Imam Suroso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Obets451 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Obets451 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 35:
Imam Suroso perjalanan hidupnya sangat unik. Sering dan suka dipanggil dengan sebutan "Mbah Roso", kendati usianya belum sangat tua. Ia lahir di Pati, Jawa Tengah, tepatnya tanggal 10 Januari 1965. Selulus SMA Nasional, Pati, dia diterima menjadi anggota Bintara Polri. Beberapa bulan sebelumnya dia ''digembleng'' di Pusdikpol Watukosek, Sidoarjo, Jawa Timur. Ia mengawali karier sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, setelah menamatkan Sekolah Calon Bintara (Secaba) pada tahun 1987 dan melanjutkan Sekolah Calon Perwira (Secapa) pada tahun 2004, Imam telah menduduki beberapa jabatan strategis di Kepolisian.
 
Tak lama kemudian, dia menikah dan kini mempunyai tiga orang anak yang semuanya perempuan. Saat berpangkat Bripdapol, dia bertugas di Polres Pati. Suatu waktu dia memeriksa seorang paranormal. Tidak tahunya, setelah itu dia malah tertarik dengan dunia kebatinan. Akhirnya dia mendalami dunia paranormal dengan panggilan "Mbah Roso".<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.viva.co.id/vbuzz/762747-dari-polisi-paranormal-hingga-jadi-anggota-dpr-ri|title=Dari Polisi, Paranormal, hingga Jadi Anggota DPR-RI – VIVA|last=VIVA|first=PT VIVA MEDIA BARU-|date=2016-04-19|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2019-02-10}}</ref> Istrinya, Suhartini alias Jeng Asih, juga seorangmenjadi paranormal.
 
Sementara kehidupannya sebagai anggota Polri serba pas-pasan. Guna mencukupi kebutuhan hidup, dia bekerja sambilan sebagai ''security'' Rumah Makan Kembangjoyo, Pati. Pada tahun 1996-an, Imam Suroso bekerja rangkap, sebagai polisi, paranormal, dan ''security''. Sewaktu memulai praktik di Jakarta sebagai paranormal dan menerima pasien, rezekinya melimpah dan dipakainya untuk kuliah di [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]], membeli motor bekas, dan juga membeli mobil Angkutan Pedesaan (Angkudes) bekas. Dengan mobil itu, setiap fajar dia mengangkut para "bakul" dari pedesaan ke pasar Kota Pati. Menjelang pagi dia berhenti dan bersiap diri dengan seragamnya untuk bertugas di Polres Pati.<ref name=":0" />