Imperium kolonial Prancis
Imperium kolonial Perancis adalah imperium yang dominan di dunia dari tahun 1600-an hingga akhir 1960-an, menjajah banyak koloni di berbagai tempat di dunia. Pada akhir abad ke-19 dan ke-20, kekuasaan global Prancis adalah terbesar kedua setelah Kekaisaran Britania. Imperium kolonial Prancis terbentang seluas 13.000.000 km² pada puncak kekuasaannya.
Imperium kolonial Prancis Empire colonial français | |
---|---|
1534–1980 | |
Atas : Standar Kerajaan Prancis Bawah : Bendera Revolusi Prancis tahun 1792 | |
Semboyan: Liberté, Égalité, Fraternité | |
Peta Imperium kolonial Prancis | |
Status | Imperium Kolonial |
Ibu kota | Paris |
Bahasa yang umum digunakan | Prancis Frankofon |
Pemerintahan | Monarki Republik |
Raja | |
• 1515-1547 | Francis I |
Presiden | |
• 1848-1852 | Napoleon III (Presiden pertama, kemudian mengangkat dirinya sebagai Kaisar Prancis |
Sejarah | |
• Penaklukan Ceuta | 1534 |
1803 | |
1830–1852 | |
1946 | |
1958 | |
• Kemerdekaan Vanuatu | 1980 |
Kode ISO 3166 | FR |
Sekarang bagian dari | Prancis |
Imperium kolonial Perancis membentuk koloni, protektorat, dan wilayah mandat luar negeri yang berada di bawah kekuasaan Prancis sejak abad ke-16 dan seterusnya. Pembedaan secara umum dibagi antara Imperium kolonial Prancis pertama yang ada sampai 1814, di mana saat itu sebagian besar koloni telah hilang akibat perang napoleon dan Imperium kolonial Prancis kedua, yang dimulai dengan penaklukan Aljir pada tahun 1830. Imperium kolonial kedua berakhir setelah kekalahan dalam perang Indocina (1954) dan kemerdekaan Aljazair (1962) kemudian dekolonisasi yang relatif damai di tempat lain setelah 1960.
Dekolonisasi
Imperium kolonial Perancis mulai runtuh selama Perang Dunia II, ketika berbagai wilayah jajahan diduduki oleh kekuatan asing (Jepang di Indocina, Inggris di Suriah, Lebanon dan Madagaskar, Amerika Serikat dan Inggris di Maroko dan Aljazair, dan Jerman dan Italia di Tunisia). Namun, kontrol secara bertahap dibangun kembali oleh Charles de Gaulle, seusai Perang. Uni Prancis yang dibentuk dalam Konstitusi 1946, secara nominal menggantikan bekas imperium kolonial, tetapi para pejabat di Paris tetap memegang kendali penuh. Koloni diberi majelis lokal dengan kekuatan dan anggaran lokal terbatas. Muncul sekelompok elit, yang dikenal sebagai evolusi, yang merupakan penduduk asli dari wilayah luar negeri tetapi tinggal di Perancis metropolitan. Setelah Konferensi Asia-Afrika, terjadi Dekolonisasi Afrika yang akhirnya banyak jajahan yang memperoleh Kemerdekaan, meskipun negara yang merdeka masih bergantung kepada Prancis.[1]
Lihat pula
Pranala luar
- L'Afrique francophone
- Threats to the national independence of Thailand, from Thailand's Ministry of Foreign Affairs
- ^ Simpson, A. W. B. (Alfred William Brian) (2001). Human rights and the end of empire : Britain and the genesis of the European Convention. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-826289-2. OCLC 45888859.