Insektisida: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
26Isabella (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(46 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:DDT jug.jpg|thumbjmpl|250px|Botol berisi diklorodifeniltrikloroetana ([[DDT]]). DDT adalah insektisida golongan organoklorin.]]
'''Insektisida''' atau '''racun serangga''' adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. <ref name="heller">{{en}} {{cite web
| url = http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002832.htm
| title = Insecticide Poisoning
Baris 15:
| separator =
| postscript =
}}</ref> Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakankembang biak, kesehatan, [[hormon|sistem hormon]], [[sistem pencernaan]], serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman<ref name="kardinan"> Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.</ref> Insektisida termasuk salah satu jenis [[pestisida|racun hama]].
 
== Sejarah penggunaan insektisida ==
Para pekerja kebun diketahui telah menggunakan sabun untuk mengontrol pertumbuhan hama serangga sejak awal tahun 1800an1800-an.<ref name="english">{{en}} {{cite web
| url = https://docs.google.com/a/wikimedia.or.id/viewer?a=v&q=cache:ZAb04rLOPcMJ:aces.nmsu.edu/pubs/_h/h-150.html+natural+insecticide&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjM71_tKmeDZehHA786OZjqlKQXw7MowJ682cEczv3i2xAnpDwG9KK2EV4LxfPoXPirrhjYG_taB0YPSBJnAnHvkotu5XcIyIlBCOwBZTKB8I0MvnbE7qSmbV6ffXc8jvn0sTu&sig=AHIEtbTeC4vU-XtNqzVQoT85Q_ZAQASTdw&pli=1
| title = Organic Gardening–Natural Insecticides
Baris 33:
| separator =
| postscript =
}}</ref> Di awal abagabad ke 19, sabun yang terbuat dari minyak ikan paling banyak digunakan. Cara-cara tersebut cukup efektif, meski harus diberikan berkali-kali dan kadang justru mematikan tanaman.<ref name="Englishenglish"></ref> Belakangan diketahui juga adanya penggunaan campuran bawang putih, bawang merah, dan lada atau berbagai jenis makanan lainnya, namuntetapi tidak cukup efektif membunuh serangga.<ref name="Englishenglish"></ref>
 
Penggunaan insektisida sintetik pertama dimulai dipada tahun 1930an1930-an dan mulai meluas setelah berakhirnya [[Perang Dunia II]].<ref name="pac">{{en}} {{cite web
| url = http://www.parl.gc.ca/HousePublications/Publication.aspx?DocId=1031697&Language=E&Mode=1&Parl=36&Ses=2&File=36
| title = History of Pesticide Use
| first =
| last = House of Commons Committees
| date =
| month =
| year =
| work =
| publisher = Parliament of Canada
| accessdate = 06-07-2011
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
|archive-date = 2012-12-16
}}</ref> Di tahun 1945 hingga 1965, insektisida golongan [[organoklorin]] dipakai secara luas baik untuk pertanian maupun kehutanan.<ref name="pac"></ref> Salah satu produk yang paling terkenal adalah insektisida [[DDT]] yang dikomersialkan sejak tahun 1946.<ref name="Rotarian">{{en}}
|archive-url = https://web.archive.org/web/20121216122019/http://www.parl.gc.ca/HousePublications/Publication.aspx?DocId=1031697&Language=E&Mode=1&Parl=36&Ses=2&File=36
|dead-url = yes
}}</ref> Pada tahun 1945 hingga 1965, insektisida golongan [[organoklorin]] dipakai secara luas baik untuk pertanian maupun kehutanan.<ref name="pac"/> Salah satu produk yang paling terkenal adalah insektisida [[DDT]] yang dikomersialkan sejak tahun 1946.<ref name="Rotarian">{{en}}
{{Citation
| first = RW
Baris 60 ⟶ 63:
| contribution =
| series = The Rotarian
| edition'''Teks tebal''' =
| year = 1955
| pages = 26
Baris 66 ⟶ 69:
| publisher = Rotary International
|ISSN 0035-838X}} ({{google books with page|Z0AEAAAAMBAJ|lihat|26| DDT dikomersialkan tahun 1946}})
</ref> Selanjutnya mulai bermunculan golongan insektisida sintetik lain seperti organofosfat, karbamat, dan pirethroid dipada tahun 1970an1970-an.<ref name="pac"></ref>
 
Sejak tahun 1995, tanaman transgenik yang membawa gen resistensi terhadap serangga mulai digunakan.<ref name="ucsd">{{en}} {{cite web
Baris 85 ⟶ 88:
}}</ref>
 
== Jenis-jenis insektisida ==
Insektisida dapat dibedakan menjadi golongan organik dan anorganik.<ref name="bennet">{{en}} {{cite web
| url = http://www.the-piedpiper.co.uk/th13.htm
Baris 101 ⟶ 104:
| separator =
| postscript =
}}</ref> Insekstisida organik mengandung unsur karbon sedangkan insektisida anorganik tidak.<ref name="bennet"></ref> Insektisida anorganikorganik umumnya bersifat alami, yaitu diperoleh dari makhluk hidup sehingga disebut insektisida hayati.
 
=== Insektisida Sintetik ===
Insektisida organik sintetik yang banyak dipakai dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan besar:<ref name="bennet"></ref>
==== Senyawa Organofosfat ====
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan fosfat.<ref name="bennet"></ref> Insektisida sintetik yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos, Chlorpyrifos-methyl, Diazinon, Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan Malathion.<ref name="bennet"></ref>
 
==== Senyawa Organoklorin ====
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan klorin.<ref name="bennet"></ref> Insektisida organoklorin bersifat sangat persisten, dimanadi mana senyawa ini mashi tetap aktif hingga bertahun-tahun.<ref name="bennet"></ref> Oleh karena itu, kini insektisida golongan organoklorin sudah dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Contoh-contoh insektisida golongan organoklorin adalah Lindane, Chlordane, dan DDT.<ref name="bennet"></ref>
 
==== Karbamat ====
Insektisida golongan [[karbamat]] diketahui sangat efektif mematikan banyak jenis hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang.<ref name="bennet"></ref> Namun, insektisida karbamat akan terurai pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering dipakai adalah bendiokarbamat.<ref name="bennet"></ref>
 
==== Pirethrin/ Pirethroid Sintetik ====
Insektisida golongan ini terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat tidak non fotostabil namun kemostabil.<ref name="bennet"></ref> Produknya sering dicampur dengan senyawa lain untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk insektisida ini adalah Permethrin[[Permetrin]].<ref name="bennet"></ref>
 
==== Pengatur Tumbuh Serangga ====
Insektisida golongan ini merupakan hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan serangga, misalnya menghambat perkembangan normal.<ref name="bennet"></ref> Beberapa contoh produknya adalah Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron.<ref name="bennet"></ref>
 
==== Fumigan ====
Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang dapat membunuh hama serangga.<ref name="bennet"></ref> Fumigan hanya boleh digunakan oleh personel terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi.<ref name="bennet"></ref> Contoh-contohnya adalah Metil Bromida (CH<sub>3</sub>Br), Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida.<ref name="bennet"></ref>
 
=== Insektisida Hayati ===
Meskipun insektisida lebih dikenal merupakan senyawa sintetik, namuntetapi terdapat juga insektisida alami yang berasal dari bakteri, pohon, maupun bunga.
* [[Silikon dioksida|Silica]] (SiO<sub>2</sub>) merupakanadalah insektisida anorganik yang bekerja dengan menghilangkan selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati lemas. Insektisida jenis ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh, yang tersusun dari molekul diatom Bacillariophyceae. <ref name="bennet"></ref>
* [[Asam borat|Asam Borat]] (H<sub>3</sub>BO<sub>3</sub>) adalah insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik perhatian semut.<ref name="bennet"></ref>
* [[Piretrum|Pirethrum]] adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis [[krisan]].<ref name="bennet"></ref> Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada konsentrasi rendah.<ref name="bennet"></ref> Namun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat mahal.<ref name="bennet"></ref>
* [[Rotenon]] adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon Derris.<ref name="bennet"></ref> Senyawa ini berfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan tubuh hama.<ref name="bennet"/> Salah satu tanaman yang mengandung rotenon adalah daun kacang babi ''Tephrosia vogelii''. Daun kacang babi efektif dalam mengendalikan hama ''Crocidolomia pavonana'',<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52279 Aktivitas Insektisida Ekstrak Daun Tephrosia vogelii (Leguminosae) dan Buah Piper aduncum (Piperaceae) terhadap Larva Crocidolomia pavonana]</ref>''Nilaparvata lugens'',<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27205 Selektivitas Ekstrak Piper retrofractum dan Tephrosia vogelii terhadap Nilaparvata lugens dan Cyrtorhinus lividipenni]</ref>''Myzus persicae''.<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58836 Toksisitas Ekstrak Tephrosia vogelii dan Alpinia galanga terhadap Myzus persicae pada Tanaman Cabai]</ref>
* [[Neem]] merupakanadalah ekstrak dari pohon Neem (''Azadirachta indica'').<ref name="english"></ref> Penggunaan Neem sebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun lalu.<ref name="english"></ref> Ekstrak neem mengganggu aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu beserta larvanya).<ref name="english"></ref> Selain itu neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh dimanadi mana menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan tidak bisa tumbuh dewasa.<ref name="english"></ref>
* [[Bakteri]] ''[[Bacillus thuringiensis]]'' memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan serangga yang memakannya.<ref name="ucsd"></ref> Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan serangga berlubang sehingga berujung pada kematian.<ref name="ucsd"></ref> Para peneliti telah berhasil memindahkan gen yang berperan dalam produksi toksin Bt dari ''B. thuringiensis'' ke tanaman [[kapas]] sehingga serangga yang memakan tanaman kapas tersebut akan mati.<ref name="ucsd"></ref> Kapas Bt merupakan salah satu organisme transgenik yang paling banyak ditanam di dunia.<ref name="ucsd"></ref>
 
==Resistensi Efek penggunaan insektisida ==
ResistensiPada insektisidatahun merupakan1960, suatu[[Rachel kenaikanCarson]] proporsimenerbitkan individu dalam populasibuku yang secarasangat genetikberpengaruh memilikidalam kemampuansejarah untukpenggunaan tetapinsektisida hidupberjudul meski''Silent terpaparSpring'' satu(Musim atauSemi lebihyang senyawa insektisidaSunyi).<ref name="TabashnikHistoryofWaterFilters.com">{{en}} {{cite web
| url = http://sciencewww.jrankhistoryofwaterfilters.orgcom/pages/48691/Pesticideherbicides-insecticides-Resistance2.html
| title = Herbicides and Insecticides - Specific Chemicals and Health Effects
| title = Pesticide Resistance - History and Extent of Insecticide Resistance, Genetics and Biochemistry of Resistance, Delaying Evolution of Resistance
| first = BE
| last = Tabashnik
| date =
| month =
| year = 20112010
| work =
| publisher = History of Water Filters
| accessdate = 06-07-2011
| quote =
Baris 148 ⟶ 151:
| separator =
| postscript =
}}</ref> Buku tersebut menyorot penggunaan DDT yang sangat marak pada masa itu karena sangat efektif, sekaligus menyadarkan manusia akan bahaya dari penggunaan pestisida berlebihan.<ref name="HistoryofWaterFilters.com"/> Insektisida yang dipakai sering kali menyerang organisme non target seperti burung dan makhluk hidup lainnya.<ref name="HistoryofWaterFilters.com"/> Oleh karena itu, penggunaan insektisida juga dikhawatirkan berpotensi membahayakan kesehatan manusia.<ref name="HistoryofWaterFilters.com"/>
}}</ref> Peningkatan individu ini terutama oleh karena matinya individu-individu yang sensitif insektisida sehingga memberikan peluang bagi individu yang resisten untuk terus berkembangbiak dan meneruskan gen resistensi pada keturunannya.<ref name="Tabashnik"></ref>
 
Insektisida sering kali digunakan melebihi dosis yang seharusnya karena petani beranggapan semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan semakin bagus hasilnya.<ref name="WALHI">{{id}} WALHI (Wahana Lingkungan Hidup). 1987. Teropong Masalah Pestisida (Terompet). Jakarta: WALHI.</ref> Beberapa petani bahkan mencampurkan perekat pada insektisidanya agar tidak mudah larut terbawa air hujan.<ref name="WALHI"/> Namun, penggunaan perekat ini justru mengakibatkan tingginya jumlah [[residu pestisida]] pada hasil panen yang nantinya akan menjadi bahan konsumsi manusia.<ref name="WALHI"/> Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya dan diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida dan/atau insektisida.<ref name="WALHI"/>
Resistensi terhadap insektisida pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1914 oleh AL Melander. Penggunaan kapur sulfur untuk mematikan hama pada anggrek pada satu minggu pertama percobaan.<ref name="Tabashnik"></ref> Namun ketika dilakukan pengulangan perlakuan insektisida, 90% hama tetap hidup.<ref name="Tabashnik"></ref> Tingkat resistensi serangga hama pada insektisida terus meningkat seiiring dengan kemunculan dan pemakaian berbagai jenis insektisida sintetik di tahun-tahun berikutnya.<ref name="Tabashnik"></ref>
 
Penggunaan insektisida sintetik juga dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan.<ref name="Praubhudesai ">{{en}} {{cite web
|url = http://www.wormdigest.org/content/view/447/2/
|title = Environmental Effects of Insecticides/Herbicides
|first =
|last = Praubhudesai
|date =
|month =
|year = 2007
|work =
|publisher = Worm Digest
|accessdate = 06-07-2011
|quote =
|ref =
|separator =
|postscript =
|archive-date = 2007-10-19
|archive-url = https://web.archive.org/web/20071019233611/http://www.wormdigest.org/content/view/447/2/
|dead-url = yes
}}</ref> Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama bertahun-tahun, dapat merusak komposisi mikrob tanah, serta mengganggu ekosistem perairan <ref name="Praubhudesai "/>
 
== Resistensi insektisida ==
Selain itu, insektisida dapat pula membunuh serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida dapat membunuh serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman atau langsung meracuni serangga tersebut). Penelitian akan dampak penggunaan insektisida sintesis untuk tanaman cabai merah besar telah dilakukan di beberpa kota besar, seperti Cianjur, Semarang, dan Surabya. Pengujian residu insektisida ini menggunakan alat KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Hasil pengujian terhadap beberapa golongan pestisida kemuadian dikaji kembali berdasarkan pola konsumsi cabai orang Indonesia dan dihitung BMR (Batas Maksimum Residu) dari pestisida tesebut dan membandingkannya dengan BMR pustaka. Dari hasil pemeriksaan tersebut terdeteksi pestisida golongan organoklorin seperti lindan, aldrin, heptaklor, endosulfon, paration, klorpirifos, dimethoat, profenofos, dan protiofos. Dari golongan karbamat ang terdeteksi adalah karbofuran, sedangkan golongan piretrin tidak terdeteksi. Secara umum hasil perhitungannya lebih kecil dari BMR pustaka.
Resistensi insektisida merupakan suatu kenaikan proporsi individu dalam populasi yang secara genetik memiliki kemampuan untuk tetap hidup meski terpapar satu atau lebih senyawa insektisida.<ref name="Tabashnik">{{en}} {{cite web
Penggunaan yang berlebihan dilakukan karena petani beranggapan semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan semakin bagus hasilnya, selain itu beberapa petani mencampurkan perekat pada insektisidanya agar tidak mudah larut terbawa air hujan. Namun, penggunaan pereka tini mengakibatkan tingginya jumlah residu pestisida pada saat panen dan sangat berbahaya apabila residu itu masih ada pada saat produk dihidangkan di meja makan yang seakan-akan menyuguhkan makanan yang berlapis pestisida. Sebagai contoh Widjanarka dari kelompok relawan anti penyalahgunaan pestisida menuturkan bahwa kubis di daerah Cipanas mengandung pestisida sejenis paration 20-29 ppm, kubis dan sawi di daerah Sukabumi juga mengandung pestisida jenis paration 20-29 ppm, kubis dan sawi di daerah Lembang mengandung pestisida jenis methamidopos 14-41 ppm (WALHI 1987). Berdasarkan hal tersebut dapat kita bayangkan jika kita mengonsumsi makanan yang mengandung residu pestisida tersebut dalam 100 g setiap hari maka dalam setahun kita mengonsumsi bahan aktif pestisida sekitar 5,5-12,75 g setara dengan ¾ liter atau ½ kaleng racun nyamuk yang jika diminum dapat menimbulkan kematian. Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya dan diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida (WALHI 1987).
| url = http://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.html & https://faedahjaya.com/insektisida
Penggunaan insektisida sintetik juga dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama bertahun-tahun (Kusnaedi 2003).
| title = Pesticide Resistance - History and Extent of Insecticide Resistance, Genetics and Biochemistry of Resistance, Delaying Evolution of Resistance
| first = BE
| last = Tabashnik
| date =
| month =
| year = 2011
| work =
| publisher =
| accessdate = 06-07-2011
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
| archive-date = 2010-05-23
| archive-url = https://web.archive.org/web/20100523053757/http://science.jrank.org/pages/48691/Pesticide-Resistance.html
| dead-url = yes
}}</ref> Peningkatan individu ini terutama oleh karena matinya individu-individu yang sensitif insektisida sehingga memberikan peluang bagi individu yang resisten untuk terus berkembangbiak dan meneruskan gen resistensi pada keturunannya.<ref name="Tabashnik"/>
 
Resistensi terhadap insektisida pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1914 oleh AL Melander. Penggunaan kapur sulfur untuk mematikan hama pada anggrek pada satu minggu pertama percobaan.<ref name="Tabashnik"/> Namun ketika dilakukan pengulangan perlakuan insektisida, 90% hama tetap hidup.<ref name="Tabashnik"/> Tingkat resistensi serangga hama pada insektisida terus meningkat seiiring dengan kemunculan dan pemakaian berbagai jenis insektisida sintetik pada tahun-tahun berikutnya.<ref name="Tabashnik"/>
Agrios. 1998. Plant Pathologi. New York: Academic Press.
BPS (Biro Pusat Statistik). 2007. Data produksi sayuran Indonesia. http://www.deptan.go.id/bdexim/. [6 April 2007]
BPS (Biro Pusat Statistik). 2007. Data ekspor-impor sayuran Indonesia. http://www.deptan.go.id/bdexim/. [6 April 2007]
Ditjen BPPHP. 2002. Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia Tahun 2000-2001. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.
Hamijaya MZ dan Asikin A. 2005. Teknologi ”Indiggenous” dalam mengendalikan hama padi di Kalimantan Selatan. Dalam Simposium Nasional, Ketahanan dan Keamanan Pangan pada Era Otonomi dan Globalisasi. Bogor 22 November 2005.
Irliyandi F. 2006. Pembentukan Badan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut (BP-DPL) dengan model Co-Managemant sebagai Alternatif Solusi Pengelolaan Berkelanjutan di Kepulauan Raja Ampat. Lomba Karya Tulis Mahasiswa Lingkungan Hidup. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
 
== Referensi ==
Kalie MB. 1996. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Kamrin MA. 1997. Pesticide Profiles: Toxicity, Environmental, Impact, and Fate. New York: Lewis Publisher.
 
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup). 1987. Teropong Masalah Pestisida (Terompet). Jakarta: WALHI.
Pomeroy, Robert. 2004. Fisheries co-Management A Fact Sheet for Connecticut Fishermen. Connecticut Sea Grant Extension. Department of Agriculture and Resource Economics University of Connecticut.
Prijono D. 1999. Prospek dan strategi pemanfaatan insektisida alami dalam PHT. Di dalam: Nugroho BW, Dadang dan Prijono D, editor. Bahan Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida alami, Bogor 9-13 Agustus 1999. Bogor: pusat Kajian PHT IPB. Halaman 1-7.
Sabari SD, Broto W, Mulyani T, Yuni S, Pratikno S. 2001. Perbaikan teknologi penyadapan dan pengawetan getah pepaya segar untuk produksi papain. Jurnal Hortikultura 11 (3):196-206.
 
==Referensi==
{{reflist}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Kimia]]
[[Kategori:Biologi]]
[[Kategori:Lingkungan]]
 
 
 
[[ar:مبيد حشري]]
[[bg:Инсектицид]]
[[ca:Insecticida]]
[[cs:Insekticid]]
[[da:Insekticid]]
[[de:Insektizid]]
[[et:Insektitsiid]]
[[es:Insecticida]]
[[fr:Insecticide]]
[[ko:살충제]]
[[it:Insetticida]]
[[lt:Insekticidai]]
[[ml:കീടനാശിനി]]
[[nl:Insecticide]]
[[ja:殺虫剤]]
[[no:Insektmiddel]]
[[pl:Insektycydy]]
[[pt:Inseticida]]
[[ru:Инсектициды]]
[[simple:Insecticide]]
[[sk:Insekticíd]]
[[sl:Insekticid]]
[[sr:Инсектициди]]
[[su:Inséktisida]]
[[th:ยาฆ่าแมลง]]
[[fi:Insektisidi]]
[[sv:Insekticid]]
[[ta:பூச்சிக்கொல்லி]]
[[uk:Інсектициди]]
[[za:Ywgajnon]]
[[vi:Thuốc trừ sâu]]
[[zh:殺蟲劑]]