Indosiar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 44:
}}
|servicename2 = Kabel
|service2 = [[First Media (telekomunikasi)|First Media]]: 11 (SD), 414 (HD)
|servicename3 = [[IPTV]]
|service3 = {{plainlist|
Baris 110:
* [[SCTV]] (2011–sekarang)
* [[Moji]] (2011–sekarang)
* [[Mentari TV]] (2021–sekarang)<br />Sebelumnya:
* [[Elshinta TV]] (2005–2013)
Baris 142 ⟶ 141:
Siaran Indosiar awalnya hanya berlangsung dari jam 16.00 WIB (kemudian 15.30 WIB) hingga 24.00 WIB, tetapi sejak 16 Juni 1997<ref>{{Cite web |url=https://www.instagram.com/p/CdnQkm4LFDM/?igshid=YmMyMTA2M2Y= |title=Selamat dan sukses.. |access-date=2022-05-16 |archive-date=2023-07-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230713030517/https://www.instagram.com/p/CdnQkm4LFDM/?igshid=YmMyMTA2M2Y= |dead-url=no }}</ref> siarannya mulai dilakukan sejak pagi (kecuali untuk akhir pekan, yang sejak awal bersiaran sudah dimulai dari jam 06.00 WIB). Di awal siarannya, Indosiar langsung menggebrak dengan berbagai program hiburan, terutama drama-drama Hong Kong, seperti misalnya serial ''[[Return of The Condor Heroes]]'' (yang dibintangi oleh [[Andy Lau]]) dan ''[[To Liong To]]'' (yang dibintangi oleh [[Tony Leung]]) yang keduanya cukup populer di kalangan penonton. Demi memuaskan keinginan pentonton akan banyaknya program asing ini, Indosiar bahkan langsung meluncurkan teknologi baru yaitu [[NICAM]] yang menghasilkan suara jernih.<ref name="indo3">{{Cite web |url=https://books.google.co.id/books?id=docLAQAAMAAJ&pg=PA1073&dq=Indosiar+Visual+Mandiri+TVB&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiy1Kvyq7HuAhVTg-YKHWKJDr0Q6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Indosiar%20Visual%20Mandiri%20TVB&f=false |title=Seabad pers kebangsaan, 1907-2007 |access-date=2021-01-23 |archive-date=2023-07-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230713020947/https://books.google.co.id/books?id=docLAQAAMAAJ&pg=PA1073&dq=Indosiar+Visual+Mandiri+TVB&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiy1Kvyq7HuAhVTg-YKHWKJDr0Q6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Indosiar%20Visual%20Mandiri%20TVB&f=false |dead-url=no }}</ref> Tak hanya itu, Indosiar saat itu juga sudah dilengkapi dengan teknologi termutakhir seperti ''digital master control'', ''digital tape'', bahkan sudah disiapkan untuk bersiaran digital dan [[HDTV]], jauh sebelum dimulainya geliat [[televisi digital di Indonesia]].<ref>[http://web.archive.org/web/19970605185820fw_/http://www.indosiar.com/teknis.htm Infomasi teknis]</ref><ref>[http://web.archive.org/web/19970605185843fw_/http://www.indosiar.com/fast.htm Fasilitas]</ref>
Pada tanggal 12-20 Agustus 1995, dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-50, Indosiar membuat gebrakan baru dalam dunia pertelevisian Indonesia dengan "Spektakuler Indosiar 24 Jam Nonstop".<ref>[https://www.instagram.com/p/BAv4SHtQAhT Spektakular Indosiar 24 Jam Nonstop 1995]</ref> Ini adalah kali kedua stasiun televisi di Indonesia bersiaran 24 jam pada kesempatan khusus selain RCTI-SCTV yang melakukan hal serupa dalam rangka HUT mereka ke-2 dan ke-1 pada 24 Agustus sampai 25 Agustus 1991, sebelum mereka benar-benar mengudara 24 jam sepenuhnya pada awal tahun 2000an.
Selain itu, Indosiar banyak menekankan kebudayaan. Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan [[wayang]] pada malam minggu, dan komedi ''[[Srimulat]]'' yang dikemas dengan gaya modern. Penayangan acara ini tidak lain merupakan perwujudan dari keinginan awal Presiden saat Indosiar didirikan pada 1992, yaitu menyiarkan acara yang kental dengan kebudayaan (dalam hal ini kebudayaan Jawa). Secara umum, Indosiar pada saat itu menargetkan pasar keluarga, dan sudah mencanangkan diri untuk menyiarkan banyak program/film lokal dari awal, ditambah juga acara ''in-house'' (bahkan sudah menyiapkan ''internal production house''). Namun, pada awalnya acaranya masih 70% impor-30% lokal.<ref name="tanpa siaran siang"/><ref>{{Cite web |url=https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p21.html |title=Persaingan televisi: Makin ketat, makin asing |access-date=2021-02-27 |archive-date=2021-11-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211118043621/https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p21.html |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p129.html |title=Program acara untuk seluruh keluarga |access-date=2021-02-27 |archive-date=2021-02-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210215010427/https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p129.html |dead-url=no }}</ref>
Baris 150 ⟶ 151:
Namun, memasuki akhir 2000-an, tampak program kontes menyanyi tersebut sudah tidak banyak menarik pemirsa,<ref name="indo3"/> sehingga Indosiar mulai lebih memanfaatkan program drama [[Film televisi|FTV]] dan sinetron kolosal produksi [[Genta Buana Paramita]] serta beberapa program seperti ''[[Take Me Out Indonesia]]''. Berbagai sinetron dan program non-drama tersebut, menandakan perubahan Indosiar menjadi televisi untuk penonton "kelas bawah", bahkan sampai saat ini. Awalnya, banyak drama kolosal Indosiar, seperti ''[[Tutur Tinular Versi 2011]]'' cukup populer,<ref>{{Cite web |url=https://archive.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/57753-tutur-tinular-versi-2011-akhir-petualangan-kamandanu-yang-melenceng-terlalu-jauh.html |title=Tutur Tinular versi 2011: Akhir Petualangan Kamandanu yang Melenceng Terlalu Jauh |access-date=2021-02-04 |archive-date=2021-02-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210208195024/https://archive.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/57753-tutur-tinular-versi-2011-akhir-petualangan-kamandanu-yang-melenceng-terlalu-jauh.html |dead-url=yes }}</ref> namun kemudian justru Indosiar menjadi pergunjingan di [[media sosial]] mengingat program-program drama dan FTV buatan Genta Buana itu cenderung berkualitas rendah, cerita terkadang melenceng dari sejarah seharusnya, dan menggunakan efek [[animasi]] yang masih dibawah standar. Hal-hal yang menjadi gunjingan tersebut, seperti misalnya animasi [[naga]] terbang dan karakter kelelawar Jayapati (yang mirip [[Batman]]) di ''Tutur Tinular 2011''. Akhirnya, justru ''rating'' Indosiar semakin menurun (hanya menduduki posisi 6),<ref>{{Cite web |url=https://archive.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/58920-akan-seperti-apa-dan-bagaimana-seharusnya-indosiar-baru.html |title=Akan Seperti Apa (dan Bagaimana Seharusnya) Indosiar Baru? |access-date=2021-02-04 |archive-date=2022-01-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220120055219/https://archive.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/58920-akan-seperti-apa-dan-bagaimana-seharusnya-indosiar-baru.html |dead-url=yes }}</ref> dan mungkin inilah yang menjadi salah satu alasan penjualan TV ini dari Grup Salim ke Emtek pada 2011.
Beberapa waktu setelah peralihan kepemilikan itu, di bawah manajemen Emtek, jaringan televisi ini mulai melakukan sejumlah penyesuaian pada acaranya. Perubahan-perubahan tersebut, seperti menghapus semua program sinetron berseri (terutama sejak 2013, tetapi sejak 2021 kembali ditayangkan) dan sinetron kolosal serta lebih menggalakkan acara realitas ''in-house'' berjenis [[dangdut]], seperti ''[[D'Academy]]'' dan ''[[Liga Dangdut Indonesia]]''. Indosiar seperti menjadi "TV dangdut" yang melahirkan banyak bintang dangdut baru, semisal [[Lesti Kejora]], [[Evi Masamba]], dan lain sebagainya. Meskipun demikian, terkadang Indosiar juga kerap menayangkan program realitas non-dangdut seperti ''[[Golden Memories]], [[Akademi Sahur Indonesia]] dan [[Stand Up Comedy Academy]]''. Selain itu, Indosiar juga makin memantapkan program FTV yang bernuansa religi (sejak 2014) seperti ''Azab'', ''Suara Hati Istri'' dan ''Pintu Berkah'' (produksi [[Mega Kreasi Films]]). Program-program ini cukup sukses menarik pasar masyarakat bawah, tetapi kadang-kadang dikritik oleh beberapa kalangan masyarakat atas karena inti ceritanya yang selalu monoton dan detail ceritanya terlalu mengada-ada
== Kepemilikan ==
Baris 171 ⟶ 172:
|image3 = INDOSIAR 2000.png
|caption3 = Versi lain dengan model ikan terbang bersirip pelangi, digunakan dari tanggal 11 Januari 2000 hingga 28 Februari 2007
|image4 = INDOSIAR 2007.
|caption4 = Logo kedua Indosiar dengan efek ikan terbang bersirip merah, digunakan dari tanggal 1 Maret 2007 hingga 18 Maret 2012
|image5 = INDOSIAR 2012.png
Baris 212 ⟶ 213:
''Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri''.
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
!Nama Perusahaan
!Nama Stasiun
Baris 650 ⟶ 651:
== Kontroversi ==
=== Kualitas tayangan ===
Banyak mengandalkan [[film televisi]] (FTV) sejak 2000-an justru membuat Indosiar sering dipergunjingkan masyarakat, mengingat kualitas FTV tersebut (yang dibuat dengan cara ''stripping'') kebanyakan berkualitas rendah. Saat masih bekerjasama dengan [[rumah produksi]] Genta Buana Paramita, sindiran dan guyonan yang sering dikeluarkan publik adalah sinetron atau FTV kolosal (yang mengambil cerita dari [[cerita rakyat]] tradisional Indonesia), percintaan atau misteri yang umumnya "dibumbui" oleh [[animasi]] berkualitas rendah, seperti dalam penggambaran makhluk mitologis (salah satu yang terkenal adalah [[naga]], sampai-sampai melekatkan istilah "naga Indosiar" di masyarakat) dan kekuatan gaib/sihir.<ref>[https://kincir.com/movie/series/sinetron-naga-indosiar-ix1duckubw9r0/ Kabar Para Pemain Sinetron “Naga-Nagaan” Indosiar]</ref><ref>[https://www.idntimes.com/hype/throwback/indra/bak-hilang-ditelan-bumi-begini-kabar-10-aktor-aktris-ftv-naga-nagaan-sekarang Lama Hilang, Ini Kabar 10 Pemeran FTV 'Naga-nagaan' Sekarang]</ref>
Di era Emtek, Indosiar pun berpindah ke rumah produksi lain, yaitu Mega Kreasi Films (MKF). Sayangnya, Indosiar tetap tidak meraih sentimen positif dari FTV di bawah MKF. FTV mereka (dalam nama seperti ''Pintu Berkah'', ''Suara Hati Istri'', ''Azab'', ''Sinema Pintu Taubat'', dan ''Kisah Nyata'') tetap dianggap sebelah mata oleh sejumlah kalangan. Cerita yang monoton (dengan mengeksploitasi moralitas di masyarakat) dan tidak realistis menjadi alasannya. Dalam ''Azab'', misalnya muncul teguran dari [[Komisi Penyiaran Indonesia]] pada 2018 tentang FTV-FTV "religi" tersebut yang menilai adegan yang ditayangkan terlalu kasar. Belum lagi judul yang tidak masuk akal, contohnya "''Jenazah Pengemis Gadungan Liang Lahatnya Dipenuhi Beling dan Tertutup oleh Sampah''" dan "''Pasangan Pengoplos BBM Mati Terbakar Bensin, Jenazahnya tertimpa Tiang Listrik''". Di sisi lain, ''Azab'' banyak diminati masyarakat kelas bawah, mengingat ceritanya yang sederhana dan tidak memacu semangat berpikir kritis.<ref>[https://tirto.id/sinetron-azab-rating-teguran-dan-pundi-pundi-uang-tv-c9l4 Sinetron Azab, Rating, Teguran, dan Pundi-Pundi Uang TV]</ref><ref>[https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-45898914 Ditegur KPI, sinetron religi bertema 'azab' mirip 'koran kuning']</ref><ref>[https://kumparan.com/kumparannews/daftar-194-judul-ftv-azab-yang-membuatmu-geleng-geleng-kepala-1540362761670977747/4 Daftar 194 Judul FTV Azab yang Membuatmu Geleng-Geleng Kepala]</ref>
Dua tahun kemudian, dalam ''Pintu Berkah'', diangkat kisah tentang apapun yang seakan-akan bisa dijajakan secara kaki lima/asongan, seperti tukang bengkel keliling, [[semangka]] goreng,<ref name="Parodi Jasa Keliling">[https://www.viva.co.id/showbiz/gosip/1615597-ramai-parodi-jasa-keliling-indosiar-siap-tempuh-jalur-hukum Ramai Parodi Jasa Keliling, Indosiar Siap Tempuh Jalur Hukum]</ref> dan foto kopi keliling
=== Aktor di bawah umur ===
Baris 675 ⟶ 676:
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi|http://www.indosiar.com/}}
* {{facebook|indosiarid.tv}}
* {{instagram|indosiar}}
* {{tiktok|indosiarid}}
* {{twitter|indosiar}}
{{Kelompok templat
|