Hutan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ghina faridah (bicara | kontrib)
k memperbaiki kesalahan dalam penulisan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 48:
Hutan dapat dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh [[angin]], [[air]], atau [[hewan]]. Hutan dengan permudaan buatan berarti [[manusia]] sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan kembali hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya.
 
Di daerah beriklim sedang, perbungaan terjadi dalam waktu singkat, sering tidak berlangsung setiap tahun, dan penyerbukannya lebih banyak melalui angin. Di daerah tropis, perbungaan terjadi hampir sepanjang tahun dan hampir setiap tahun. Sebagai pengecualian, perbungaan pohon-pohon ''dipterocarp'' (meranti) di [[Kalimantan]] dan [[SumateraSumatra]] terjadi secara berkala. Pada tahun tertentu, hutan meranti berbunga secara berbarengan, tetapi pada tahun-tahun berikutnya meranti sama sekali tidak berbunga. Musim bunga hutan meranti merupakan kesempatan emas untuk melihat biji-biji meranti yang memiliki sepasang sayap melayang-layang terbawa angin.
 
==== Menurut susunan jenis ====
Baris 123:
 
* '''Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat)'''
Paparan Sunda adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Oriental (Benua Asia) dan berada di sisi [[barat]] [[Garis Wallace]]. Garis Wallace merupakan suatu garis khayal pembatas antara dunia [[flora]] [[fauna]] di Paparan Sunda dan di bagian lebih timur Indonesia. Garis ini bergerak dari utara ke selatan, antara [[Kalimantan]] dan [[Sulawesi]], serta antara [[Bali]] dan [[Lombok]]. Garis ini mengikuti nama biolog Alfred Russel Wallace yang, pada [[1858]], memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna di SumateraSumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali lebih mirip dengan yang ada di daratan [[Benua Asia]].
 
* '''Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur)'''
Baris 137:
Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah bulan basah per tahun, Indonesia mencakup tiga daerah iklim, yaitu:
 
* '''Daerah tipe iklim A (sangat basah)''' yang puncak musim hujannya jatuh antara [[Oktober]] dan [[Januari]], kadang hingga [[Februari]]. Daerah ini mencakup Pulau SumateraSumatra; Kalimantan; bagian barat dan tengah [[Pulau Jawa]]; sisi barat Pulau Sulawesi.
 
* '''Daerah tipe iklim B (basah)''' yang puncak musim hujannya jatuh antara [[Mei]] dan Juli, serta Agustus atau September sebagai bulan terkering. Daerah ini mencakup bagian timur Pulau Sulawesi; Maluku; sebagian besar Papua.
Baris 145:
Berdasarkan perbedaan iklim ini, Indonesia memiliki hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan muson.
 
'''Hutan gambut''' ada di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur SumateraSumatra, sepanjang pantai dan sungai besar Kalimantan, dan sebagian besar pantai selatan Papua.
 
'''Hutan hujan tropis''' menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini menutupi sebagian besar Pulau SumateraSumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Di bagian barat Indonesia, lapisan tajuk tertinggi hutan dipenuhi famili Dipterocarpaceae (terutama genus ''Shorea'', ''Dipterocarpus'', ''Dryobalanops'', dan Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili ''Lauraceae'', ''Myristicaceae'', ''Myrtaceae'', dan ''Guttiferaceae''. Di bagian timur, genus utamanya adalah Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia.
 
'''Hutan muson''' tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies pohon di hutan ini seperti jati (''Tectona grandis''), walikukun (''Actinophora fragrans''), ekaliptus (''Eucalyptus alba''), cendana (''Santalum album''), dan kayuputih (''Melaleuca leucadendron'').
Baris 157:
* '''Hutan pantai''' terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai selatan Jawa. Spesies pohonnya seperti ketapang (''Terminalia catappa''), waru (''Hibiscus tiliaceus''), cemara laut (''Casuarina equisetifolia''), dan pandan (''Pandanus tectorius'').
 
* '''Hutan mangrove''' Indonesia mencapai 776.000 ha dan tersebar di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur SumateraSumatra, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua. Jenis-jenis pohon utamanya berasal dari genus Avicennia, Sonneratia, dan Rhizopheria.
 
* '''Hutan rawa''' terdapat di hampir semua pulau, terutama SumateraSumatra, Kalimantan, dan Papua. Spesies pohon rawa misalnya adalah nyatoh (''Palaquium leiocarpum''), kempas (''Koompassia'' spp), dan ramin (''Gonystylus'' spp).
 
=== Berdasarkan pemanfaatan lahan ===
Baris 185:
# hutan produksi yang dapat dikonversi: 10,69 juta ha;
# areal Penggunaan Lain (non-kawasan hutan) 7,96 juta ha.
Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta ha), SumateraSumatra (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha).
<gallery>
Berkas:Forest Slurup B.JPG|Salah satu jalan setapak untuk memasuki hutan Slurup, [[Kabupaten Kediri]]