Hutan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ada yang mengubahnya
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Sathira15 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan [[tropis]], rasanya seperti masuk ke dalam ruang [[sauna]] yang hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
 
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budi daya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berbagai tanaman.<ref name="Majalah Traksi Edisi I">{{cite press release |publisher=Imatetani |title=Inovasi Lingkungan Hidup Berbasis Pertanian Kehutanan |date=[[Juli]] [[2010]] |url=http://imatetani.webs.com/traksi.htm |format=htm |language=[[Bahasa Indonesia]] |accessdate=22 Juli 2010|archiveurl=http://web.archive.org/20100725015338/imatetani.webs.com/traksi.htm|archivedate=25 July 2010}}</ref>
 
== Bagian-Bagian Hutan ==
Baris 23:
Jika kita menelusuri bagian di atas tanah hutan, maka akan terlihat tajuk (mahkota) pepohonan, batang kekayuan, dan tumbuhan bawah seperti [[perdu]] dan semak belukar. Di hutan alam, tajuk pepohonan biasanya tampak berlapis karena ada berbagai jenis pohon yang mulai tumbuh pada saat yang berlainan.
 
Di bagian permukaan tanah, tampaklah berbagai macam semak belukar, [[rumput|rerumputan]], dan serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan permadani. Serasah adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran penting karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga menjadi rumah dari serangga dan berbagai [[mikro organisme]] lain. Uniknya, para penghuni justru memakan serasah, rumah mereka itu; menghan Semua [[tumbuhan]] dan [[satwa]] di dunia, begitupun manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Jika suatu jenis tumbuhan atau satwa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka mereka akan dapat berkembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini. Contohnya, kita menemukan pohon bakau di daerah genangan dangkal air laut karena [[spesies]] pohon ini tahan dengan air asin dan memiliki akar napas yang sesuai dengan sifat tanah dan [[iklim]] panas [[pantai]].
Semua [[tumbuhan]] dan [[satwa]] di dunia, begitupun manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Jika suatu jenis tumbuhan atau satwa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka mereka akan dapat berkembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini. Contohnya, kita menemukan pohon bakau di daerah genangan dangkal air laut karena [[spesies]] pohon ini tahan dengan air asin dan memiliki akar napas yang sesuai dengan sifat tanah dan [[iklim]] panas [[pantai]].
 
Sebaliknya, cara berbagai tumbuhan dan satwa bertahan hidup akan memengaruhi lingkungan fisik mereka, terutama tanah, walaupun secara terbatas. Tumbuhan dan satwa yang berbagi tempat hidup yang sama justru lebih banyak saling memengaruhi di antara mereka. Agar mampu bertahan hidup di lingkungan tertentu, berbagai tumbuhan dan hewan memang harus memilih antara bersaing dan bersekutu. Burung kuntul, misalnya, menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan kutu sebagai makanannya. Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas dari sumber penyakit.
 
Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit, dan dinamik. Pada akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan menghasilkan suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia. Akibatnya, kita melihat hutan dalam beragam wujud klimaks, misalnya: [[hutan sabana]], [[hutan meranggas]], [[hutan hujan tropis]], dan lain-lain.
 
== Macam-Macam Hutan ==
Baris 143 ⟶ 142:
Berdasarkan perbedaan iklim ini, Indonesia memiliki hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan muson.
 
'''Hutan gambut''' ada di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur Sumatra, sepanjang pantai dan sungai besar Kalimantan, dan sebagian besar pantai selatan Papua.
 
'''Hutan hujan tropis''' menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini menutupi sebagian besar Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Di bagian barat Indonesia, lapisan tajuk tertinggi hutan dipenuhi famili Dipterocarpaceae (terutama genus ''Shorea'', ''Dipterocarpus'', ''Dryobalanops'', dan Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili ''Lauraceae'', ''Myristicaceae'', ''Myrtaceae'', dan ''Guttiferaceae''. Di bagian timur, genus utamanya adalah Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia.
 
'''Hutan muson''' tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies pohon di hutan ini seperti jati (''Tectona grandis''), walikukun (''Actinophora fragrans''), ekaliptus (''Eucalyptus alba''), cendana (''Santalum album''), dan kayuputih (''Melaleuca leucadendron'').
 
=== Berdasarkan sifat tanahnya ===
Baris 153 ⟶ 152:
Berdasarkan sifat tanah, jenis hutan di Indonesia mencakup hutan pantai, hutan mangrove, dan hutan rawa.
 
* '''Hutan pantai''' terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai selatan Jawa. Spesies pohonnya seperti ketapang (''Terminalia catappa''), waru (''Hibiscus tiliaceus''), cemara laut (''Casuarina equisetifolia''), dan pandan (''Pandanus tectorius'').
* '''Hutan mangrove''' Indonesia mencapai 776.000 ha dan tersebar di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatra, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua. Jenis-jenis pohon utamanya berasal dari genus Avicennia, Sonneratia, dan Rhizopheria.
* '''Hutan rawa''' terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Spesies pohon rawa misalnya adalah nyatoh (''Palaquium leiocarpum''), kempas (''Koompassia'' spp), dan ramin (''Gonystylus'' spp).
 
=== Berdasarkan pemanfaatan lahan ===