sementara. Metode untuk menghilangkan rasa sakitnya itu dan pemulihan yang tampaknya terjadi kemudian mendorong Phineas untuk mengejar studi tentang "Pikiran di atas Tubuh".[10] Walaupun dirinya tidak pernah menggunakan istilah "hukum tarik-menarik" untuk menyebut ajarannya itu, ia menjelaskan hal ini dalam sebuah pernyataan yang menggambarkan konsep tersebut dalam bidang kesehatan:

masalahnya ada di dalam pikiran, karena tubuh hanyalah rumah bagi pikiran untuk tinggal, dan kita memberi nilai pada tubuh sesuai dengan nilainya. Oleh karena itu, jika pikiran Anda telah ditipu oleh musuh yang tak terlihat menjadi sebuah keyakinan, Anda telah memasukkannya ke dalam bentuk penyakit, dengan atau tanpa sepengetahuan Anda. Dengan teori atau kebenaran saya, saya melakukan kontak dengan musuh Anda dan mengembalikan Anda pada kesehatan dan kebahagiaan Anda. Hal ini saya lakukan sebagian secara mental dan sebagian lagi dengan berbicara sampai saya memperbaiki kesan-kesan yang salah dan menegakkan Kebenaran, dan Kebenaran adalah obatnya.[11]

Pada 1855, istilah "Hukum tarik-menarik" muncul pada The Great Harmonia yang ditulis oleh ahli spiritual Amerika Andrew Jackson Davis, dalam konteks yang menyinggung roh manusia dan alam baka.[12]

Penyebar pertama kali hukum tarik-menarik sebagai sebuah prinsip umum adalah Prentice Mulford. Mulford, seorang tokoh penting dalam perkembangan gerakan Pemikiran Baru, mendiskusikan hal ini dalam esainya berjudul "The Law of Success",[13] yang pertama kali dipublikasikan pada 1886—1887. Dalam esainya itu, Mulford diikuti oleh penulis Pemikiran Baru lainnya, seperti Henry Wood (yang dimulai dari bukunya God's Image in Man,[14] 1892) dan Ralph Waldo Trine (melalui buku pertamanya, What All the World's A-Seeking,[15] 1896). Bagi mereka, hukum tarik menarik tidak hanya terkait dengan kesehatan tetapi juga semua aspek kehidupan.[16][17]

Pada abad ke-20 terlihat lonjakan minat pada subjek dengan banyak buku yang ditulis tentang hal itu, di antaranya adalah dua dari Daftar buku terlaris sepanjang masa; Think and Grow Rich (1937) oleh Napoleon Hill, The Power of Positive Thinking (1952) oleh Norman Vincent Peale, dan You Can Heal Your Life (1984) oleh Louise Hay. Materi Abraham-Hicks terutama didasarkan pada hukum tarik-menarik.

Pada tahun 2006, konsep hukum tarik-menarik mendapatkan eksposur baru dengan dirilisnya film The Secret (2006) yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah buku dengan judul yang sama pada tahun yang sama. Film dan buku ini mendapatkan liputan media yang luas.[1][18][19] Kemudian diikuti dengan sekuelnya, The Power (buku pengembangan diri) (2010) yang membahas tentang hukum tarik-menarik sebagai hukum cinta.[20]

Versi modern dari hukum tarik-menarik dikenal sebagai manifestasi, yang mengacu pada berbagai strategi swadaya yang konon dapat mewujudkan keinginan seseorang dengan memvisualisasikannya secara mental.[21][22] Teknik manifestasi[23] melibatkan pikiran positif atau mengarahkan harapan kepada "alam semesta"[24] termasuk usaha yang dilakukan sebagai manusia.[25]

Suatu hal yang menarik akan menarik atau membawa hal yang serupa

Prinsip pertama ini disebut dengan Like Attracts Like, dimana dalam prinsip pertama ini memberikan gambaran jika kamu memberikan suatu hal yang baik maka hal baik disekitar kamu akan kamu terima. contohnya dalam memberikan energi positif terhadap teman atau sahabat.

Dunia ini tidak menyukai kehampaan atau kekosongan

Prinsip ini berbicara mengenai dunia ini tidak seharusnya memiliki ruang kosong atau kehampaan, sudah seharusnya setiap orang kembali dan membangun serta memberikan energi yang positif bagi ruangan tersebut. ruangan ini bisa digambarkan seperti pikiran, pikiran yang positif akan memberikan pemikiran yang lebih positif terus menerus

Fokus dalam menjalani suatu hal dan bersyukur

Prinsip terakhir ini menekankan bagaimana kita harus bersyukur dan fokus terhadap kehidupan hari ini atau saat ini, biarlah yang terjadi hari ini terjadi dan pikirkan lah esok hari di hari esok.

Proses

Untuk mewujudkan penggunaan hukum tarik-menarik, ada 3 tahapan proses[26] yang dapat dilakukan, yaitu:

Meminta (Law of Attraction)

Pada proses meminta, kita perlu bertanya pada diri sendiri mengenai apa yang sebenarnya kita inginkan. Kita harus meyakini bahwa kita meminta apa yang diinginkan pada semesta. Fokus dalam pemikiran kita akan sejalan dengan semesta dan akan mewujudkan pemikiran tersebut dalam realitas kita. Maka, langkah awal untuk menerapkan hukum tarik-menarik ini adalah dengan mengklarifikasi apa yang kita inginkan.

Percaya (Law of Creating)

Proses selanjutnya adalah menciptakan rasa percaya bahwa kita sudah mendapatkannya. Kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dengan merasa yakin dan percaya bahwa kita telah memiliki hal tersebut. Saat hal itu dilakukan, hukum tarik-menarik akan bekerja, mengarahkan situasi, orang, dan peristiwa agar datang kepada kita untuk menerima apa yang diinginkan.

Merelakan (Law of Allowing)

Proses terakhir yang harus dilakukan adalah merelakan hal yang kita inginkan untuk kemudian dapat menerima atau merelakannya. Terkadang kita tidak yakin dapat meraih apa yang kita inginkan. Itu sebabnya banyak orang yang gagal di proses ketiga karena merelakan adalah hal yang paling sulit dalam hukum tarik-menarik.

Dampak

Pendapat mengenai mengenai hukum tarik menarik dapat bervariasi, beberapa orang percaya bahwa penerapan hukum tarik menarik dapat memiliki dampak positif yaitu :

Efek Spiritual

Efek spiritual yang dikaitkan dengan Hukum Tarik Menarik merupakan subjek yang sering dibahas dalam konteks pengembangan pribadi dan spiritualitas. Dalam konteks spiritual, beberapa orang percaya bahwa Hukum tarik menarik dapat membantu mereka memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan atau alam semesta. Hukum tarik menarik juga dipercaya mampu membuat kita lebih banyak bersyukur serta fokus pada impian kita.

Kesejahteraan yang Lebih Baik

Penerapan hukum tarik menarik dapat memiliki efek positif pada pandangan hidup dan kesejahteraan seseorang. Fokus yang kuat pada realitas yang diinginkan dan keyakinan bahwa itu mungkin terjadi, seseorang dapat membuka diri untuk peluang dan mempengaruhi pikiran dan tindakan mereka menuju pencapaian tujuan tersebut. Hukum tarik menarik dapat menyebabkan toxic positivity akibat tren dari hukum ini seperti yang disebutkan oleh Halley pada laman Health Line.

Ekspresi Emosi

Prinsip ini menyatakan bahwa pikiran dan hidup kita selalu memiliki ruang untuk berpikir, yang bergantung bagaimana pandangan kita terhadap ruang tersebut, apakah baik atau buruk. Secara keseluruhan, hukum tarik-menarik mengajak kita untuk berfokus pada hal yang pasti, dan menyempurnakan momen di masa kini maupun masa yang akan datang. Perasaan tersebut diluapkan dalam bentuk emosi manusia.[27]

Validasi Perasaan

Proses ini merupakan penerimaan dan pengembangan perasaan yang dirasakan dalam hukum tarik-menarik, dan akan tumbuh menjadi ekspresi yang kuat dalam diri kita. Validasi perasaan penting untuk menguatkan mental, menyembuhkan, dan membangun kebahagiaan dalam hidup kita. Proses ini melibatkan perasaan spektrum penuh emosi manusia. Dengan validasi perasaan, manusia mampu menggambarkan seluruh emosi yang dirasakan dengan ekspresif, dan menghargai adanya luapan emosi dalam diri kita.

Bersyukur

Rasa syukur menjadi jalan untuk mencapai ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan dalam hidup. Proses ini mengajak manusia untuk melihat hidup secara keseluruhan, dan menemukan hal-hal kecil maupun besar yang mampu untuk disyukuri. Pola pikir ini akan mengubah pandangan kita terhadap kehidupan, dan menciptakan emosi kebahagiaan versi kita. Bersyukur bukan hanya sebatas mendorong diri kita untuk melihat segala sesuatu dengan positif, namun bagaimana cara kita menemukan harapan dalam setiap keadaan.

Perhatikan Kondisi Diri Sendiri

Seperti kata pepatah, terkadang kita perlu menghancurkan sesuatu untuk dapat memulai lembaran baru. Dalam hukum tarik-menarik, tidak ada salahnya bila kita melihat kembali bagaimana pencapaian dan kegagalan yang kita rasakan sejauh ini. Memelihara kesehatan mental dan emosi dapat membantu kita untuk kembali menemukan jati diri kita, dan menyelesaikan segala yang belum tuntas. Biarkan diri kita menjelajahi emosi, perasaan, hingga masalah yang sedang dirasakan, lalu tata ulang kembali hidup anda setelah menghancurkannya melalui refleksi diri.

Alihkan Perhatian Untuk Penyelesaian

Setelah refleksi diri, kita tentu memiliki emosi yang campur aduk dalam memandang ekspresi emosi hukum tarik-menarik tersebut. Hal ini dapat membantu kita untuk mengalihkan energi kita dari hal negatif, dan bangkit kembali untuk menyelesaikan segala sesuatu. Mengalihkan energi tidak sama dengan menyingkirkan perasaan tersebut, melainkan langkah selanjutnya untuk bergerak maju dan memiliki emosi yang netral. Dengan mengalihkan energi, kita juga dapat membangun suasana hati kita untuk menjalani segala sesuatunya yang belum diselesaikan.

Manifestasi dalam Segala Kondisi

Meskipun dalam kondisi terburuk, manusia dapat mewujudkan keinginan atau target yang akan dicapai. Namun, prosesnya tidak akan mudah. Untuk mengatasi halangan tersebut, ada baiknya jika kita diam sejenak dan mencari kedamaian, tidak memaksakan emosi positif menggantikan emosi negatif dalam diri kita. Hukum tarik-menarik bukanlah hukum yang dapat membuat manusia merasa bahagia sepanjang waktu. Namun bila dilakukan dengan tepat, hukum ini dapat membantu manusia merasa bahagia dalam pikiran yang damai dan selaras dengan kehidupan. Perspektif bersyukur mendorong manusia untuk terus melangkah maju, dan mencapai tujuan dari hukum tarik-menarik.

Referensi

  1. ^ a b Whittaker, S. Secret attraction Diarsipkan 4 March 2016 di Wayback Machine., The Montreal Gazette, 12 May 2007.
  2. ^ Redden, Guy (1999). "Magic happens: A new age metaphysical mystery tour". Journal of Australian Studies. Informa UK Limited. 23 (62): 101–104. doi:10.1080/14443059909387505. ISSN 1444-3058. 
  3. ^ Taylor, Travis S. (2010). The science behind the secret: decoding the law of attraction & the universal quantum connection. Wake Forest, NC: Baen Pub. Enterprises. ISBN 978-1-4391-3339-2. OCLC 419815471. 
  4. ^ Cheung, Valen. The LOA Skeptic: How to Think Scientifically About the Law of Attraction. 
  5. ^ Radford, Benjamin (3 February 2009). "The Pseudoscience of 'The Secret'". Live Science. Diakses tanggal 31 March 2017. 
  6. ^ Shermer, Michael (1 June 2007). "The (Other) Secret". Scientific American. 296 (6): 39. Bibcode:2007SciAm.296f..39S. doi:10.1038/scientificamerican0607-39. PMID 17663221. 
  7. ^ Stenger, Victor J. "Cosmic Mind" (PDF). University of Colorado. hlm. 8–19. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 September 2015. 
  8. ^ Leon Lederman; Dick Teresi (1993). The God Particle: If the Universe is the Answer, What is the Question . Houghton Mifflin Company. hlm. 189–198. ISBN 9780395558492. 
  9. ^ Hansson, Sven Ove (26 August 2021). Zalta, Edward N., ed. The Stanford Encyclopedia of Philosophy. Metaphysics Research Lab, Stanford University – via Stanford Encyclopedia of Philosophy. 
  10. ^ Hughes, n. "Phineas Parkhurst Quimby". Diakses tanggal 5 December 2017. 
  11. ^ "The Quimby Manuscripts". New Thought library. Diakses tanggal 1 June 2015. 
  12. ^ Horowitz, Mitch (2009). Occult America. Bantam Books. hlm. 96. ISBN 978-0-553-80675-5. 
  13. ^ Your Forces and How to Use Them, Vol. 1. New York, F.J. Needham. 1888. 
  14. ^ God's Image in Man, Ch. 6, "The Universality of Law". Lee and Shepard Publishers, 1892. 
  15. ^ What All the World's A-Seeking. New Canaan, Conn., Keats Pub. 1973. 
  16. ^ "In Tune With The Infinite". New Thought Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 2, 2015. Diakses tanggal 13 June 2015. 
  17. ^ "The God in You". Cornerstone Publishing. 2001. Diakses tanggal 2 July 2015. 
  18. ^ "The Law of Attraction: Real-Life Stories - Oprah.com". oprah.com. Diakses tanggal 8 November 2010. 
  19. ^ "Go Beyond 'The Secret' - Oprah.com". oprah.com. Diakses tanggal 8 November 2010. 
  20. ^ NANCE-NASH, SHERYL (18 August 2010). "The Secret Is Out: Megahit Writer Says Power of Love Will Fill Your Bank Account". ABC News. Diakses tanggal 29 August 2018. 
  21. ^ Weingus, Leigh. "Can You Really Attract the Things You Want via Manifestation? Here's What to Know About the Technique People Are Obsessing Over". Parade: Entertainment, Recipes, Health, Life, Holidays (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-23. 
  22. ^ Jennings, Rebecca (2020-10-23). "Manifesting is the new astrology". Vox (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-23. 
  23. ^ Brogley, Gianna (24 October 2020). "The psychology behind manifestation". The Campanile. Diakses tanggal 4 February 2021. 
  24. ^ Zapata, Kimberly (22 December 2020). "How to Manifest Anything You Want or Desire". The Oprah Magazine. Diakses tanggal 4 February 2021. 
  25. ^ Fournier, Denise (27 December 2018). "Manifestation: The Real Deal". Psychology Today. Diakses tanggal 4 February 2021. 
  26. ^ Kusumaningrum, Ayu Fitri (21 Juni 2021). "HUKUM TARIK-MENARIK DALAM NOVEL KLASIK UNDER THE GREENWOOD TREE KARYA THOMAS HARDY". Jentera : Jurnal Kajian Sastra. 10 (1): 59–61. doi:https://doi.org/10.26499/jentera.v10i1.3492 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  27. ^ Losier, Michael J. (2007). Law of attraction: The Science of Attracting More of What You Want and Less of What You Don’t. Wellness Central. hlm. 66–68.  line feed character di |title= pada posisi 67 (bantuan)