Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Auzif (bicara) ke revisi terakhir oleh Wagino Bot
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Si ini (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 268:
 
[[Berkas:Naar-beide-zijden-front.jpg|300px|jmpl|Lukisan pertempuran Perang Padri.]]
Setelah Belanda menyelesaikan perang di Jawa tersebut, Belanda kembali melanjutkan [[Perang Padri]] di tanah Minangkabau pada tahun 19311831, dengan memulai [[operasi militer]] melawan kaum Padri. Semua berjalan sesuai rencana, hingga kaum Adat, yang tanpa disadari oleh pihak Belanda, mulai bersekongkol dengan pihak kaum Padri dan berkhianat kepada Belanda pada tahun 19331833, dengan menyerang beberapa kubu pertahanan dan [[garnisun]] Belanda.<ref>Abdullah, Taufik (1966). ''Adat dan Islam: an Examination of Conflict in Minangkabau''. Indonesia. No. 2, 1-24.</ref> Melihat hal ini, Belanda mulai menyadari bahwa mereka bukan hanya harus menghadapi kaum Padri, tetapi menghadapi [[orang Minangkabau]] secara keseluruhan. Sejak saat itu, Belanda mulai berusaha untuk menarik hati penduduk-penduduk sekitar sembari tetap menyerang pos-pos milik kaum Padri.<ref name="riclefs-id" /><ref name="imam-bonjol" /> Setelah pertempuran demi pertempuran yang berkepanjangan, Perang Padri akhirnya berakhir pada tanggal 28 Desember 1838,<ref>''Sejarah Untuk SMP dan MTs''. Grasindo. ISBN 978-979-025-198-4.</ref> setelah seluruh [[benteng]] milik kaum Padri jatuh ke tangan Belanda dan negara Pagaruyung runtuh. Wilayah bekas kerajaan tersebut diserap ke dalam wilayah kolonial Hindia Belanda.<ref name="wright-ad"/>
 
[[Berkas:Raden Sarief Bastaman Saleh - Johannes Graaf van den Bosch.jpg|jmpl|200px|[[Johannes van den Bosch]], pencetus ''[[Cultuurstelsel]]''. Lukisan oleh [[Raden Saleh]].|kiri]]