Hutan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Eniisi Lisika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
Kita mengenal hutan yang berasal dari [[biji]], tunas, serta campuran antara biji dan tunas.
* Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
* Hutan yang berasal dari tunas disebut ‘hutan"hutan rendah’rendah" dengan alasan sebaliknya.
* Hutan campuran, oleh karenanya, disebut ‘hutan"hutan sedang’sedang".
 
Penggolongan lain menurut asal adalah:
* Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia.
* Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.
Baris 63:
==== Berdasarkan Letak Geografisnya: ====
* hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah [[khatulistiwa]].
* [[hutan temperate]], hutan-hutan di daerah empat musim (antara [[garis lintang]] 23,5º - 66–66º).
* [[hutan boreal]], hutan-hutan di daerah lingkar [[kutub]].
 
Baris 70:
* [[hutan selalu hijau]] (''evergreen forest'').
* [[hutan musim]] atau hutan gugur daun (''deciduous forest'').
* [[hutan sabana]] (''savannah forest''), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang., Dlldll.
hutan wisata.
 
==== Berdasarkan ketinggian tempatnya: ====
* [[hutan pantai]] (''beach forest'');
* [[hutan dataran rendah]] (''lowland forest'');
* [[hutan pegunungan bawah]] (''sub-mountain forest'');
* [[hutan pegunungan atas]] (''mountain forest'');
* [[hutan kabut]] (''mist forest'');
* [[hutan elfin]] (''alpine forest'').
 
==== Berdasarkan keadaan tanahnya: ====
* [[hutan rawa air-tawar]] atau hutan rawa (''freshwater swamp-forest'');
* [[hutan rawa gambut]] (''peat swamp-forest'');
* hutan rawa bakau, atau [[hutan bakau]] (''mangrove forest'');
* [[hutan kerangas]] (''heath forest'');
* [[hutan tanah kapur]] (''limestone forest''), dan lainnya.
 
==== Berdasarkan jenis pohon yang dominan: ====
Baris 92:
* [[hutan pinus]] (''pine forest''), di Aceh.
* [[hutan dipterokarpa]] (''dipterocarp forest''), di Sumatra dan [[Kalimantan]].
* [[hutan ekaliptus]] (''eucalyptus forest'') di [[Nusa Tenggara]]., Dlldll.
 
==== Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya: ====
* hutan alam (''natural forest'');
* hutan buatan (''man-made forest''), misalnya:
** [[hutan rakyat]] (''community forest'');
** [[hutan kota]] (''urban forest'');
** [[hutan tanaman industri]] (''timber estates'' atau ''timber plantation''), Dlldll.
[[Berkas:Hutankota.JPG|jmpl|ka|Hutan Kota di Singapura]]
 
==== Berdasarkan tujuan pengelolaannya: ====
* hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan [[kayu]] ataupun [[hasil hutan bukan kayu]] (''non-timber forest product'')
* [[hutan lindung]], dikelola untuk melindungi tanah dan tata air:
** [[Taman Nasional]].
* [[hutan suaka alam]], dikelola untuk melindungi kekayaan [[keanekaragaman hayati]] atau keindahan alam:
** [[Cagar alam]];
** [[Suaka alam]];
* hutan konversi, yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
[[Berkas:Mount Arjuna B.JPG|jmpl|ka|200px|Lereng [[gunung Arjuna]] di wilayah Sumberawan, kecamatan Singosari, [[kabupaten Malang]]]]
Baris 134:
=== Berdasarkan iklim ===
Dari letak [[garis lintang]]nya, Indonesia memang termasuk daerah beriklim tropis. Namun, posisinya di antara dua [[benua]] dan di antara dua [[samudera]] membuat iklim [[kepulauan]] ini lebih beragam.
 
Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah bulan basah per tahun, Indonesia mencakup tiga daerah iklim, yaitu:
 
Baris 146 ⟶ 147:
'''Hutan gambut''' ada di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur Sumatera, sepanjang pantai dan sungai besar Kalimantan, dan sebagian besar pantai selatan Papua.
 
'''Hutan hujan tropis''' menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini menutupi sebagian besar Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Di bagian barat Indonesia, lapisan tajuk tertinggi hutan dipenuhi famili Dipterocarpaceae (terutama genus ''Shorea'', ''Dipterocarpus'', ''Dryobalanops'', dan Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili ''Lauraceae'', ''Myristicaceae'', ''Myrtaceae'', dan ''Guttiferaceae''. Di bagian timur, genus utamanya adalah Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia.
 
'''Hutan muson''' tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies pohon di hutan ini seperti jati (''Tectona grandis''), walikukun (''Actinophora fragrans''), ekaliptus (''Eucalyptus alba''), cendana (''Santalum album''), dan kayuputih (''Melaleuca leucadendron'').
Baris 164 ⟶ 165:
Luas hutan Indonesia terus menciut, sebagaimana diperlihatkan oleh tabel berikut:
Luas Penetapan Kawasan Hutan oleh Departemen Kehutanan
 
Tahun Luas (Hektar):
1950 162,0 juta
 
1992 118,7 juta
20031950 110162,0 juta;
 
2005 93,92 juta
1992 118,7 juta;
 
19502003 162110,0 juta;
 
2005 93,92 juta.
 
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit, kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92 juta [[hektar]] pada [[2005]] itu dapat dirinci pemanfaatannya sebagai berikut:
 
# Hutanhutan tetap : 88,27 juta ha;
# Hutanhutan konservasi : 15,37 juta ha;
# Hutanhutan lindung : 22,10 juta ha;
# Hutanhutan produksi terbatas : 18,18 juta ha;
# Hutanhutan produksi tetap : 20,62 juta ha;
# Hutanhutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha.;
# Arealareal Penggunaan Lain (non-kawasan hutan) : 7,96 juta ha.
Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha).
<gallery>