Ilman Ibrahim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raksasabonga (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 24:
 
== Kehidupan awal ==
Ilman Ibrahim adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pernikahan Iskandar (Alm) dan Soemiarti Ningsih. Dia mulai bermain musik sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Ketertarikan Ilman terhadap musik dimulai saat dia belajar bermain gitar, karena menurutnya gitar adalah alat musik yang mudah untuk dibawa ke mana saja dan bisa dimainkan di mana saja, sekolah, tempat nongkrong bersama teman-teman dan lain-lain. Awal mula keseriusan Ilman bermain gitar adalah dengan mulai mengikuti sekolah musik, dengan mempelajari musik klasik. NamunAkan karenatetapi, menurutnya musik klasik cukup membosankan diaIa beralih untuk mempelajari musik [[Seni kontemporer|kontemporer]] dengan gitarnya karena menurutnya musik klasik cukup membosankan.
 
Pada saat Ilman menginjak sekolah menengah pertama dia mulai mempelajari alat musik kibor secara otodidak. Saat itu Ilman meminjam kibor sang kakak untuk belajar. Cara yang Ilman terapkan adalah dengan mengimplementasikan bentuk chord pada gitar ke tuts-tuts kibor, menurut Ilman itu adalah cara yang paling efektif pada saat itu. Setelah dia lancar dan fasih bermain kibor, sang ayah yang sebelumnya tidak tahu jika Ilman sudah mulai menguasai instrumen itu langsung menyuruhnya untuk mempelajari lebih dalam di lembaga pendidikan musik besutan [[Dwiki Dharmawan]], Farabi. Sejak saat itu Ilman mulai rutin bermain musik dan membentuk grup musik dengan teman-teman sebayanya di sekolah. Bersama grup musik sekolahnya di [[SMP Negeri 216 Jakarta|SMPN 216]], Ilman sempat menjuarai lomba aransemen lagu ''"Kebyar-kebyar"'', karya dari musisi legendaris [[Gombloh]].
 
== Karier musik ==
Pada saat Ilman memulai pendidikan di [[SMA Negeri 3 Jakarta|SMA 3]] Jakarta, dia mulai mencari penghasilan dari kemampuannya dalam bermain musik sebagai kibordis di berbagai grup musik. Dia sempat bermain secara regular di beberapa cafe seputaran Jakarta. Saat itu Ilman berkenalan dengan [[Arya Aditya Ramadhya|Lale]] dan sempat bermain di satu grup yang sama, namun grup musik itu tidak berjalan lama. Saat Ilman menginjak kelas 2 SMA, atas seizin sang ayah, dia memutuskan berhenti dari sekolah agar lebih fokus dalam bermusik. Setelah itu dia langsung mendaftarkan diri di Institut Musik Daya Indonesia yang pada saat itu berlokasi di Wijaya. Di sana, Ilman secara tidak sengaja belajar dalam satu kelas yang sama dan berkenalan dengan [[Rivani Indriya Suwendi|Indah]], vokalis dari grup musik [[Maliq & D'Essentials]].
 
Saat Ilman menginjak kelas 2 SMA, atas seizin sang ayah, dia memutuskan berhenti dari sekolah agar lebih fokus dalam bermusik. Setelah itu dia langsung mendaftarkan diri di Institut Musik Daya Indonesia yang pada saat itu berlokasi di Wijaya. Di sana, Ilman secara tidak sengaja belajar dalam satu kelas yang sama dan berkenalan dengan [[Rivani Indriya Suwendi|Indah]], vokalis dari grup musik [[Maliq & D'Essentials]].
Pada tahun 2007, di tempat tinggalnya yang berada di daerah Cibubur, Ilman dimodalkan oleh sang ayah sebuah ruko. Di ruko ini Ilman membangun studio musik dengan nama "Top Art Qv". Pada saat itu setiap hari, Ilman fokus untuk mengembangkan bisnis musiknya. Di situ pula lah Ilman mulai mempelajari dunia rekaman sebagai operator dan sound engineer, serta dia mulai memproduksi dan menciptakan lagu-lagu untuk kepuasan pribadi. Pada tahun 2009 akhir, dikarenakan oleh perhitungan bisnis yang kurang menguntungkan, Ilman menutup studio tersebut.
 
Baris 102 ⟶ 103:
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:Maliq & D'Essentials]]
[[Kategori:Kibordis Indonesia]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 3 Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Makassar]]