Ibnu Sirin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Abubakar Muhammad bin Sirin al-Bashri''' ({{lang-ar|أبوبكر محمد بن سيرين البصري}} lahir 33 [[Hijriah|H]]/653-4 [[Masehi|M]], meninggal 110 H/729 M) atau disingkat '''Ibnu Sirin''', adalah salah seorang tokoh ulama [[faqih|ahli fiqih]] dan [[
Ayahnya bernama Sirin, seorang pembuat periuk tembaga, yang tertawan oleh [[Khalid bin Walid]] dalam ekspedisinya di Ain at-Tamar.{{sfn|Khallikan|1843|p=586}} Sirin lalu menjadi budak dari [[Anas bin Malik]], namun ia membuat perjanjian untuk memerdekakan dirinya sendiri dengan tebusan uang.{{sfn|Khallikan|1843|p=586}}<ref>{{cite book
Baris 14:
}}</ref> Setelah itu, Sirin menikahi Shafiyah, budak perempuan [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abubakar ash-Siddiq]].{{sfn|Khallikan|1843|p=586}} Turut hadir dalam pernikahan tersebut tiga orang [[Ummahatul mu'minin|isteri Nabi Muhammad]] serta delapan belas orang [[Sahabat Nabi]] yang pernah mengikuti [[Pertempuran Badar]], yang mana [[Ubay bin Ka'ab]] memimpin doa pernikahannya.{{sfn|Khallikan|1843|p=586}}
Ibnu Sirin mempelajari ilmu agama serta meriwayatkan
Ibnu Sirin memiliki banyak anak dari seorang istri, namun hanya satu yang tumbuh dewasa yaitu Abdullah.{{sfn|Khallikan|1843|p=587}} Selain sebagai ulama, profesi sehari-hari Ibnu Sirin adalah sebagai pedagang [[pengecer]], akan tetapi ia [[bangkrut]] dan jatuh ke dalam hutang sehingga dipenjara.{{sfn|Khallikan|1843|p=587}} Anaknya Abdullah lah yang melunasi hutangnya.{{sfn|Khallikan|1843|p=587}}
|