Iklan tertarget: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 119:
 
==== Konsumen ====
Meskipun ada anggapan iklan tertarget memberikan efek mengganggu bagi sebagian konsumen, setidaknya 52% konsumen merasakan manfaat dari bentuk pemasaran seperti ini. Dari survei pemasaran dengan mesin pencari yang dilakukan oleh Visual Object pada tahun 2021 di [[Amerika Serikat]], dengan jumlah responden sebanyak 500 orang (meskipun tidak semua jawaban responden ditampilkan), didapatkan data bahwa ada sebanyak 15% konsumen akan lebih mudah menemukan produk yang menawarkan promosi berupa potongan harga, 14% berhasil menemukan merek baru dari produk serupa yang mereka minati, 13% mendapatkan rekomendasi produk dan pelayanan yang bersifat personal, 12% yang menemukan bisnis atau produk lokal yang sebelumnya tidak mereka ketahui, dan sebanyak 11% menyatakan memperoleh pengalaman berbelanja secara [[Dalam jaringan dan luar jaringan|daring]] yang lebih efisien.<ref name=":9">{{Cite web|last=Jordan|first=Shelby|date=25 Maret 2021|title=VisualWhat ObjectsBenefits Can Search Retargeting Offer Small Businesses?|url=https://visualobjects.com/digital-marketing/blog/search-retargeting|website=Visual Objects|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
 
Iklan tertarget juga memudahkan konsumen untuk menemukan produk yang mereka inginkan.<ref name=":10">{{Cite web|last=Keating|first=Michael George|date=13 Maret 2013|title=Benefits of Targeted Advertisements: A Spotify Fail|url=https://www.ereach.net/benefits-of-targeting-advertisements/|website=eREACH|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
Baris 153:
Iklan tertarget membuat konsumen hanya melihat apa yang paling dekat dengam preferensinya sehingga membuat pilihan mereka terbatas. Hal ini menutup kemungkinan untuk mengeksplorasi hal-hal yang baru. Terus menerus melihat iklan yang serupa juga akan membuat konsumen bosan bahkan jengkel sehingga melewatkan iklannya.<ref name=":27" /><ref name=":29" />
 
Kasus iklan Protein World pada tahun 2015 yang dipasang di [[kereta bawah tanah]] [[London]] dengan papan reklame besar yang dapat dilihat semua orang menunjukkan bahwa iklan tertarget bisa menjadi sesuatu yang berbahaya bagi golongan tertentu. Iklan yang menampilkan perempuan berbikini dengan kalimat bertanya: Apakah anda yang memiliki "tubuh pantai", siap?, dianggap memberikan kesan seksisme.<ref>{{Cite web|last=Milano|first=Silvia|date=31 Juli 2021|title=Targeted ads aren’t just annoying, they can be harmful. Here’s how to fight back|url=https://www.fastcompany.com/90656170/targeted-ads-arent-just-annoying-they-can-be-harmful-heres-how-to-fight-back|website=Fast Company|language=|access-date=8 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Windratie|date=28 April 2015|title=Iklan 'Tubuh Pantai Berbikini' yang Dikecam Ribuan Orang|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150428124425-277-49705/iklan-tubuh-pantai-berbikini-yang-dikecam-ribuan-orang|website=gaya hidup|language=|access-date=9 Desember 2021}}</ref>
 
Beberapa orang merasakan adanya pelanggaran privasi dan kurangnya privasi saat iklan tertarget muncul ketika mereka sedang berselancar di dunia maya.<ref>{{Cite web|last=Martins|first=Ajaero Tony|date=2 Juli 2021|title=Pros and Cons of Behavioral Targeting in Advertising in 2022|url=https://www.profitableventure.com/pros-cons-behavioral-targeting/|website=ProfitableVenture|language=|access-date=8 Desember 2021}}</ref>
Baris 160:
Sebuah studi dilakukan oleh Ayman Farahat dan Michael Bailey dari Departemen Ekonomi [[Universitas Stanford]] pada tahun 2012 untuk melihat efektivitas iklan tertarget. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa iklan tertarget memiliki efektivitas dua kali lebih besar bila dibandingkan dengan ''click-through rate'' (CTR) atau [[rasio klik tayang]] (rasio jumlah berapa kali iklan diklik dibagi dengan berapa kali iklan, unit iklan atau halaman yang berisi iklan dilihat oleh orang-orang). Mereka menyebutkan bahwa iklan tertarget diproyeksikan akan memiliki prospek yang besar di amsa depan seiring dengan perkembangan teknologi.<ref>{{Cite journal|last=Farahat|first=Ayman|last2=Bailey|first2=Michael|date=2012|title=Hoe Effective is Targeted Advertising?|url=https://www.researchgate.net/publication/254008753_How_effective_is_targeted_advertising|journal=SSRN Electronic Journal|doi=10.1145/2187836.2187852}}</ref><ref>{{Cite web|title=What is CTR? Why Click-through rates matter {{!}} Adjust|url=https://www.adjust.com/glossary/ctr/|website=www.adjust.com|language=en|access-date=2021-12-08}}</ref>
 
New York Times menyebutkan ketika iklan tertarget mereka di Eropa dihentikan, tidak ada penurunan pendapatan. Sejalan dengan itu, Procter & Gamble melakukan pemotongan anggaran iklan digital mereka hingga $200 juta karena tidak adanya keuntungan yang signifikan dari pengiklanan tersebut.<ref>{{Cite web|last=Davies|first=Jessica|date=16 Januari 2019|title=After GDPR, The New York Times cut off ad exchanges in Europe - and kept growing ad revenue|url=https://digiday.com/media/gumgumtest-new-york-times-gdpr-cut-off-ad-exchanges-europe-ad-revenue/|website=Digiday|language=|access-date=9 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Mahdawi|first=Arwa|date=5 November 2019|title=Targeted ads are one of the world's most destructive trends. Here's why|url=http://www.theguardian.com/world/2019/nov/05/targeted-ads-fake-news-clickbait-surveillance-capitalism-data-mining-democracy|website=the Guardian|language=|access-date=8 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite news|last=Vranica|first=Suzanne|date=1 Maret 2018|title=P&G Contends Too Much Digital Ad Spending Is a Waste|url=https://www.wsj.com/articles/p-g-slashed-digital-ad-spending-by-another-100-million-1519915621|newspaper=Wall Street Journal|language=|issn=0099-9660|access-date=9 Desember 2021}}</ref>
 
== Kontroversi ==
Sejak [[Skandal data Facebook–Cambridge Analytica|skandal data Facebook Cambridge Analytica]] pada tahun 2018 yang memanfaatkan data pengguna Facebook, iklan tertarget yang dalam prosesnya menggunakan data privasi konsumen menimbulkan kontroversi dan pembahasan tentang keleluasaan pribadi, penggunaan data serta legalitas pengumpulan dan pemanfaatan data pribadi tersebut tanpa izin. Terlebih lagi dengan terbitnya Regulasi Umum Perlindungan Data [[Uni Eropa]] pada tahun 2018 dan Undang-undang Privasi Konsumen California (California Consumer Privacy Act) tahun 2020.<ref>{{Cite journal|last=Rotter|first=Kimberly|date=28 April 2018|title=Targeted Ads: The Good, the Bad, the Unavoidable|url=https://cmr.berkeley.edu/2018/04/facebook-ads/|journal=California Management Review Insights|language=en}}</ref>
 
Kepedulian tentang penjualan dan penggunaan data pengguna internet kepada pihak ketiga bukan hanya timbul dari pemilik data, tetapi juga dari perusahaan besar seperti Google. Pada Maret 2021 Google mengumumkan akan memblokir penggunaan kuki pihak ketiga pada tahun 2023. Sebagai gantinya, Google akan menggunakan teknologi Federated Learning of Cohorts (FLoC) yang tetap dapat melacak pengguna internet, tetapi tidak lagi dilakukan secara individual. FLoC akan mengelompokkan para penggunanya sehingga akan tetap anonim dan menghindarkan penyalahgunaan data pribadi.<ref name=":30">{{Cite web|last=Yun|first=Tan Zhai|date=12 Juli 2021|title=The battle between targeted advertising and data privacy|url=https://www.theedgemarkets.com/article/battle-between-targeted-advertising-data-privacy%C2%A0|website=theedgemarkets.com|access-date=8 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Dutton|first=Sam|date=30 Maret 2021|title=What is FLoC?|url=https://web.dev/floc/|website=web.dev|language=|access-date=8 Desember 2021}}</ref>
 
[[Apple Inc.|Apple]] juga telah mengumumkan fitur Tracking Tranparency di [[iOS]] 14.5 yang memungkinkan pengguna layanan menentukan cara situs web mengumpulkan data mereka. Pernyataan Apple ini menimbulkan reaksi dari Facebook yang menyatakan bahwa hal tersebut akan berdampak kepada bisnis kecil yang hanya memiliki modal terbatas untuk mendekatkan diri dengan pasarnya dan meraih keuntungan.<ref name=":30" /><ref>{{Cite web|last=Sherr|first=Ian|date=26 April 2021|title=Apple's privacy battle with Facebook just became all-out war|url=https://www.cnet.com/tech/services-and-software/apples-privacy-battle-with-facebook-just-became-all-out-war/|website=CNET|language=|access-date=9 Desember 2021}}</ref>
 
Iklan tertarget juga menghadapi tuduhan diskriminasi. Mengingat pada saat menargetkan satu kelompok sebagai sasarannya, di saat yang bersamaan juga menyingkirkan kelompok lain yang tidak diinginkan. Facebook menerima tuntutan hukum akibat pelanggaran Fair Housing Act dengan melakukan pembatasan kepada pihak-pihak tertentu untuk dapat mengakses iklan terkait dengan perumahan berdasarkan golongan [[Ras manusia|ras]], [[kewarganegaraan]], [[agama]], status kekeluargaan, [[jenis kelamin]], dan [[Disabilitas|disabilitas.]]<ref>{{Cite news|title=Housing Department Slaps Facebook With Discrimination Charge|url=https://www.npr.org/2019/03/28/707614254/hud-slaps-facebook-with-housing-discrimination-charge|newspaper=NPR.org|language=en|access-date=2021-12-08}}</ref><ref>{{Cite news|last=Booker|first=Barakkton|date=28 Maret 2019|title=Housing Department Slaps Facebook With Discrimination Charge|url=https://www.npr.org/2019/03/28/707614254/hud-slaps-facebook-with-housing-discrimination-charge|newspaper=NPR.org|language=|access-date=9 Desember 2021}}</ref>
 
Dari survei yang dilakukan oleh Visual Object pada tahun 2019 terhadap 500 orang yang menggunakan [[pemblokiran iklan]], sekitar 63% menyatakan bahwa iklan tertarget merupakan pelanggaran privasi, 20% menyatakan bahwa iklan tertarget tidak berguna, dan sisanya 17% tidak memberikan pendapatnya. Sekitar 40% menyatakan akan menghindari perusahaan yang menargetkan mereka dengan iklan tertentu, 35% menyatakan tidak akan melakukannya, dan sisanya 25% menyatakan netral. Namun, hanya sekitar 28% responden menyatakan akan mengunduh layanan [[ekstensi peramban]] untuk privasi seperti Privacy Badger yang memungkinkan mereka mengambil alih kepemilikan data.<ref name=":31">{{Cite web|last=McKeon|first=Kelsey|date=18 Juli 2019|title=Is Targeted Advertising an Invasion of Privacy?|url=https://visualobjects.com/web-design/blog/targeted-advertising-invasion-of-privacy|website=Visual Objects|language=|access-date=9 Desember 2021}}</ref>
 
Masih dari survei dan responden yang sama, jika berdasarkan generasinya, terdapat 47% generasi X yang memilih untuk membayar sejumlah biaya agar kegiatan berselancar di internet mereka bebas iklan sedangkan untuk responden [[milenial]] sekitar 41%, dan hanya 29% untuk baby boomers. Untuk pernyataan bahwa pengumpulan data melanggar privasi, sebagian besar [[baby boomers]] (72%) menyatakan kesepakatannya, sedangkan untuk generasi X 64%, dan milenial 58%.<ref name=":31" />
 
== Referensi ==