Idola Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tegarrifqi (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan visualeditor-wikitext
Tegarrifqi (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 69:
Idola pada saat itu dipandang sebagai fana karena singkatnya karir mereka, dan bagaimana mereka akan menghilang dari publik setelah pensiun.<ref name="boeu 2016-03-15"/>{{rp|203}} Di depan umum, idola mengambil langkah untuk memainkan karakter yang berbeda dan menjunjung tinggi ilusi kesempurnaan, seperti menjaga citra perawan.<ref name="boeu 2016-03-15"/>{{rp|203}} Contoh lain termasuk diberitahu untuk tidak menggunakan toilet di umum dan menjawab pertanyaan wawancara tentang makanan favorit mereka dengan jawaban yang terdengar feminin seperti "stroberi" dan "shortcake".<ref name="boeu 2016-03-15"/>{{rp|203}}
 
=== Idola1980–1990: 1970-anZaman hinggaKeemasan 1980-anIdola ===
Kepopuleran group sound mulai surut pada tahun [[1969]] digantikan era idola tahun [[1970-an]]. Citra idola dibentuk berdasarkan selera keindahan khas Jepang yang diungkapkan dalam penampilan kekanak-kanakan, imut, terasa akrab, serta mudah dijumpai sehari-hari.<ref>「アイドル工学」 P.69</ref> Pada tahun [[1980-an]] keberadaan idola sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Jepang. Dari akhir [[Perang Dunia II]] hingga akhir tahun [[1980-an]], angka penjualan foto artis yang disebut [[bromida (budaya Jepang)|bromida]] merupakan barometer kepopuleran bintang film dan idola di Jepang.
 
[[File:Nakamori Akina in 1985.jpg|left|thumb|[[Akina Nakamori]] (foto tahun 1985) adalah salah satu idola tahun 1980-an, yang termasuk dalam definisi Zaman Keemasan Idola<ref name="japantimes 2009-08-25"/>]]
Sebutan ''aidoru kashu'' (penyanyi idola) dan ''kawaiko-chan kashu'' (penyanyi imut) sering dipakai pada tahun 1970-an untuk penyanyi muda belia dan masih murni. Mereka waktu itu menyanyikan lagu-lagu kayōkyoku dengan target penggemar usia muda. Kepopuleran mereka menjadi pendorong bermunculannya tarento muda usia, terutama sejak adanya acara televisi pencari bakat ''[[Star Tanjou!]]''. Dari acara ini lahir bintang top tahun 1970-an seperti [[Pink Lady]] dan [[Momoe Yamaguchi]]. Kepopuleran mereka merupakan landasan untuk demam idola (''aidoru boom'') yang terjadi pada awal hingga pertengahan 1980-an. Dekade 1980-an melahirkan generasi penyanyi pop seperti [[Seiko Matsuda]], [[Naoko Kawai]], [[Akina Nakamori]], [[Kyouko Koizumi]], dan [[Tanokin Trio]] yang mulai aktif sebagai [[tarento]]. Sebutan ''aidoru'' akhirnya lekat kepada mereka. Satu-satunya misi penyanyi idola waktu itu adalah dapat muncul dalam acara musik spektakuler ''[[The Best Ten]]''. Namun era ''aidoru kayoukyoku'' (lagu pop idola) yang membawa demam idola surut secara bertahap akibat kemunculan [[band boom|demam band tahap kedua]] yang antara lain dibawa oleh [[Boøwy]] dan [[Rebecca (grup musik)|Rebecca]] pada pertengahan 1980-an.
Pengaruh para idola di televisi menyebabkan tahun 1980-an dikenal sebagai "Zaman Keemasan Idola",<ref name="nytimes 2010-10-07"/> sebagian karena [[gelembung ekonomi]] Jepang dan meningkatnya minat komersial di dalamnya.<ref name="chuokoron 2015"/> Beberapa tokoh yang termasuk dalam definisi Zaman Keemasan Idola adalah [[Seiko Matsuda]],<ref name="nytimes 2010-10-07"/> [[Akina Nakamori]] , [[Kyōko Koizumi]], dan [[Onyanko Club]].<ref name="japantimes 2009-08-25"/> Program televisi yang menampilkan idola sering menikmati rating penonton yang tinggi.<ref name="japantimes 2009-08-25"/> [[Dentsu]] juga menciptakan model bisnis "idola CM", dengan para idola mendapatkan ketenaran dengan menyanyi dan tampil di iklan.<ref name="japantimes 2011-05-26"/>
 
Onyanko Club, khususnya, mengubah persepsi publik tentang idola dari bintang profesional menjadi siswi sekolah biasa yang akan mendapatkan pengalaman sepanjang karier mereka.<ref name="chuokoron 2015"/> Mereka juga merupakan grup pertama yang memperkenalkan "sistem kelulusan", dengan anggota yang lebih tua pada akhirnya akan meninggalkan grup sementara anggota baru yang tidak berpengalaman akan bergabung,<ref name="chuokoron 2015"/> dengan sistem dinamai sebagaimana grup tersebut menarik kemiripannya dengan klub sekolah.<ref name="oricon 2016-02- 03"/> Onyanko Club juga membuat para idola menjadi dekat dengan televisi karena popularitas acara ragam mereka, karena komponen visual menjadi penting untuk kenikmatan musik mereka secara keseluruhan.<ref name="japantimes 2011-05-26" />
Sejak pertengahan [[1990-an]] hingga sekarang, penggolongan idola menjadi sangat terinci. Istilah ''idola'' tidak hanya dipakai pada ''penyanyi idola'', melainkan juga untuk tokoh terkenal dalam bidang keartisan lainnya, mulai dari pemeran idola (''aidoru joyū''), pengisi suara idola (''aidoru seiyu''), model bikini idola (''gurabia aidoru''), bintang iklan idola (''CM aidoru''), hingga idola [[acara varietas]] (''variety aidoru'').
 
Pada saat yang sama, idola pria mendapatkan popularitas, dengan aksi dari Johnny & Associates yang menormalkan nyanyian dan tarian idola pada saat yang sama.<ref name="japantimes 2019-07-10"/> Namun, sedikit peran idola pria dari perusahaan lain yang mencapai kesuksesan yang sama dengan idola Johnny karena CEO perusahaan, Johnny Kitagawa, mengendalikan media dan menekan program tertentu untuk tidak mengundang idola pria dari agensi pesaing, seperti yang ia terus lakukan hingga kematiannya pada tahun 2019.<ref name="japantimes 2019-07-10"/><ref name="nytimes 2000-01-30"/>
 
=== Penganekaragaman idola wanita ===