Hutan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ali Munir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ali Munir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{rapikan}}
[[Berkas:Forest on San Juan Island.jpg|right|thumb|250px|Sebuah hutan di Pulau San Juan, [[AS]].]]
'''Hutan''' adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh [[pohon|pepohonan]] dan [[tumbuhan]] lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung [[karbon dioksida]] (''carbon dioxide sink''), [[habitat]] [[hewan]], modulator [[arus hidrologika]], serta pelestari [[tanah]], dan merupakan salah satu aspek [[biosfer]] [[Bumi]] yang paling penting.
 
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah [[tropis]] maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di [[pegunungan]], di [[pulau]] kecil maupun di [[benua]] besar.
 
Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
 
[[Pohon]] sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup se[[musim]] saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.
 
Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan [[tropis]], rasanya seperti masuk ke dalam ruang [[sauna]] yang hangat dan lembab, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Baris 16 ⟶ 15:
Bayangkan mengiris sebuah hutan secara melintang. Hutan seakan-akan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian di atas tanah, bagian di permukaan tanah, dan bagian di bawah tanah.
 
Jika kita menelusuri bagian di atas tanah hutan, maka akan terlihat tajuk (mahkota) pepohonan, batang kekayuan, dan tumbuhan bawah seperti [[perdu]] dan semak belukar. Di hutan alam, tajuk pepohonan biasanya tampak berlapis karena ada berbagai jenis pohon yang mulai tumbuh pada saat yang berlainan.
 
Di bagian permukaan tanah, tampaklah berbagai macam semak belukar, [[rumput|rerumputan]], dan serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan permadani. Serasah adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran penting karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga menjadi rumah dari serangga dan berbagai [[mikro organisme]] lain. Uniknya, para penghuni justru memakan serasah, rumah mereka itu; menghancurkannya dengan bantuan air dan suhu udara sehingga tanah [[humus]] terbentuk.
 
Di bawah lantai hutan, kita dapat melihat akar semua tetumbuhan, baik besar maupun kecil, dalam berbagai bentuk. Sampai kedalaman tertentu, kita juga dapat menemukan tempat tinggal beberapa jenis binatang, seperti [[serangga]], [[ular]], [[kelinci]], dan binatang pengerat lain.
 
=== Mengapa hutan tidak tampak sama? ===
Baris 26 ⟶ 25:
[[Iklim]], [[tanah]], dan bentuk bentang lahan di setiap daerah adalah khas. Sebuah daerah mungkin beriklim sangat basah, sedangkan suatu tempat lain luar biasa keringnya. Daerah A mungkin bertanah rawa, daerah B sebaliknya berkapur. Ada yang berupa gunung terjal, sementara yang lain merupakan dataran rendah.
 
Semua [[tumbuhan]] dan [[satwa]] di dunia, pun manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Jika suatu jenis tumbuhan atau satwa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka mereka akan dapat berkembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini. Contohnya, kita menemukan pohon bakau di daerah genangan dangkal air laut karena [[spesies]] pohon ini tahan garam dan memiliki akar napas yang sesuai dengan sifat tanah dan [[iklim]] panas [[pantai]].
 
Sebaliknya, cara berbagai tumbuhan dan satwa bertahan hidup akan mempengaruhi lingkungan fisik mereka, terutama tanah, walaupun secara terbatas. Tumbuhan dan satwa yang berbagi tempat hidup yang sama justru lebih banyak saling mempengaruhi di antara mereka. Agar mampu bertahan hidup di lingkungan tertentu, berbagai tumbuhan dan hewan memang harus memilih antara bersaing dan bersekutu. Burung kuntul, misalnya, menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan kutu sebagai makanannya. Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas dari sebuah sumber penyakit.