I Nyoman Cantiasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Atlantic306 (bicara | kontrib)
image format
Arupako (bicara | kontrib)
beliau -> dia supaya lebih netral
Baris 42:
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] '''I Nyoman Cantiasa''', S.E., M.Tr. (Han). ({{lahirmati|[[Bubunan, Seririt, Buleleng]], [[Bali]]|26|6|1967}}) adalah seorang perwira tinggi [[TNI-AD]] yang sejak 26 Agustus 2020 mengemban amanat sebagai [[Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari|Panglima Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari]].<ref>{{Cite news|last=Mabes TNI|first=Penerangan|date=27 Agustus 2020|title=Mutasi Jabatan 62 Perwira Tinggi TNI|url=https://tni.mil.id/view-185013-mutasi-jabatan-62-perwira-tinggi-tni.html|work=TNI MIL ID|access-date=20 November 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Nurjannah|first=Lisa|date=2 September 2020|title=Anggotanya Tewas Diserang, Pangdam Kasuari: Kalau KKB Berani Gebrak Meja, Kita Hancurkan!|url=https://www.kompas.tv/article/207722/anggotanya-tewas-diserang-pangdam-kasuari-kalau-kkb-berani-gebrak-meja-kita-hancurkan|website=KOMPAS.tv|access-date=19 November 2021}}</ref>
 
Cantiasa merupakan lulusan terbaik [[Akmil]] tahun 1990<ref>{{Cite web|last=Ginting|first=Selamat|date=29 Juni 2021|title=Tiga Menguak Takdir Tiga Jenderal Akmil 1992|url=https://republika.co.id/share/qvg6h2484|website=Republika Online|access-date=19 November 2021}}</ref> dan merupakan siswa dengan Karya Tulis Terbaik Dikreg XLI [[Sesko TNI]] T.A 2014. BeliauDia berpengalaman dalam [[Infanteri]] ([[Kopassus]]). Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah [[Komando Pasukan Khusus|Komandan Jenderal Kopassus]].<ref>[https://tni.mil.id/view-144985-mutasi-jabatan-dan-promosi-104-perwira-tinggi-tni.html "Mutasi Jabatan dan Promosi 104 Perwira Tinggi TNI"] </ref><ref>{{Cite web |url=http://kopassus.mil.id/mayjen-tni-i-nyoman-cantiasa-resmi-jabat-komandan-jenderal-kopassus/ |title=TNI I Nyoman Cantiasa Resmi Jabat Komandan Jenderal Pasukan Khussus" |access-date=2019-02-02 |archive-date=2019-02-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190202212754/http://kopassus.mil.id/mayjen-tni-i-nyoman-cantiasa-resmi-jabat-komandan-jenderal-kopassus/ |dead-url=yes }}</ref>
 
==Penugasan==
Saat masih [[Kolonel]], beliaudia terpilih menjadi Komandan Upacara Penurunan [[Bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] dalam rangka memperingati HUT ke-68 [[Kemerdekaan Republik Indonesia]] di [[Istana merdeka]] pada tanggal 17 Agustus 2013.<ref>{{Cite web|last=Lumanauw|first=Novy|date=17 Agustus 2013|title=Presiden Pimpin Upacara Penurunan Bendera|url=https://www.beritasatu.com/nasional/132272/presiden-pimpin-upacara-penurunan-bendera|website=beritasatu.com|access-date=14/8/2021}}</ref>
 
==Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma==
[[Berkas:Danjen Kopassus I Nyoman Cantiasa.jpg|al=Foto Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa sebagai Danjen Kopassus|kiri|jmpl|Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa sebagai Danjen Kopassus]]
Saat iadia masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) Infanteri dan menjabat sebagai Wakil Komandan Sub Tim Detasemen 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor Kopassus. Nyoman dan para prajurit Kopassus sama sekali tidak menyangka, akan mendapatkan tugas membebaskan sandera di Papua yang dulu bernama Irian Jaya. Tak cuma itu, Nyoman semakin yakin jika tugas ini takkan mudah. Sebab, ada 26 orang yang menjadi sandera kelompok OPM. Yang lebih mengkhawatirkan, dalam daftar sandera ada enam orang yang merupakan Warga Negara Asing (WNA). Dua orang diantaranya dari Belanda, dan empat orang lainnya berasal dari Inggris. Sisanya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berprofesi sebagai dosen, pendeta, dan petugas kehutanan.
 
Setelah mendengar kabar bahwa ada puluhan sandera yang ditawan oleh kelompok OPM, [[Prabowo Subianto|Brigjen TNI Prabowo Subianto]] memerintahkan pasukannya untuk bergerak. Kelompok OPM yang berada di bawah pimpinan [[Kelly Kwalik]] memberikan sejumlah tuntutan. Tuntutan Kelly saat itu adalah mempublikasikan keberadaan OPM yang eksis di Papua, dan meminta Komite Palang Merah Internasional (ICRC) sebagai fasilitator dan negosiator. Kelly menolak campur tangan pihak lain, apalagi TNI yang saat itu masih bernama ABRI. Selain itu, para pemberontak Papua itu juga meminta ICRC mengirimkan logistik berupa makanan dan obat-obatan. Yang lebih gila, Kelly juga mendesak ICRC mengirim sejumlah senjata kepada OPM.