Idrus Ramli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k →‎clean up: perbaikan kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
→‎Pendidikan dan kiprah: Wahabi -> Salafi [Shhh...]
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 13:
Muhammad Idrus Ramli lahir di [[Gugut, Rambipuji, Jember|Gugut]], [[Kabupaten Jember|Jember]] pada 1 Juli 1975. Pendidikan agama pertama diperoleh di Pondok Pesantren Nashirul Ulum sampai 1986. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di [[Pondok Pesantren Sidogiri]] sampai tingkat ''aliyah''. Pada [[1994]], Idrus mulai mengajar di beberapa pesantren di [[Jember]], [[Sampang]], dan [[Amuntai]].<ref name="a">{{Cite web|last=Rahman|first=Iqbal|date=6 Agustus 2022|title=Biografi K.H. Muhammad Idrus Ramli: Tokoh Nasional Bangsa dan Singa Aswaja|url=https://kapito.id/sosok/biografi-k-h-muhammad-idrus-ramli/|website=Kapito|language=id-ID|access-date=2 Januari 2023}}</ref>
 
Sejak masih menjadi santri, Idrus sudah aktif dalam Lembaga Bahtsul Masa'il [[Nahdlatul Ulama]] di Pasuruan dan Jember. Pada 2004-2009, Idrus menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Jember 2004-2009.<ref name="a"/> Ia juga memangku jabatan di Aswaja NU Center Jawa Timur dan mengisi beberapa acara dan tulisan di media tentang ajaran Sunni tradisional.<ref name="b">{{Cite web|date=14 Maret 2016|title=Tak Cuma Ceramah, Pegiat Aswaja Diimbau Sering Menyapa Umat|url=https://nu.or.id/daerah/tak-cuma-ceramah-pegiat-aswaja-diimbau-sering-menyapa-umat-Nrdl6|website=NU Online|language=id-ID|access-date=2 Januari 2023}}</ref>{{sfn|Saat|Burhani|2020|p=159}} Ia juga terlibat dalam beberapa perdebatan dengan tokoh-tokoh WahhabiSalafi dan Syiah.{{sfn|Saat|Burhani|2020|p=160}}
 
K.H. Idrus Ramli dikenal sebagai salah satu ulama faksi konservatif dalam tubuh Nahdlatul Ulama. Pada 2009, ia bersama Forum Kiai Muda Jawa Timur mengkritik beberapa pemikiran [[Said Aqil Siradj|K.H. Said Aqil Siradj]] dan [[Ulil Abshar Abdalla]] yang dianggap sudah melenceng dari ajaran ''Aswaja''.{{sfn|Saat|Burhani|2020|p=160}} Pada 2015, bertepatan dengan Muktamar NU ke-33 di Jombang, ia maju sebagai calon Ketua Umum Tanfiziyah PBNU, namun gagal memperoleh suara terbanyak.{{sfn|Sebastian|Hasyim|Arifianto|2021|p=98}}