Husain bin Ali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M.Nadian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
M.Nadian (bicara | kontrib)
Terjemahan yang lebih baik
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 184:
Saat itu, pasukan Ibn Ziad sangat dekat dengan Husain, tetapi tidak ada yang berani melakukan apa pun terhadapnya. Hingga Malik bin Nasir Kennedy memukul kepala Husain dan topinya berlumuran darah.{{sfn|Haji Manouchehri|2013|p=676}} Sementara Husain mengganti topinya dengan selendang dan menutupi kepalanya dengan sorban, pria Kennedy itu menjarah jubahnya. Tapi jubah ini tidak membantunya. Karena setelah itu ia terus-menerus miskin dan hidup dalam kehinaan.<ref name=":02" />
 
Bagian menyedihkan lainnya dari momen-momen ini adalah pembunuhan [[Ali Asghar bin husainHusain|Ali Asghar]], yang ditempatkan Husain di lengannya (atau kakinya). Bayi ini berusia enam bulan. Husain melepas pakaian perangnya dan meminta air untuk anak itu, tetapi peluru itu merobek leher anak itu dan Husain mengumpulkan darah anak itu di telapak tangannya dan menuangkannya ke udara, meminta murka Tuhan atas orang-orang jahat.
 
Syamr pergi ke Husain dengan pasukan, tetapi tidak berani menyerangnya, dan hanya terjadi konflik verbal di antara keduanya. Husain bersiap untuk perang. Husain berusia 55 tahun pada saat itu dan, karena usianya, tidak bisa bertarung terus-menerus. Meskipun usianya masih muda, Abdullah ibn Hasan pergi membantu Husain dan tidak mendengarkan apa pun yang diperintahkan Husain dan Zainab kepadanya untuk kembali ke tenda. Akhirnya dia meletakkan tangannya di depan pedang yang terpotong oleh pukulan pedang, dan Husain berjanji untuk melihat ayahnya di surga dan mencoba untuk menghilangkan rasa sakitnya. Husain mengenakan beberapa pakaian karena takut dibiarkan telanjang di padang pasir setelah kematiannya. Tetapi setelah dia terbunuh, dia menjarah semua pakaian itu dan tubuhnya dibiarkan telanjang di gurun Karbala.
Baris 204:
Yazid memberi mereka properti untuk mengkompensasi apa yang telah dicuri dari wanita [[Hasyim bin Abdu Manaf|Hasyim]] di Karbala. Ali bin Husain (penerus dan imam setelah Husain ibn Ali) lolos dari eksekusi, dan Yazid memperlakukannya dengan baik dan kembali ke Medina beberapa hari kemudian dengan wanita Hashemite dan pengawal terpercaya. Kafilah ini tiba di Karbala empat puluh hari setelah Asyura dengan [[Arbain]].<ref name=":02" />
 
==== hausPemberontakan darahterhadap Husain'''Dinasti Umayyah''' ====
Kaum Kufi menjadi sangat menyesal segera setelah pertempuran Karbala, dan melakukan pemberontakan seperti Pemberontakan Tawabin dan Pemberontakan [[Al-Mukhtar ats-Tsaqafi|Mukhtar]] mengkonfirmasiuntuk membalas dendam dinasti Umayyah, yang menunjukkan halpenyesalan inimereka.<ref name=":4" />
 
Pemberontakan pertama yang terjadi dengan niat bertaubat dan mencari darah Husain bin Ali adalah gerakan taubat yang dipimpin oleh [[Sulaiman bin Shurad]]. Tentara Tawabin dikalahkan oleh tentara Umayyah, dan sebagian besar pemimpinnya tewas, dan sisanya bergabung dengan Mukhtar Saghafi. Mukhtar membunuh mereka yang terlibat dalam kematian Husain setelah menguasai Kufah. Pada paruh pertama abad kedua Hijriah, [[Zaid bin Ali]] (w. 122 AH), putra Ali ibn Husain, memberontak di Kufah dengan slogan mencari darah Husain ibn Ali dan menghadapi penindasan Bani Umayyah. Tentu saja, para Imam Syi'ah tidak ambil bagian dalam pemberontakan ini dan bahkan memperingatkan Syiah agar tidak mendukung Zayd bin Ali. Setelah Zayd, anak-anaknya melanjutkan jalannya. Dengan demikian, rantai pemberontakan melawan Bani Umayyah terbentuk, yang melemahkan Bani Umayyah, dan Abu Muslim Khorasani memanfaatkan ruang ini untuk memprovokasi gerakan Siahjamgan, yang menyebabkan jatuhnya Bani Umayyah.{{sfn|Haji Manouchehri|2013|p=687}}